Esau dan Yakub
Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang
yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah
seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau,
sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah
Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya
aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah
sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu
kepadaku hak kesulunganmu." Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati;
apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Kata Yakub: "Bersumpahlah
dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak
kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah
itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau
memandang ringan hak kesulungan itu.
Ishak di negeri orang
Filistin
Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan
kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak
pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN menampakkan
diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di
negeri yang akan Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai orang
asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah
dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati
sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak
keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu
seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat
berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya
kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." Jadi tinggallah
Ishak di Gerar.
Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya,
berkatalah ia: "Dia saudaraku," sebab ia takut mengatakan: "Ia
isteriku," karena pikirnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk
tempat ini karena Ribka, sebab elok parasnya." Setelah beberapa lama ia
ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu
dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka,
isterinya. Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: "Sesungguhnya dia
isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?" Jawab Ishak kepadanya:
"Karena pikirku: Jangan-jangan aku mati karena dia." Tetapi Abimelekh
berkata: "Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah
sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu, sehingga
dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami." Lalu Abimelekh
memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "Siapa yang mengganggu orang
ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati."
Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga
ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu
menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia
mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah,
sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. Segala sumur, yang digali dalam
zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang
Filistin dan ditimbun dengan tanah. Lalu kata Abimelekh kepada Ishak:
"Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih
berkuasa dari pada kami." Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia
di lembah Gerar, dan ia menetap di situ. Kemudian Ishak menggali kembali
sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup
oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu
menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya. Ketika hamba-hamba Ishak
menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual
airnya. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata
mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek,
karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain,
dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia
pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini
mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata:
"Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita
dapat beranak cucu di negeri ini."
Dari situ ia pergi ke Bersyeba. Lalu pada malam itu TUHAN
menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham;
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan
membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu." Sesudah itu
Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya
di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.
Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama
dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. Tetapi kata Ishak
kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci
kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?" Jawab mereka:
"Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami
berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan
baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, bahwa engkau tidak akan berbuat
jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau, dan seperti kami
semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai;
bukankah engkau sekarang yang diberkati TUHAN." Kemudian Ishak mengadakan
perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum. Keesokan harinya pagi-pagi
bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka
meninggalkan dia dengan damai.
Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan
kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya:
"Kami telah mendapat air." Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab
itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.
Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil
Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi
isterinya. Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi
Ribka.
Yakub diberkati Ishak
sebagai anak sulung
Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia
tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata
kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa." Berkatalah
Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. Maka
sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan
burulah bagiku seekor binatang; olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang
kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati
engkau, sebelum aku mati."
Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada
Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk
dibawanya kepada ayahnya, berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya: "Telah
kudengar ayahmu berkata kepada Esau, kakakmu: Bawalah bagiku seekor binatang
buruan dan olahlah bagiku makanan yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku
memberkati engkau di hadapan TUHAN, sebelum aku mati. Maka sekarang, anakku,
dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu. Pergilah ke
tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka
aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang
digemarinya. Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia memberkati
engkau, sebelum ia mati."
Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau,
kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin.
Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau
memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku
dan bukan berkat." Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang
menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil
kambing-kambing itu." Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan
membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak,
seperti yang digemari ayahnya. Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah
kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu
disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. Dan kulit anak kambing itu
dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. Lalu ia
memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub,
anaknya.
Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata:
"Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?" Kata
Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan,
seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging
buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." Lalu Ishak berkata kepada
anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya:
"Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku." Lalu kata
Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,
apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." Maka Yakub mendekati Ishak,
ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara
Yakub; kalau tangan, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena
tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,
tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?"
Jawabnya: "Ya!" Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu
kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati
engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan,
dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak, ayahnya,
kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." Lalu datanglah
Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian
Yakub, diberkatinyalah dia, katanya:
"Sesungguhnya bau anakku
adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu
embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur
berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan
sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan
sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang
memberkati engkau, diberkatilah ia."
Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub
keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. Ia
juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Katanya
kepada ayahnya: "Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu,
agar engkau memberkati aku." Tetapi kata Ishak, ayahnya, kepadanya:
"Siapakah engkau ini?" Sahutnya: "Akulah anakmu, anak sulungmu,
Esau." Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata: "Siapakah
gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah membawanya kepadaku? Aku
telah memakan semuanya, sebelum engkau datang, dan telah memberkati dia; dan
dia akan tetap orang yang diberkati." Sesudah Esau mendengar perkataan
ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya
serta berkata kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas
berkat yang untukmu itu." Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub,
karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan
sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah
bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?" Lalu Ishak menjawab Esau, katanya:
"Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala
saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia
dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya
anakku?" Kata Esau kepada ayahnya: "Hanya berkat yang satu itukah ada
padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan suara keras
menangislah Esau. Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya:
"Sesungguhnya tempat
kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari
langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba
adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh,
maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu."
Yakub lari ke
Mesopotamia
Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah
diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri:
"Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada
waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh." Ketika diberitahukan perkataan
Esau, anak sulungnya itu kepada Ribka, maka disuruhnyalah memanggil Yakub, anak
bungsunya, lalu berkata kepadanya: "Esau, kakakmu, bermaksud membalas
dendam membunuh engkau. Jadi sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku,
bersiaplah engkau dan larilah kepada Laban, saudaraku, ke Haran, dan tinggallah
padanya beberapa waktu lamanya, sampai kegeraman dan kemarahan kakakmu itu
surut dari padamu, dan ia lupa apa yang telah engkau perbuat kepadanya;
kemudian aku akan menyuruh orang menjemput engkau dari situ. Mengapa aku akan
kehilangan kamu berdua pada satu hari juga?"
Kemudian Ribka berkata kepada Ishak: "Aku telah jemu
hidup karena perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang
isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya
aku hidup lagi?"
Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta
memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan
Kanaan. Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan
ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu.
Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu
dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan
bangsa-bangsa. Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu
serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami
sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."
Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berangkatlah Yakub ke Padan-Aram, kepada
Laban anak Betuel, orang Aram itu, saudara Ribka ibu Yakub dan Esau.
___
Jangan lupa Saat Teduh: 7 Januari - Ketidakberdayaan Hukum Taurat
___
Jangan lupa Saat Teduh: 7 Januari - Ketidakberdayaan Hukum Taurat
No comments:
Post a Comment