Saudara-saudara Yusuf
pergi ke Mesir
Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir,
berkatalah ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan
saja?" Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir;
pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup
dan jangan mati." Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli
gandum di Mesir. Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia
ditimpa kecelakaan nanti." Jadi di antara orang yang datang membeli gandum
terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.
Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu;
dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika
saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan
mukanya sampai ke tanah. Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah
mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada
mereka; ia menegor mereka dengan membentak, katanya: "Dari mana
kamu?" Jawab mereka: "Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan
makanan." Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak
dikenal mereka. Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka.
Berkatalah ia kepada mereka: "Kamu ini pengintai, kamu datang untuk
melihat-lihat di mana negeri ini tidak dijaga." Tetapi jawab mereka:
"Tidak tuanku! Hanyalah untuk membeli bahan makanan hamba-hambamu ini
datang. Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur;
hamba-hambamu ini bukanlah pengintai." Tetapi ia berkata kepada mereka:
"Tidak! Kamu datang untuk melihat-lihat di mana negeri ini tidak
dijaga." Lalu jawab mereka: "Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami
bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang
ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi." Lalu kata Yusuf
kepada mereka: "Sudahlah! Seperti telah kukatakan kepadamu tadi: kamu ini
pengintai. Dalam hal ini juga kamu harus diuji: demi hidup Firaun, kamu tidak
akan pergi dari sini, jika saudaramu yang bungsu itu tidak datang ke mari.
Suruhlah seorang dari padamu untuk menjemput adikmu itu, tetapi kamu ini harus
tinggal terkurung di sini. Dengan demikian perkataanmu dapat diuji, apakah
benar, dan jika tidak, demi hidup Firaun, sungguh-sungguhlah kamu ini
pengintai." Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga
hari lamanya.
Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka:
"Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. Jika
kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung
dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar
seisi rumahmu. Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku,
supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati." Demikianlah
diperbuat mereka. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Betul-betullah
kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat
bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi
kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa
kita." Lalu Ruben menjawab mereka: "Bukankah dahulu kukatakan
kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan
perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita." Tetapi mereka
tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai seorang
juru bahasa. Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian
ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan mereka; ia mengambil Simeon
dari antara mereka; lalu disuruh belenggu di depan mata mereka. Sesudah itu
Yusuf memerintahkan, bahwa tempat gandum mereka akan diisi dengan gandum dan
bahwa uang mereka masing-masing akan dikembalikan ke dalam karungnya, serta
bekal mereka di jalan akan diberikan kepada mereka. Demikianlah dilakukan orang
kepada mereka itu.
Sesudah itu merekapun memuat gandum itu ke atas keledai
mereka, lalu berangkat dari situ. Ketika seorang membuka karungnya untuk
memberi makan keledainya di tempat bermalam, dilihatnyalah uangnya ada di dalam
mulut karungnya. Katanya kepada saudara-saudaranya: "Uangku dikembalikan;
lihat, ada dalam karungku!" Lalu hati mereka menjadi tawar dan mereka
berpandang-pandangan dengan gemetar serta berkata: "Apakah juga yang
diperbuat Allah terhadap kita!"
Ketika mereka sampai kepada Yakub, ayah mereka, di tanah
Kanaan, mereka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya, katanya:
"Orang itu, yakni yang menjadi tuan atas negeri itu, telah menegor kami
dengan membentak dan memperlakukan kami sebagai pengintai negeri itu. Tetapi
kata kami kepadanya: Kami orang jujur, kami bukan pengintai. Kami dua belas
orang bersaudara, anak-anak ayah kami; seorang sudah tidak ada lagi, dan yang
bungsu ada sekarang pada ayah kami, di tanah Kanaan. Lalu kata orang itu, yakni
yang menjadi tuan atas negeri itu, kepada kami: Dari hal ini aku akan tahu,
apakah kamu orang jujur: dari kamu bersaudara haruslah kamu tinggalkan seorang
padaku; kemudian bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu dan
pergilah; lalu bawalah kepadaku saudaramu yang bungsu itu, maka aku akan tahu,
bahwa kamu bukan pengintai, tetapi orang jujur; dan aku akan mengembalikan
saudaramu itu kepadamu, dan bolehlah kamu menjalani negeri ini dengan
bebas."
Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada
pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta ayah
mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka. Dan Yakub, ayah
mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf
tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu
bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" Lalu berkatalah
Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia
tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa
kembali kepadamu." Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke
sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang
tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka
tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati
karena dukacita."
Saudara-saudara Yusuf
pergi ke Mesir untuk kedua kalinya
Tetapi hebat sekali kelaparan di negeri itu. Dan setelah
gandum yang dibawa mereka dari Mesir habis dimakan, berkatalah ayah mereka:
"Pergilah pula membeli sedikit bahan makanan untuk kita." Lalu Yehuda
menjawabnya: "Orang itu telah memperingatkan kami dengan sungguh-sungguh:
Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu tidak ada bersama-sama dengan
kamu. Jika engkau mau membiarkan adik kami pergi bersama-sama dengan kami, maka
kami mau pergi ke sana dan membeli bahan makanan bagimu. Tetapi jika engkau
tidak mau membiarkan dia pergi, maka kami tidak akan pergi ke sana, sebab orang
itu telah berkata kepada kami: Kamu tidak boleh melihat mukaku, jika adikmu itu
tidak ada bersama-sama dengan kamu." Lalu berkatalah Israel: "Mengapa
kamu mendatangkan malapetaka kepadaku dengan memberitahukan kepada orang itu,
bahwa masih ada adikmu seorang?" Jawab mereka: "Orang itu telah
menanyai kami dengan seksama tentang kami sendiri dan tentang sanak saudara
kita: Masih hidupkah ayahmu? Adakah adikmu lagi? Dan kami telah memberitahukan
semuanya kepadanya seperti yang sebenarnya. Bagaimana kami dapat menduga bahwa
ia akan berkata: Bawalah ke mari adikmu itu." Lalu berkatalah Yehuda
kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan
aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati,
baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. Akulah yang menanggung dia; engkau
boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan
menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk
selama-lamanya. Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang
sudah dua kali pulang." Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya:
"Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri
ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan:
sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah
badam. Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan
ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu
suatu kekhilafan. Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula
kepada orang itu. Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas
kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin
kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah
juga kehilangan!"
Lalu orang-orang itu mengambil persembahan itu dan mengambil
uang dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi
ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf. Ketika Yusuf melihat
Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya:
"Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan
siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada
tengah hari ini." Orang itu melakukan seperti yang dikatakan Yusuf dan
dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf. Lalu ketakutanlah
orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka:
"Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang
dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan
ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil."
Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan
pintu rumah: "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli
bahan makanan, tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung
kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di
dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali. Uang lain kami
bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang
menaruh uang kami itu ke dalam karung kami." Tetapi jawabnya: "Tenang
sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta
terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian
dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka.
Setelah orang itu membawa mereka ke dalam rumah Yusuf,
diberikannyalah air, supaya mereka membasuh kaki; juga keledai mereka diberinya
makan. Sesudah itu mereka menyiapkan persembahannya menantikan Yusuf datang
pada waktu tengah hari, sebab mereka telah mendengar, bahwa mereka akan makan
di situ. Ketika Yusuf telah pulang, mereka membawa persembahan yang ada pada
mereka itu kepada Yusuf di dalam rumah, lalu sujud kepadanya sampai ke tanah.
Sesudah itu ia bertanya kepada mereka apakah mereka selamat; lagi katanya:
"Apakah ayahmu yang tua yang kamu sebutkan itu selamat? Masih hidupkah
ia?" Jawab mereka: "Hambamu, ayah kami, ada selamat; ia masih
hidup." Sesudah itu berlututlah mereka dan sujud. Ketika Yusuf memandang
kepada mereka, dilihatnyalah Benyamin, adiknya, yang seibu dengan dia, lalu
katanya: "Inikah adikmu yang bungsu itu, yang telah kamu sebut-sebut
kepadaku?" Lagi katanya: "Allah kiranya memberikan kasih karunia
kepadamu, anakku!" Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya
sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis;
ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. Sesudah itu dibasuhnyalah
mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata:
"Hidangkanlah makanan." Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf
tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang
bersama-sama makan dengan mereka itu tersendiri; sebab orang Mesir tidak boleh
makan bersama-sama dengan orang Ibrani, karena hal itu suatu kekejian bagi
orang Mesir. Saudara-saudaranya itu duduk di depan Yusuf, dari yang sulung
sampai yang bungsu, sehingga mereka berpandang-pandangan dengan heran. Lalu
disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin
adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah
mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.
Piala Yusuf hilang
dan didapati
Sesudah itu diperintahkannyalah kepada kepala rumahnya:
"Isilah karung orang-orang itu dengan gandum, seberapa yang dapat dibawa
mereka, dan letakkanlah uang masing-masing di dalam mulut karungnya. Dan
pialaku, piala perak itu, taruhlah di dalam mulut karung anak yang bungsu serta
uang pembayar gandumnya juga." Maka diperbuatnyalah seperti yang dikatakan
Yusuf. Ketika paginya hari terang tanah, orang melepas mereka beserta keledai
mereka. Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya,
berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang
itu, dan apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa
kamu membalas yang baik dengan yang jahat? Bukankah ini piala yang dipakai
tuanku untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat
dengan melakukan yang demikian."
Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka
perkataan Yusuf itu. Jawab mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan
perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat
begitu! Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami
bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak
dari rumah tuanmu? Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu,
biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku." Sesudah itu
berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala
itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas
dari salah." Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke
tanah dan masing-masing membuka karungnya. Dan kepala rumah itu memeriksanya
dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka
kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. Lalu mereka mengoyakkan jubahnya
dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota.
Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah
Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.
Berkatalah Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini?
Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat
menelaah?" Sesudah itu berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami
katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan
membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini.
Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa
kedapatan piala itu." Tetapi jawabnya: "Jauhlah dari padaku untuk
berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi
budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu."
Yehuda membela
Benyamin
Lalu tampillah Yehuda mendekatinya dan berkata: "Mohon
bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada
tuanku dan janganlah kiranya bangkit amarahmu terhadap hambamu ini, sebab
tuanku adalah seperti Firaun sendiri. Tuanku telah bertanya kepada
hamba-hambanya ini: Masih adakah ayah atau saudara kamu? Dan kami menjawab
tuanku: Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda,
yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang
tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia. Lalu
tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya
mataku memandang dia. Tetapi jawab kami kepada tuanku: Anak itu tidak dapat
meninggalkan ayahnya, sebab jika ia meninggalkan ayahnya, tentulah ayah ini
mati. Kemudian tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Jika adikmu yang bungsu
itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat
mukaku lagi. Setelah kami kembali kepada hambamu, ayahku, maka kami
memberitahukan kepadanya perkataan tuanku itu. Kemudian ayah kami berkata:
Kembalilah kamu membeli sedikit bahan makanan bagi kita. Tetapi jawab kami:
Kami tidak dapat pergi ke sana. Jika adik kami yang bungsu bersama-sama dengan
kami, barulah kami akan pergi ke sana, sebab kami tidak boleh melihat muka
orang itu, apabila adik kami yang bungsu tidak bersama-sama dengan kami.
Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku
telah melahirkan dua orang anak bagiku; yang seorang telah pergi dari padaku,
dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buas, dan sampai
sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula dari
padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang
ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka. Maka sekarang,
apabila aku datang kepada hambamu, ayahku, dan tidak ada bersama-sama dengan
kami anak itu, padahal ayahku tidak dapat hidup tanpa dia, tentulah akan
terjadi, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati, dan
hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke
dunia orang mati karena dukacita. Tetapi hambamu ini telah menanggung anak itu
terhadap ayahku dengan perkataan: Jika aku tidak membawanya kembali kepada
bapa, maka akulah yang berdosa kepada bapa untuk selama-lamanya. Oleh sebab
itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu,
dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Sebab
masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan
aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa
ayahku."
Yusuf memperkenalkan
dirinya kepada saudara-saudaranya
Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan
semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar
semua orang dari sini." Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ
bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir
dan kepada seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya:
"Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak
dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Lalu kata
Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka
mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual
ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali
diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah
Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam
negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan
keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar
dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi
Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas
seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Segeralah kamu
kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu:
Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah
mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. Engkau akan tinggal di tanah Gosyen
dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu
sapimu dan segala milikmu. Di sanalah aku memelihara engkau--sebab kelaparan
ini masih ada lima tahun lagi--supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi
rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau. Dan kamu telah melihat
dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri
mengatakannya kepadamu. Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di
negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa
bapa ke mari." Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan
menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. Yusuf mencium
semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka.
Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
No comments:
Post a Comment