14 Januari – Kejadian 37:1-38:30; 1 Tawarikh 2:3-6; 1 Tawarikh
2:8; Kejadian 39:1-23
Kejadian 37:1-38:30
Yusuf dan
saudara-saudaranya
Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni
di tanah Kanaan. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh
belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama
dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan
Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah
anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha
indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih
mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan
tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu
diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi
kepadanya. Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang
kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum,
lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." Lalu
saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja
atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah
mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya
kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari,
bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku." Setelah hal ini
diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh
ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta
saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?" Maka iri
hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam
hatinya.
Yusuf dijual ke tanah
Mesir
Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan
kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf:
"Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem?
Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."
Kata Israel kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan
saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu
kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusufpun
sampailah ke Sikhem. Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang,
bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah
yang kaucari?" Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah
katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?" Lalu kata
orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka
berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul
saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.
Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum
ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk
membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi
kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam
salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah
menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab
itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!" Lagi kata Ruben kepada
mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang
ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya
hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada
ayahnya.
Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, merekapun
menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Dan mereka
membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.
Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka,
kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan
untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya
mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada
saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita
itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini,
tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita."
Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu. Ketika ada
saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu,
kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak.
Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir. Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata
Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya, dan kembalilah
ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke
manakah aku ini?"
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih
seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya. Jubah maha indah
itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami
dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau
tidak?" Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah
anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya
dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu. Sekalian anaknya
laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak
dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun
mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf
ditangisi oleh ayahnya. Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir,
kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.
Yehuda dan Tamar
Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan
menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira. Di situ Yehuda melihat anak
perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan
perempuan itu dan menghampirinya. Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan
seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er. Sesudah itu perempuan itu
mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu
Onan. Kemudian perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki sekali lagi, dan
menamai anak itu Syela. Yehuda sedang berada di Kezib, ketika anak itu
dilahirkan.
Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya,
seorang isteri, yang bernama Tamar. Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah
jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia. Lalu berkatalah Yehuda kepada
Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti
kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu." Tetapi Onan tahu, bahwa
bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri
isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi
keturunan kepada kakaknya. Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata
TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga. Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar,
menantunya itu: "Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku
Syela itu besar," sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia mati seperti
kedua kakaknya itu." Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya.
Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda.
Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting
bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. Ketika
dikabarkan kepada Tamar: "Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk
menggunting bulu domba-dombanya," maka ditanggalkannyalah pakaian
kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk
ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi
besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya.
Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena
ia menutupi mukanya. Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di
pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri
engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya
perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau
menghampiri aku?" Jawabnya: "Aku akan mengirimkan kepadamu seekor
anak kambing dari kambing dombaku." Kata perempuan itu: "Asal engkau
memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku."
Tanyanya: "Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?" Jawab perempuan
itu: "Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu
itu." Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya.
Perempuan itu mengandung dari padanya. Bangunlah perempuan itu, lalu pergi,
ditanggalkannya telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya.
Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan
perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya
dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi. Ia bertanya-tanya
di tempat tinggal perempuan itu: "Di manakah perempuan jalang, yang duduk
tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?" Jawab mereka: "Tidak ada di
sini perempuan jalang." Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata:
"Tidak ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak
ada perempuan jalang di sini." Lalu berkatalah Yehuda: "Biarlah
barang-barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang;
sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai
perempuan itu."
Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda:
"Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya
itu." Lalu kata Yehuda: "Bawalah perempuan itu, supaya dibakar."
Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan:
"Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung."
Juga dikatakannya: "Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta
kalung dan tongkat ini?" Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata:
"Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak
memberikan dia kepada Syela, anakku." Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan
perempuan itu.
Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak
kembar dalam kandungannya. Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu
mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang
kirmizi serta berkata: "Inilah yang lebih dahulu keluar." Ketika anak
itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu
berkata: "Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar," maka anak itu
dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah
berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.
1 Tawarikh 2:3-8
Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan dan Syela, tiga orang, yang
lahir bagi dia dari anak perempuan Syua perempuan Kanaan itu. Tetapi Er, anak
sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka Ia membunuhnya. Tamar,
menantu perempuan Yehuda, melahirkan baginya Peres dan Zerah. Semuanya
anak-anak Yehuda ada lima orang. Anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul.
Anak-anak Zerah ialah Zimri, Etan, Heman, Kalkol dan Dara. Semuanya lima orang.
Keturunan Karmi ialah Ahar, yang mencelakakan orang Israel karena ia tidak taat
dalam hal barang-barang yang dikhususkan itu. Keturunan Etan ialah Azarya.
Kejadian 39:1-23
Yusuf di rumah
Potifar
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang
Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan
orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf,
sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka
tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya,
bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang
dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia;
kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya
pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala
miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf,
sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang
di ladang. Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan
bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya
sendiri.
Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. Selang
beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya:
"Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada
isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa
yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang
tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.
Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa
terhadap Allah?" Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf,
Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh
dengan dia.
Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk
melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di
rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah
tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan
itu dan lari ke luar. Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan
bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar, dipanggilnyalah seisi rumah
itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani,
supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur
dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras. Dan ketika
didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya
padaku, lalu ia lari ke luar." Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya,
sampai tuan rumah pulang. Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu
kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu
datang kepadaku untuk mempermainkan aku. Tetapi ketika aku berteriak
sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."
Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya:
begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat
tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu
kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan
segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan
kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf,
karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
No comments:
Post a Comment