10 Januari - Kejadian 28:6-30:24
Esau mengambil
Mahalat menjadi isterinya
Ketika Esau melihat, bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan
melepasnya ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ--pada waktu ia
memberkatinya ia telah memesankan kepada Yakub: "Janganlah ambil isteri
dari antara perempuan Kanaan" -- dan bahwa Yakub mendengarkan perkataan
ayah dan ibunya, dan pergi ke Padan-Aram, maka Esaupun menyadari, bahwa
perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi
kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua
isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik
Nebayot.
Mimpi Yakub di Betel
Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia
sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam.
Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai
alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. Maka bermimpilah ia, di
bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah
malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah TUHAN di
sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah
Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu. Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau
akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta
keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Sesungguhnya Aku
menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan
Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan
meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan
kepadamu."
Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia:
"Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari
rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." Keesokan harinya pagi-pagi Yakub
mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi
tugu dan menuang minyak ke atasnya. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama
kota itu Lus.
Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan
akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk
dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah
ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu
ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku
akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Yakub di rumah Laban
Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri
Bani Timur. Ketika ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah sumur di
padang, dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari
sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba itu. Adapun batu
penutup sumur itu besar; dan apabila segala kumpulan kambing domba itu digiring
berkumpul ke sana, maka gembala-gembala menggulingkan batu itu dari mulut
sumur, lalu kambing domba itu diberi minum; kemudian dikembalikanlah batu itu
lagi ke mulut sumur itu. Bertanyalah Yakub kepada mereka:
"Saudara-saudara, dari manakah kamu ini?" Jawab mereka: "Kami
ini dari Haran." Lagi katanya kepada mereka: "Kenalkah kamu Laban,
cucu Nahor?" Jawab mereka: "Kami kenal." Selanjutnya katanya
kepada mereka: "Selamatkah ia?" Jawab mereka: "Selamat! Tetapi
lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dombanya." Lalu
kata Yakub: "Hari masih siang, belum waktunya untuk mengumpulkan ternak;
berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergilah menggembalakannya lagi."
Tetapi jawab mereka: "Kami tidak dapat melakukan itu selama segala
kumpulan binatang itu belum berkumpul; barulah batu itu digulingkan dari mulut
sumur dan kami memberi minum kambing domba kami."
Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan
kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. Ketika Yakub
melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang
mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum
kambing domba itu. Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara
keras. Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel,
dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya. Segera
sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia
menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke
rumahnya. Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban. Kata Laban
kepadanya: "Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku." Maka
tinggallah Yakub padanya genap sebulan lamanya.
Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: "Masakan karena
engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma?
Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu." Laban mempunyai dua
anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel.
Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.
Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu
tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu."
Sahut Laban: "Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang
lain; maka tinggallah padaku." Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya
untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa
hari saja, karena cintanya kepada Rahel.
Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: "Berikanlah
kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan
kawin dengan dia." Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan
perjamuan. Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya
kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia. Lagipula Laban memberikan Zilpa,
budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya. Tetapi pada
waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban:
"Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel
aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?" Jawab Laban: "Tidak
biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih
dahulu dari pada kakaknya. Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan
anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah,
asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi." Maka Yakub berbuat
demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban
memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.
Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada
Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya. Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia
lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada
Laban tujuh tahun lagi.
Anak-anak Yakub
Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai,
dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul. Lea mengandung, lalu
melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya:
"Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah
aku akan dicintai oleh suamiku." Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan
seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah
mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini
kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon. Mengandung pulalah ia, lalu
melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku
akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki
baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. Mengandung pulalah ia,
lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku
akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda.
Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi
Yakub, cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub:
"Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati." Maka
bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti
Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?" Kata Rahel: "Ini
Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di
pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan." Maka
diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub
menghampiri budak itu. Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki
bagi Yakub. Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku,
juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak
laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan. Mengandung pulalah
Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi
Yakub. Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku,
dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali. Ketika dilihat Lea,
bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya perempuan, dan
diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya. Dan Zilpa, budak perempuan Lea,
melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub. Berkatalah Lea: "Mujur telah
datang." Maka ia menamai anak itu Gad. Dan Zilpa, budak perempuan Lea,
melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub. Berkatalah Lea: "Aku ini
berbahagia! Tentulah perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia."
Maka ia menamai anak itu Asyer.
Ketika Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan,
didapatinyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata
Rahel kepada Lea: "Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh
anakmu itu." Jawab Lea kepadanya: "Apakah belum cukup bagimu
mengambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?"
Kata Rahel: "Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini sebagai
ganti buah dudaim anakmu itu." Ketika Yakub pada waktu petang datang dari
padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata: "Engkau harus singgah
kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa dengan buah dudaim
anakku." Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada malam itu. Lalu Allah
mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang
kelima bagi Yakub. Lalu kata Lea: "Allah telah memberi upahku, karena aku
telah memberi budakku perempuan kepada suamiku." Maka ia menamai anak itu
Isakhar. Kemudian Lea mengandung pula dan melahirkan anak laki-laki yang keenam
bagi Yakub. Berkatalah Lea: "Allah telah memberikan hadiah yang indah
kepadaku; sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, karena aku
telah melahirkan enam orang anak laki-laki baginya." Maka ia menamai anak
itu Zebulon. Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan menamai anak
itu Dina.
Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan
permohonannya serta membuka kandungannya. Maka mengandunglah Rahel dan
melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah
menghapuskan aibku." Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata:
"Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."
No comments:
Post a Comment