1 Maret – Bilangan 6:1-27, 10:1-36
Hukum mengenai kenaziran
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada orang
Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila seseorang, laki-laki atau
perempuan, mengucapkan nazar khusus, yakni nazar orang nazir, untuk
mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari
anggur dan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka
minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari
buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang
kering. Selama waktu kenazirannya janganlah ia makan sesuatu apapun yang
berasal dari pohon anggur, dari bijinya sampai kepada pucuk rantingnya. Selama
waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya;
sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah ia tetap
kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang. Selama waktunya ia mengkhususkan
dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang; bahkan apabila mati
ayahnya ataupun ibunya, saudaranya laki-laki ataupun saudaranya perempuan,
janganlah ia menajiskan dirinya kepada mereka, sebab tanda kenaziran bagi
Allahnya ada di atas kepalanya.
Selama waktu kenazirannya ia kudus bagi TUHAN. Tetapi
apabila seseorang mati di dekatnya dengan sangat tiba-tiba, sehingga ia
menajiskan rambut kenazirannya, maka haruslah ia mencukur rambutnya pada hari
pentahirannya, yaitu pada hari yang ketujuh haruslah ia mencukurnya. Pada hari
yang kedelapan haruslah ia membawa dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak
burung merpati kepada imam, ke pintu Kemah Pertemuan. Maka haruslah imam
mengolah yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang lain menjadi korban
bakaran, dan mengadakan pendamaian bagi dia, oleh karena dia telah berdosa
dengan berada dekat mayat. Pada hari itu juga ia harus menguduskan kepalanya
dan mengkhususkan waktu kenazirannya bagi TUHAN. Ia harus membawa seekor domba
jantan berumur setahun menjadi korban penebus salah. Hari-hari yang sudah lewat
dianggap batal, karena rambut kenazirannya telah menjadi najis.
Dan inilah hukum tentang seorang nazir. Apabila waktu
kenazirannya genap, ia harus dibawa ke pintu Kemah Pertemuan, dan ia harus
mempersembahkan sebagai persembahannya kepada TUHAN seekor domba jantan berumur
setahun yang tidak bercela untuk korban bakaran dan seekor domba betina berumur
setahun yang tidak bercela untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan
yang tidak bercela untuk korban keselamatan, juga sebakul roti yang tidak
beragi, yakni roti bundar dari tepung yang terbaik, yang diolah dengan minyak,
dan roti tipis yang tidak beragi diolesi dengan minyak, serta dengan korban
sajian dan korban-korban curahannya. Lalu haruslah imam membawa semuanya itu ke
hadapan TUHAN dan mengolah korban penghapus dosa dan korban bakarannya; domba
jantan itu haruslah diolahnya sebagai korban keselamatan bagi TUHAN, beserta
sebakul roti yang tidak beragi itu; juga haruslah imam mengolah korban sajian
dan korban curahannya. Maka haruslah orang nazir itu mencukur rambut
kenazirannya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu mengambil rambut kenazirannya
itu dan melemparkannya ke dalam api yang di bawah korban keselamatan. Imam
haruslah mengambil paha depan domba jantan itu, sesudah dimasak, dan satu roti
bundar yang tidak beragi dari dalam bakul, dengan satu roti tipis yang tidak
beragi, lalu meletakkannya ke atas telapak tangan orang nazir itu, setelah
orang ini mencukur rambut kenazirannya; kemudian haruslah imam mengunjukkan
semuanya itu ke hadapan TUHAN sebagai persembahan unjukan; semuanya itu menjadi
bagian kudus bagi imam, beserta dada persembahan unjukan dan beserta paha
persembahan khusus. Sesudah itu barulah boleh orang nazir itu minum
anggur."
Itulah hukum tentang orang nazir yang menazarkan
persembahannya kepada TUHAN berdasarkan kenazirannya, belum dihitung apa yang
ia mampu mempersembahkan di samping itu. Sesuai dengan bunyi nazar yang
diikrarkannya, demikianlah harus dilakukannya berdasarkan hukum tentang
kenazirannya.
Ucapan berkat imam
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun
dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah
kepada mereka: TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari
engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka
meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Bilangan 10:1-36
Semboyan nafiri
TUHAN berfirman kepada Musa: "Buatlah dua nafiri dari
perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk
memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat. Apabila
kedua nafiri itu ditiup, segenap umat itu harus berkumpul kepadamu di depan
pintu Kemah Pertemuan. Jikalau hanya satu saja ditiup, maka para pemimpin, para
kepala pasukan Israel harus berkumpul kepadamu. Apabila kamu meniup tanda
semboyan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah timur;
apabila kamu meniup tanda semboyan kedua kalinya, maka haruslah berangkat
laskar-laskar yang berkemah di sebelah selatan. Jadi tanda semboyan harus
ditiup untuk menyuruh mereka berangkat; tetapi untuk menyuruh jemaah itu
berkumpul kamu harus meniup saja tanpa memberi tanda semboyan. Nafiri-nafiri
itu harus ditiup oleh anak-anak imam Harun; itulah yang harus menjadi ketetapan
untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dan apabila kamu maju berperang di
negerimu melawan musuh yang menyesakkan kamu, kamu harus memberi tanda semboyan
dengan nafiri, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan
dari pada musuhmu. Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada
perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu
pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban
keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN,
Allahmu."
Berangkat dari gunung
Sinai
Pada tahun yang kedua, pada bulan yang kedua, pada tanggal
dua puluh bulan itu, naiklah awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum Allah.
Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan
keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran. Itulah
pertama kali mereka berangkat menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa. Terdahulu
berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehuda menurut pasukan
mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Nahason bin Aminadab; yang mengepalai
laskar suku bani Isakhar ialah Netaneel bin Zuar; yang mengepalai laskar suku
bani Zebulon ialah Eliab bin Helon. Sesudah itu Kemah Suci dibongkar, dan
berangkatlah bani Gerson dan bani Merari yang mengangkat Kemah Suci itu.
Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji Ruben menurut pasukan
mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elizur bin Syedeur; yang mengepalai
laskar suku bani Simeon ialah Selumiel bin Zurisyadai; yang mengepalai laskar
suku bani Gad ialah Elyasaf bin Rehuel. Sesudah itu berangkatlah orang Kehat,
yang mengangkat barang-barang tempat kudus; Kemah Suci sudah dipasang sebelum
mereka datang. Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani
Efraim menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elisama bin
Amihud; yang mengepalai laskar suku bani Manasye ialah Gamaliel bin Pedazur;
yang mengepalai laskar suku bani Benyamin ialah Abidan bin Gideoni. Sebagai
barisan penutup semua laskar itu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji
bani Dan menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Ahiezer bin
Amisyadai; yang mengepalai laskar suku bani Asyer ialah Pagiel bin Okhran; yang
mengepalai laskar suku bani Naftali ialah Ahira bin Enan. Itulah aturan
keberangkatan orang Israel menurut pasukan mereka, ketika mereka berangkat.
Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian,
mertua Musa: "Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia
berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu. Sebab itu ikutlah bersama-sama
dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah
menjanjikan yang baik tentang Israel." Tetapi jawabnya kepada Musa:
"Aku tidak ikut, melainkan aku hendak pergi ke negeriku dan kepada sanak
saudaraku." Kata Musa: "Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab
engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat
menjadi penunjuk jalan bagi kami. Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami,
maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga
kepadamu." Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga
hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan
mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat
perhentian bagi mereka. Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari,
apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan.
Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah,
TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan
diri dari hadapan-Mu." Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia:
"Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini."
___
Ayo Saat Teduh: 1 Maret - Yesus dan Roh Kudus (1)
No comments:
Post a Comment