27 Agustus - Ratapan
2:1-4:22
Murka Allah terhadap Sion
Ah, betapa Tuhan
menyelubungi puteri Sion dengan awan dalam murka-Nya! Keagungan Israel
dilemparkan-Nya dari langit ke bumi. Tak diingat-Nya akan tumpuan kaki-Nya
tatkala Ia murka.
Tanpa belas
kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam
amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan
mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.
Dalam murka yang
menyala-nyala Ia mematahkan segala tanduk Israel, menarik kembali tangan
kanan-Nya pada waktu si seteru mendekat, membakar Yakub laksana api yang
menyala-nyala, yang menjilat ke sekeliling.
Ia membidikkan
panah-Nya seperti seorang seteru dengan mengacungkan tangan kanan-Nya seperti
seorang lawan; membunuh segala yang menyenangkan mata dalam kemah puteri Sion,
memuntahkan geram-Nya seperti api.
Tuhan menjadi
seperti seorang seteru; Ia menghancurkan Israel, meremukkan segala purinya,
mempuingkan benteng-bentengnya, memperbanyak susah dan kesah pada puteri
Yehuda.
Ia melanda
kemah-Nya seperti kebun, menghancurkan tempat pertemuan-Nya. Di Sion TUHAN
menjadikan orang lupa akan perayaan dan sabat, dan menolak dalam kegeraman
murka-Nya raja dan imam.
Tuhan membuang
mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudus-Nya, menyerahkan ke dalam tangan seteru
tembok puri-purinya. Teriakan ramai mereka dalam Bait Allah seperti keramaian
pada hari perayaan jemaah.
TUHAN telah
memutuskan untuk mempuingkan tembok puteri Sion. Ia mengukur semuanya dengan
tali pengukur, Ia tak menahan tangan-Nya untuk menghancurkannya. Ia menjadikan
berkabung tembok luar dan tembok dalam, mereka merana semua.
Terbenam
gapura-gapuranya di dalam tanah; TUHAN menghancurkan dan meluluhkan
palang-palang pintunya. Rajanya dan pemimpin-pemimpinnya berada di antara
bangsa-bangsa asing. Tak ada petunjuk dari TUHAN, bahkan nabi-nabi tidak
menerima lagi wahyu dari pada-Nya.
Duduklah tertegun
di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan
mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah.
Mataku kusam
dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan
puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan
kota.
Kepada ibunya
mereka bertanya: "Mana roti dan anggur?", sedang mereka jatuh pingsan
seperti orang yang gugur di lapangan-lapangan kota, ketika menghembuskan nafas
di pangkuan ibunya.
Apa yang dapat
kunyatakan kepadamu, dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri
Yerusalem? Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara,
puteri Sion? Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu; siapa yang akan memulihkan
engkau?
Nabi-nabimu
melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa. Mereka tidak menyatakan
kesalahanmu, guna memulihkan engkau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu
ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan.
Sekalian orang
yang lewat bertepuk tangan karena engkau. Mereka bersuit-suit dan menggelengkan
kepalanya mengenai puteri Yerusalem: "Inikah kota yang disebut orang kota
yang paling indah, kesukaan dunia semesta?"
Terhadap engkau
semua seterumu mengangakan mulutnya. Mereka bersuit-suit dan menggertakkan
gigi: "Kami telah memusnahkannya!", kata mereka, "Nah, inilah
harinya yang kami nanti-nantikan, kami mengalaminya, kami melihatnya!"
TUHAN telah
menjalankan yang dirancangkan-Nya, Ia melaksanakan yang difirmankan-Nya, yang
diperintahkan-Nya dahulu kala; Ia merusak tanpa belas kasihan, Ia menjadikan si
seteru senang atas kamu, Ia meninggikan tanduk lawan-lawanmu.
Berteriaklah
kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan
sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu
tenang!
Bangunlah,
mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah
isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi
hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!
Lihatlah, TUHAN,
dan tiliklah, kepada siapakah Engkau telah berbuat ini? Apakah perempuan harus
makan anak kandungnya, anak-anak yang masih dibuai? Apakah dalam tempat kudus
Tuhan harus dibunuh imam dan nabi?
Terbaring di debu
jalan pemuda dan orang tua; dara-daraku dan teruna-terunaku gugur oleh pedang;
Engkau membunuh mereka tatkala Engkau murka, tanpa belas kasihan Engkau
menyembelih mereka!
Seolah-olah pada
hari perayaan Engkau mengundang semua yang kutakuti dari sekeliling. Tatkala
TUHAN murka tak ada seorang yang luput atau selamat. Mereka yang kubuai dan
kubesarkan dibinasakan seteruku.
Penghiburan dalam
penderitaan
Akulah orang yang
melihat sengsara
disebabkan cambuk murka-Nya.
disebabkan cambuk murka-Nya.
Ia menghalau dan
membawa aku
ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.
ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.
Sesungguhnya, aku
dipukul-Nya berulang-ulang
dengan tangan-Nya sepanjang hari.
dengan tangan-Nya sepanjang hari.
Ia menyusutkan
dagingku dan kulitku,
tulang-tulangku dipatahkan-Nya.
tulang-tulangku dipatahkan-Nya.
Ia mendirikan
tembok sekelilingku,
mengelilingi aku dengan kesedihan dan kesusahan.
mengelilingi aku dengan kesedihan dan kesusahan.
Ia menempatkan
aku di dalam gelap
seperti orang yang sudah lama mati.
seperti orang yang sudah lama mati.
Ia menutup segala
jalan ke luar bagiku,
Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.
Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.
Walaupun aku
memanggil-manggil dan berteriak minta tolong,
tak didengarkan-Nya doaku.
tak didengarkan-Nya doaku.
Ia merintangi
jalan-jalanku dengan batu pahat,
dan menjadikannya tidak terlalui.
dan menjadikannya tidak terlalui.
Laksana beruang
Ia menghadang aku,
laksana singa dalam tempat persembunyian.
laksana singa dalam tempat persembunyian.
Ia membelokkan
jalan-jalanku,
merobek-robek aku dan membuat aku tertegun.
merobek-robek aku dan membuat aku tertegun.
Ia membidikkan
panah-Nya,
menjadikan aku sasaran anak panah.
menjadikan aku sasaran anak panah.
Ia menyusupkan ke
dalam hatiku
segala anak panah dari tabung-Nya.
segala anak panah dari tabung-Nya.
Aku menjadi
tertawaan bagi segenap bangsaku,
menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.
menjadi lagu ejekan mereka sepanjang hari.
Ia mengenyangkan
aku dengan kepahitan,
memberi aku minum ipuh.
memberi aku minum ipuh.
Ia meremukkan
gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil;
Ia menekan aku ke dalam debu.
Ia menekan aku ke dalam debu.
Engkau
menceraikan nyawaku dari kesejahteraan,
aku lupa akan kebahagiaan.
aku lupa akan kebahagiaan.
Sangkaku: hilang
lenyaplah kemasyhuranku
dan harapanku kepada TUHAN.
dan harapanku kepada TUHAN.
"Ingatlah
akan sengsaraku dan pengembaraanku,
akan ipuh dan racun itu."
akan ipuh dan racun itu."
Jiwaku selalu
teringat akan hal itu
dan tertekan dalam diriku.
dan tertekan dalam diriku.
Tetapi hal-hal
inilah yang kuperhatikan,
oleh sebab itu aku akan berharap:
oleh sebab itu aku akan berharap:
Tak berkesudahan
kasih setia TUHAN,
tak habis-habisnya rahmat-Nya,
tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap
pagi;
besar kesetiaan-Mu!
besar kesetiaan-Mu!
"TUHAN
adalah bagianku," kata jiwaku,
oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
TUHAN adalah baik
bagi orang yang berharap kepada-Nya,
bagi jiwa yang mencari Dia.
bagi jiwa yang mencari Dia.
Adalah baik
menanti dengan diam
pertolongan TUHAN.
pertolongan TUHAN.
Adalah baik bagi
seorang pria
memikul kuk pada masa mudanya.
memikul kuk pada masa mudanya.
Biarlah ia duduk
sendirian dan berdiam diri
kalau TUHAN membebankannya.
kalau TUHAN membebankannya.
Biarlah ia
merebahkan diri dengan mukanya dalam debu,
mungkin ada harapan.
mungkin ada harapan.
Biarlah ia memberikan
pipi kepada yang menamparnya,
biarlah ia kenyang dengan cercaan.
biarlah ia kenyang dengan cercaan.
Karena tidak
untuk selama-lamanya
Tuhan mengucilkan.
Tuhan mengucilkan.
Karena walau Ia
mendatangkan susah,
Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
Karena tidak
dengan rela hati Ia menindas
dan merisaukan anak-anak manusia.
dan merisaukan anak-anak manusia.
Kalau
dipijak-pijak dengan kaki
tawanan-tawanan di dunia,
tawanan-tawanan di dunia,
kalau hak orang
dibelokkan
di hadapan Yang Mahatinggi,
di hadapan Yang Mahatinggi,
atau orang
diperlakukan tidak adil dalam perkaranya,
masakan Tuhan tidak melihatnya?
masakan Tuhan tidak melihatnya?
Siapa berfirman,
maka semuanya jadi?
Bukankah Tuhan yang memerintahkannya?
Bukankah Tuhan yang memerintahkannya?
Bukankah dari
mulut Yang Mahatinggi
keluar apa yang buruk dan apa yang baik?
keluar apa yang buruk dan apa yang baik?
Mengapa orang
hidup mengeluh?
Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!
Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!
Marilah kita
menyelidiki dan memeriksa hidup kita,
dan berpaling kepada TUHAN.
dan berpaling kepada TUHAN.
Marilah kita
mengangkat hati
dan tangan kita kepada Allah di sorga:
dan tangan kita kepada Allah di sorga:
Kami telah
mendurhaka dan memberontak,
Engkau tidak mengampuni.
Engkau tidak mengampuni.
Engkau
menyelubungi diri-Mu dengan murka,
mengejar kami dan membunuh kami tanpa belas kasihan.
mengejar kami dan membunuh kami tanpa belas kasihan.
Engkau
menyelubungi diri-Mu dengan awan,
sehingga doa tak dapat menembus.
sehingga doa tak dapat menembus.
Kami Kaujadikan
kotor dan keji
di antara bangsa-bangsa.
di antara bangsa-bangsa.
Terhadap kami
semua seteru kami
mengangakan mulutnya.
mengangakan mulutnya.
Kejut dan jerat
menimpa kami,
kemusnahan dan kehancuran.
kemusnahan dan kehancuran.
Air mataku
mengalir bagaikan batang air,
karena keruntuhan puteri bangsaku.
karena keruntuhan puteri bangsaku.
Air mataku
terus-menerus bercucuran,
dengan tak henti-hentinya,
dengan tak henti-hentinya,
sampai TUHAN
memandang dari atas
dan melihat dari sorga.
dan melihat dari sorga.
Mataku terasa
pedih
oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.
oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.
Seperti burung
aku diburu-buru oleh mereka
yang menjadi seteruku tanpa sebab.
yang menjadi seteruku tanpa sebab.
Mereka
melemparkan aku hidup-hidup dalam lobang,
melontari aku dengan batu.
melontari aku dengan batu.
Air membanjir di
atas kepalaku,
kusangka: "Binasa aku!"
kusangka: "Binasa aku!"
"Ya TUHAN,
aku memanggil nama-Mu
dari dasar lobang yang dalam.
dari dasar lobang yang dalam.
Engkau mendengar
suaraku!
Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku
dan teriak tolongku!
Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku
dan teriak tolongku!
Engkau dekat
tatkala aku memanggil-Mu,
Engkau berfirman: Jangan takut!"
Engkau berfirman: Jangan takut!"
"Ya Tuhan,
Engkau telah memperjuangkan perkaraku,
Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Engkau telah
melihat ketidakadilan terhadap aku,
ya TUHAN; berikanlah keadilan!
ya TUHAN; berikanlah keadilan!
Engkau telah
melihat segala dendam mereka,
segala rancangan mereka terhadap aku."
segala rancangan mereka terhadap aku."
"Engkau
telah mendengar cercaan mereka, ya TUHAN,
segala rancangan mereka terhadap aku,
segala rancangan mereka terhadap aku,
percakapan
orang-orang yang melawan aku,
dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.
dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.
Amatilah duduk
bangun mereka!
Aku menjadi lagu ejekan mereka."
Aku menjadi lagu ejekan mereka."
"Engkau akan
mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN,
menurut perbuatan tangan mereka.
menurut perbuatan tangan mereka.
Engkau akan
mengeraskan hati mereka;
kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!
kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!
Engkau akan
mengejar mereka dengan murka
dan memunahkan mereka dari bawah langit, ya TUHAN!"
dan memunahkan mereka dari bawah langit, ya TUHAN!"
Sengsara Sion yang dahsyat
Ah, sungguh pudar
emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap
jalan.
Anak-anak Sion
yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap
belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk.
Serigalapun
memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah
menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir.
Lidah bayi
melekat pada langit-langit karena haus; kanak-kanak meminta roti, tetapi tak
seorangpun yang memberi.
Yang biasa makan
yang sedap-sedap mati bulur di jalan-jalan; yang biasa duduk di atas bantal
kirmizi terbaring di timbunan sampah.
Kedurjanaan
puteri bangsaku melebihi dosa Sodom, yang sekejap mata dibongkar-bangkir tanpa ada
tangan yang memukulnya.
Pemimpin-pemimpin
lebih bersih dari salju dan lebih putih dari susu, tubuh mereka lebih merah
dari pada merjan, seperti batu nilam rupa mereka.
Sekarang rupa
mereka lebih hitam dari pada jelaga, mereka tidak dikenal di jalan-jalan, kulit
mereka berkerut pada tulang-tulangnya, mengering seperti kayu.
Lebih bahagia
mereka yang gugur karena pedang dari pada mereka yang tewas karena lapar, yang
merana dan mati sebab tak ada hasil ladang.
Dengan tangan
sendiri wanita yang lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan
mereka tatkala runtuh puteri bangsaku.
TUHAN melepaskan
segenap amarah-Nya, mencurahkan murka-Nya yang menyala-nyala, dan menyalakan
api di Sion, yang memakan dasar-dasarnya.
Tidak percaya
raja-raja di bumi, pun seluruh penduduk dunia, bahwa lawan dan seteru dapat
masuk ke dalam gapura-gapura Yerusalem.
Hal itu terjadi
oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya yang di
tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah.
Mereka
terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah, sehingga
orang tak dapat menyentuh pakaian mereka.
"Singkir!
Najis!", kata orang kepada mereka, "Singkir! Singkir! Jangan
sentuh!"; lalu mereka lari dan mengembara, maka berkatalah bangsa-bangsa:
"Mereka tak boleh tinggal lebih lama di sini."
TUHAN sendiri
mencerai-beraikan mereka, tak mau lagi Ia memandang mereka. Para imam tidak
mereka hormati, dan orang-orang tua tidak mereka kasihani.
Selalu mata kami
merindukan pertolongan, tetapi sia-sia; dari menara penjagaan kami
menanti-nantikan suatu bangsa yang tak dapat menolong.
Mereka mengintai
langkah-langkah kami, sehingga kami tak dapat berjalan di lapangan-lapangan
kami; akhir hidup kami mendekat, hari-hari kami sudah genap, ya, akhir hidup
kami sudah tiba.
Pengejar-pengejar
kami lebih cepat dari pada burung rajawali di angkasa mereka memburu kami di
atas gunung-gunung, menghadang kami di padang gurun.
Orang yang
diurapi TUHAN, nafas hidup kami, tertangkap dalam pelubang mereka, dia yang
kami sangka: "Dalam naungannya kami akan hidup di antara
bangsa-bangsa."
Bergembira dan
bersukacitalah, hai puteri Edom, engkau yang mendiami tanah Us, juga kepadamu
piala akan sampai, engkau akan jadi mabuk lalu menelanjangi dirimu!
Telah hapus
kesalahanmu, puteri Sion, tak akan lagi TUHAN membawa engkau ke dalam
pembuangan, tetapi kesalahanmu, puteri Edom, akan dibalas-Nya, dan dosa-dosamu
akan disingkapkan-Nya.
___
Ayo Saat Teduh:
27 Agustus – Janji Yang "Tidak Populer" Mengenai Aniaya
No comments:
Post a Comment