12 Juni - 1
Raja-Raja 20:23-21:29; 2 Tawarikh 18:1-8
1 Raja-Raja 20:23-22:9
Pertempuran dekat kota Afek
Pegawai-pegawai
raja Aram berkata kepadanya: "Allah mereka ialah allah gunung; itulah
sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang
melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka.
Bertindaklah begini: Pecatlah raja-raja itu masing-masing dari kedudukannya,
dan angkatlah bupati-bupati menggantikan mereka. Lalu kerahkanlah tentara
sebanyak tentara yang telah gugur dari pihakmu itu, demikian pula kuda dan
kereta sebanyak yang dahulu. Marilah kita berperang melawan mereka di tanah
rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka." Raja mendengarkan usul
mereka, dan bertindak demikian.
Dalam
tahun yang berikutnya Benhadad memeriksa barisan orang Aram, lalu ia maju ke
Afek untuk berperang melawan orang Israel. Orang Israelpun memeriksa barisannya
dan setelah dibekali mereka berangkat menghadapi orang Aram. Orang Israel
berkemah di hadapan mereka seperti dua kawanan kambing, sedang orang Aram telah
datang membanjiri negeri itu. Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja
Israel: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata:
TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan
seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa
Akulah TUHAN." Tujuh hari lamanya mereka berkemah berhadap-hadapan. Tetapi
pada hari yang ketujuh mulailah pertempuran, dan pada suatu hari orang Israel
menewaskan seratus ribu orang berjalan kaki dari orang Aram itu. Orang-orang
yang masih tinggal melarikan diri ke Afek, ke dalam kota, tetapi temboknya
roboh menimpa kedua puluh tujuh ribu orang yang masih tinggal itu.
Sementara
itu Benhadad melarikan diri dan masuk ke kota, dan bersembunyi dari satu kamar
ke kamar yang lain. Lalu berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya:
"Ketahuilah, kami telah mendengar, bahwa raja-raja kaum Israel itu adalah
raja-raja pemurah. Marilah kita menaruh kain kabung pada pinggang kita dan tali
pada kepala kita, dan dengan demikian keluar menghadap raja Israel; barangkali
ia akan menyelamatkan nyawamu." Lalu mereka melilitkan kain kabung pada
pinggang mereka dan tali pada kepala mereka, kemudian mereka pergi menghadap
raja Israel sambil berkata: "Hambamu Benhadad berkata: Kiranya tuanku
membiarkan aku hidup." Jawabnya: "Masih hidupkah dia? Dia
saudaraku." Orang-orang itu menganggap hal itu sebagai tanda yang baik,
maka segeralah mereka berpegang pada perkataannya itu, lalu berkata:
"Memang saudaramu Benhadad!" Sesudah itu berkatalah Ahab:
"Pergilah, ambil dia!" Jadi keluarlah Benhadad mendapatkan dia, lalu
diajak naik ke atas kereta. Kata Benhadad kepadanya: "Kota-kota yang telah
diambil bapaku dari pihak bapamu akan kukembalikan; engkau boleh juga membuat
pasar bagimu di Damsyik, seperti yang dibuat bapaku di Samaria." "Dan
aku sendiri," kata Ahab, "akan membiarkan engkau pergi dengan
perjanjian." Lalu ia mengadakan perjanjian dengan dia dan membiarkannya
pergi.
Nubuat tentang hukuman yang akan menimpa
Ahab
Seorang
dari rombongan nabi berkata kepada temannya atas perintah TUHAN: "Pukullah
aku!" Tetapi orang itu menolak memukulnya. Lalu ia berkata kepadanya:
"Oleh sebab engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, ketahuilah, apabila
engkau pergi dari padaku, seekor singa akan menerkam engkau." Dan ketika
orang itu pergi dari padanya, maka seekor singa bertemu dengan dia, lalu
menerkam dia. Kemudian nabi itu bertemu dengan orang lain, lalu ia berkata:
"Pukullah aku!" Orang itu memukul dan melukai dia. Sesudah itu nabi
itu pergi dan berdiri menantikan raja di jalan, sambil menyamar dengan membubuh
kain pembalut pada matanya. Pada waktu raja lewat, ia mengadukan halnya kepada
raja, katanya: "Ketika hambamu ini maju ke tengah pertempuran, tiba-tiba
ada seorang meninggalkan barisan dan membawa seorang kepadaku sambil berkata:
Jagalah orang ini, jika ia hilang dengan cara bagaimanapun juga, maka nyawamu
adalah ganti nyawanya, atau engkau harus membayar setalenta perak. Ketika
hambamu ini repot sana sini, orang itu menghilang." Kemudian raja Israel
itu berkata kepadanya: "Begitu jugalah hukumanmu, engkau sendiri telah
menetapkannya." Lalu segeralah ia membuka kain pembalut itu dari matanya,
sehingga raja Israel mengenali dia sebagai seorang dari rombongan nabi. Kata
nabi itu kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah
membiarkan lolos orang yang dikhususkan bagi-Ku untuk ditumpas, maka nyawamu
adalah ganti nyawanya dan rakyatmu ganti rakyatnya." Lalu raja Israel
pergi ke istananya dengan kesal hati dan gusar, maka sampailah ia di Samaria.
Kebun anggur Nabot
Sesudah
itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur
di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. Berkatalah Ahab kepada Nabot:
"Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur,
sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang
lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku
akan membayar harganya kepadamu dengan uang." Jawab Nabot kepada Ahab:
"Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek
moyangku kepadamu!" Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal
hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu,
kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek
moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan
mukanya dan tidak mau makan.
Lalu
datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu
kesal, sehingga engkau tidak makan?" Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab
aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun
anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan
kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan
kepadamu kebun anggurku itu." Kata Izebel, isterinya, kepadanya:
"Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah,
makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur
Nabot, orang Yizreel itu." Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab,
memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan
pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya
demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di
antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka
harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah
dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai
mati."
Orang-orang
sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan
seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam
surat yang dikirimkannya kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh
Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni
orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu
naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk
Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu
melempari dia dengan batu sampai mati. Setelah itu mereka menyuruh orang kepada
Izebel mengatakan: "Nabot sudah dilempari sampai mati." Segera
sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah
Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel
itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan
bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati." Segera sesudah Ahab
mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot,
orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Tetapi
datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya: "Bangunlah,
pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun
anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya,
demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga!
Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat
darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."
Kata
Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?"
Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah
memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Sesungguhnya,
Aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan
melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun
yang rendah kedudukannya di Israel. Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama
seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh
karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan
orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing
akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa dari keluarga Ahab yang mati
di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di
udara."
Sesungguhnya
tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.
Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat
seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan
orang Israel. Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan
pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur
dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Lalu datanglah
firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab
merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di
hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah
dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya."
Ahab memerangi Ramot-Gilead
1 Raja-Raja 22:1-9
Tiga tahun lamanya
orang tinggal aman dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel. Pada tahun
yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada raja Israel. Berkatalah
raja Israel kepada pegawai-pegawainya: "Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead
sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya
dari tangan raja negeri Aram." Lalu katanya kepada Yosafat: "Maukah
engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?" Jawab
Yosafat kepada raja Israel: "Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku
dan rakyatmu, kudaku dan kudamu."
Tetapi Yosafat berkata
kepada raja Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN." Lalu
raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya,
kemudian bertanyalah ia kepada mereka: "Apakah aku boleh pergi berperang
melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawab mereka:
"Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja." Tetapi
Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya
dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?" Jawab raja Israel
kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat
diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia
menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah
Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata
demikian." Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana,
katanya: "Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"
|
2 Tawarikh 18:1-8
Ketika Yosafat kaya
dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab. Beberapa tahun kemudian,
pergilah ia kepada Ahab di Samaria. Ahab menyembelih banyak kambing domba dan
lembu sapi untuk dia dan rombongannya, dan mengajaknya untuk menyerang
Ramot-Gilead. Berkatalah Ahab, raja Israel, kepada Yosafat, raja Yehuda:
"Maukah engkau pergi ke Ramot-Gilead bersama-sama aku?" Jawabnya
kepadanya: "Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatmu dan rakyatku, aku
akan bersama-sama engkau di dalam perang."
Tetapi Yosafat berkata
kepada raja Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN." Lalu
raja Israel mengumpulkan para nabi, empat ratus orang banyaknya, kemudian
bertanyalah ia kepada mereka: "Apakah kami boleh pergi berperang melawan
Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah!
Allah akan menyerahkannya ke dalam tangan raja." Tetapi Yosafat bertanya:
"Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan
perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?" Jawab raja Israel kepada
Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat
diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan
yang baik tentang aku, melainkan selalu malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin
Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."
Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya:
"Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"
|
___
Ayo Saat Teduh: 12Juni – Ketaatan Oleh Kasih Karunia (2)
No comments:
Post a Comment