16 Juni - 2
Raja-Raja 5:1-8:15
Naaman disembuhkan
Naaman,
panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat
disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram.
Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. Orang Aram pernah
keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri
Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada
nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka
tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah
Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan
oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram: "Baik,
pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel."
Lalu
pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam
ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat itu kepada
raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah
kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau
menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel
membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah
aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim
pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi
sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap
aku."
Segera
sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan
pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau
mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada
seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan
keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang
suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai
Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa
setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya,
lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian
menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai
Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di
sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas
hati.
Tetapi
pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak,
seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan
melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau
akan menjadi tahir." Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam
sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya
kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Kemudian
kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai,
tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di
seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya
suatu pemberian dari hambamu ini!" Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN
yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak
akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima
sesuatu, ia tetap menolak. Akhirnya berkatalah Naaman: "Jikalau demikian,
biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab
hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban
sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN. Dan kiranya TUHAN mengampuni
hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon
untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus
ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini
dalam hal itu." Maka berkatalah Elisa kepadanya: "Pergilah dengan
selamat!"
Setelah
Naaman berjalan tidak berapa jauh dari padanya, berpikirlah Gehazi, bujang
Elisa, abdi Allah: "Sesungguhnya tuanku terlalu menyegani Naaman, orang
Aram ini, dengan tidak menerima persembahan yang dibawanya. Demi TUHAN yang
hidup, sesungguhnya aku akan berlari mengejar dia dan akan menerima sesuatu dari
padanya." Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika Naaman melihat
ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta
untuk mendapatkan dia dan berkata: "Selamat!" Jawabnya:
"Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru saja datang kepadaku
dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi. Baiklah
berikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian." Naaman
berkata: "Silakan, ambillah dua talenta." Naaman mendesak dia, dan membungkus
dua talenta perak dalam dua pundi-pundi dan dua potong pakaian, lalu
memberikannya kepada dua bujangnya; mereka ini mengangkut semuanya di depan
Gehazi. Setelah mereka sampai ke bukit, disambutnyalah dari tangan mereka,
disimpannya di rumah, dan disuruhnya kedua orang itu pergi, maka pergilah
mereka. Baru saja Gehazi masuk dan tampil ke depan tuannya, berkatalah Elisa
kepadanya: "Dari mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini tidak
pergi ke mana-mana!" Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku
ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka
sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh
kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi, budak
laki-laki dan budak perempuan, tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat
kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya." Maka keluarlah
Gehazi dari depannya dengan kena kusta, putih seperti salju.
Kapak timbul mengapung
Pada
suatu hari berkatalah rombongan nabi kepada Elisa: "Cobalah lihat, tempat
tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami. Baiklah kami pergi
ke sungai Yordan dan masing-masing mengambil satu balok dari sana, supaya kami
membuat tempat tinggal untuk kami." Jawab Elisa: "Pergilah!"
Lalu berkatalah seorang: "Silakan, ikutlah dengan hamba-hambamu ini."
Jawabnya: "Baik aku akan ikut." Maka ikutlah ia dengan mereka.
Setelah mereka sampai di sungai Yordan, merekapun menebang pohon-pohon. Dan
terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata
kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: "Wahai tuanku! Itu
barang pinjaman!" Tetapi berkatalah abdi Allah: "Ke mana
jatuhnya?" Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa
memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak
itu dibuatnya. Lalu katanya: "Ambillah." Orang itu mengulurkan
tangannya dan mengambilnya.
Tindakan Elisa dalam peperangan melawan
Aram
Raja
negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan
pegawai-pegawainya, lalu katanya: "Ke tempat ini dan itu haruslah kamu
turun menghadang." Tetapi abdi Allah menyuruh orang kepada raja Israel
mengatakan: "Awas, jangan lewat dari tempat itu, sebab orang Aram sudah
turun menghadang ke sana." Sebab itu raja Israel menyuruh orang-orang ke
tempat yang disebutkan abdi Allah kepadanya. Demikianlah Elisa memperingatkan
kepadanya, supaya berawas-awas di sana, bukan sekali dua kali saja. Lalu
mengamuklah hati raja Aram tentang hal itu, maka dipanggilnyalah
pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: "Tidakkah dapat kamu
memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?"
Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: "Tidak tuanku raja, melainkan
Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel
tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu." Berkatalah
raja: "Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap
dia." Lalu diberitahukanlah kepadanya: "Dia ada di Dotan." Maka
dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah
mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu. Ketika pelayan abdi Allah
bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda
dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya:
"Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" Jawabnya: "Jangan
takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai
mereka." Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya,
supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia
melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling
Elisa. Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada
TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka
dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.
Kemudian
berkatalah Elisa kepada mereka: "Bukan ini jalannya dan bukan ini kotanya.
Ikutlah aku, maka aku akan mengantarkan kamu kepada orang yang kamu cari."
Lalu diantarkannya mereka ke Samaria. Segera sesudah mereka sampai ke Samaria
berkatalah Elisa: "Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini, supaya mereka
melihat." Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat, dan
heran, mereka ada di tengah-tengah Samaria. Lalu bertanyalah raja Israel kepada
Elisa, tatkala melihat mereka: "Kubunuhkah mereka, bapak?" Tetapi
jawabnya: "Jangan! Biasakah kaubunuh yang kautawan dengan pedangmu dan
dengan panahmu? Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya
mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka." Disediakannyalah
bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu
dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi
gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.
Tindakan Elsia pada waktu Samaria
dikepung
Sesudah
itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung
Samaria. Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya,
sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan
seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Suatu kali ketika raja
Israel berjalan di atas tembok, datanglah seorang perempuan mengadukan halnya
kepada raja, sambil berseru: "Tolonglah, ya tuanku raja!" Jawabnya:
"Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan apakah aku dapat menolong
engkau? Dengan hasil pengirikankah atau hasil pemerasan anggur?" Kemudian
bertanyalah raja kepadanya: "Ada apa?" Jawab perempuan itu:
"Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki, supaya kita
makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku laki-laki. Jadi kami
memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata kepadanya pada hari
berikutnya: Berilah anakmu, supaya kita makan dia, maka perempuan ini
menyembunyikan anaknya." Tatkala raja mendengar perkataan perempuan itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya; dan sedang ia berjalan di atas tembok,
kelihatanlah kepada orang banyak, bahwa ia memakai kain kabung pada kulit
tubuhnya. Lalu berkatalah raja: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku,
bahkan lebih dari pada itu, jika masih tinggal kepala Elisa bin Safat di atas
tubuhnya pada hari ini." Adapun Elisa, duduk-duduk di rumahnya, dan para tua-tua
duduk bersama-sama dia. Raja menyuruh seorang berjalan mendahuluinya, tetapi
sebelum suruhan itu sampai kepada Elisa, Elisa sudah berkata kepada para
tua-tua itu: "Tahukah kamu, bahwa si pembunuh itu menyuruh orang untuk
memenggal kepalaku? Awas-awaslah, apabila suruhan itu datang, segeralah tutup
pintu dan tahanlah dia supaya orang itu jangan masuk. Bukankah sudah kedengaran
bunyi langkah tuannya di belakangnya?" Selagi ia berbicara dengan mereka,
datanglah raja mendapatkan dia. Berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya,
malapetaka ini adalah dari pada TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN
lagi?"
Lalu
berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok
kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua
sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." Tetapi
perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya:
"Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu
mungkin terjadi?" Jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan
melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari
padanya."
Empat
orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang
kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika
kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan,
kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga.
Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka
membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita
akan mati." Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat
perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan
orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana. Sebab TUHAN telah membuat
tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar,
sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja
Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan
kita, supaya mereka menyerang kita." Karena itu bangkitlah mereka
melarikan diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai
mereka serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri
menyelamatkan nyawanya.
Ketika
orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat perkemahan, masuklah
mereka ke dalam sebuah kemah, lalu makan dan minum. Sesudah itu mereka
mengangkut dari sana emas dan perak dan pakaian, kemudian pergilah mereka
menyembunyikannya. Lalu datanglah mereka kembali, masuk ke dalam kemah yang
lain dan mengangkut juga barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka
menyembunyikannya. Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak
patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini
tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan
menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan
hal itu ke istana raja."
Mereka
pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan menceritakan kepada
orang-orang itu, katanya: "Kami sudah masuk ke tempat perkemahan orang
Aram, dan ternyata tidak ada orang di sana, dan tidak ada suara manusia
kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan
dengan begitu saja." Para penunggu pintu gerbang menyerukan dan
memberitahukan hal itu ke istana raja.
Sekalipun
masih malam, raja bangun juga, lalu berkata kepada para pegawainya:
"Baiklah kuterangkan kepadamu apa maksud orang Aram itu terhadap kita.
Mereka tahu bahwa kita ini menderita kelaparan, sebab itu mereka keluar dari
tempat perkemahan untuk menyembunyikan diri di padang, sambil berpikir: Apabila
orang Israel keluar dari dalam kota, kita akan menangkap mereka hidup-hidup,
kemudian kita masuk ke dalam kota." Lalu salah seorang pegawainya
menjawab: "Baiklah kita ambil lima ekor dari kuda yang masih tinggal di
dalam kota ini; tentulah keadaannya seperti seluruh khalayak ramai Israel yang
sudah habis mati itu! Biarlah kita suruh saja orang pergi, supaya kita
lihat."
Sesudah
itu mereka mengambil dua kereta kuda, kemudian raja menyuruh mereka menyusul
tentara Aram sambil berkata: "Pergilah melihatnya!" Lalu pergilah
mereka menyusul orang-orang itu sampai ke sungai Yordan, dan tampaklah seluruh
jalan itu penuh dengan pakaian dan perkakas yang dilemparkan oleh orang Aram
pada waktu mereka lari terburu-buru. Kemudian pulanglah suruhan-suruhan itu dan
menceritakan hal itu kepada raja. Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah
tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga
sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan firman TUHAN.
Adapun raja telah menempatkan perwira yang menjadi ajudannya itu mengawasi
pintu gerbang, tetapi rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu ia mati
sesuai dengan perkataan abdi Allah yang mengatakannya pada waktu raja datang
mendapatkan dia. Dan terjadi juga seperti yang dikatakan abdi Allah itu kepada
raja: "Dua sukat jelai akan berharga sesyikal dan sesukat tepung yang
terbaik akan berharga sesyikal, besok kira-kira waktu ini di pintu gerbang
Samaria." Pada waktu itu si perwira menjawab abdi Allah itu:
"Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu
mungkin terjadi?", tetapi Elisa berkata: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya
dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
Demikianlah terjadi kepada orang itu: Rakyat menginjak-injak dia di pintu
gerbang, lalu matilah ia.
Raja menolong perempuan Sunem
Elisa
telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya:
"Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah
di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah
mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun
lamanya." Lalu berkemaslah perempuan itu dan dilakukannyalah seperti
perkataan abdi Allah itu. Ia pergi bersama-sama dengan keluarganya, lalu
tinggal menetap sebagai pendatang di negeri orang Filistin tujuh tahun lamanya.
Dan setelah lewat ketujuh tahun itu, pulanglah perempuan itu dari negeri orang
Filistin. Kemudian ia pergi mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada
raja. Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya:
"Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan
Elisa." Sedang ia menceritakan kepada raja tentang Elisa menghidupkan anak
yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang
mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Lalu berkatalah Gehazi:
"Ya tuanku raja! Inilah perempuan itu dan inilah anaknya yang dihidupkan
Elisa." Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya
kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan
itu dengan pesan: "Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang
itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang."
Elisa di Damsyik
Elisa
masuk ke Damsyik, dan pada waktu itu Benhadad, raja Aram, sedang sakit. Ketika
dikabarkan kepada raja: "Sudah datang abdi Allah ke mari," berkatalah
ia kepada Hazael: "Ambillah persembahan, pergilah menyongsong abdi Allah
itu dan mintalah petunjuk TUHAN dengan perantaraannya: Sembuhkah aku dari
penyakit ini?" Lalu pergilah Hazael menyongsong dia, diambilnyalah
persembahan berupa segala barang yang indah-indah dari Damsyik, sebanyak muatan
empat puluh ekor unta. Sesudah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata:
"Anakmu Benhadad, raja Aram, menyuruh aku menanyakan kepadamu: Apakah aku
akan sembuh dari penyakit ini?" Jawab Elisa kepadanya: "Pergilah,
katakanlah kepadanya: Pastilah engkau sembuh. Namun demikian, TUHAN telah
memperlihatkan kepadaku, bahwa ia pasti mati dibunuh."
Elisa
menatap dengan lama ke depan, lalu menangislah abdi Allah itu. Hazael berkata:
"Mengapa tuanku menangis?" Jawab Elisa: "Sebab aku tahu
bagaimana malapetaka yang akan kaulakukan kepada orang Israel: kotanya yang
berkubu akan kaucampakkan ke dalam api, terunanya akan kaubunuh dengan pedang,
bayinya akan kauremukkan dan perempuannya yang mengandung akan kaubelah."
Sesudah itu berkatalah Hazael: "Tetapi apakah hambamu ini, yang tidak lain
dari anjing saja, sehingga ia dapat melakukan hal sehebat itu?" Jawab
Elisa: "TUHAN telah memperlihatkan kepadaku, bahwa engkau akan menjadi
raja atas Aram." Lalu ia pergi dan meninggalkan Elisa dan setelah ia
sampai kepada tuannya, berkatalah raja kepadanya: "Apakah dikatakan Elisa
kepadamu?" Jawabnya: "Ia berkata kepadaku, bahwa pastilah engkau
sembuh." Tetapi keesokan harinya ia mengambil sehelai selimut yang telah
dicelupkannya ke dalam air dan membentangkannya ke atas muka raja. Jadi matilah
raja, dan Hazael menjadi raja menggantikan dia.
___
Ayo Saat Teduh:
16 Juni – Dalam Kasih Karunia: Keintiman Yang Lebih Besar
No comments:
Post a Comment