15 Juni - 2
Raja-Raja 2:1-25; 2 Raja-Raja 4:1-44
2 Raja-Raja 2:1-25
Elia naik ke Sorga
Menjelang
saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa
sedang berjalan dari Gilgal. Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah
tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa
menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya
aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel. Pada
waktu itu keluarlah rombongan nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu
berkatalah mereka kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini
tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya:
"Aku juga tahu, diamlah!" Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa,
baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi
jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya
aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa
serta berkata kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu
akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya:
"Aku juga tahu, diamlah!"
Berkatalah
Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai
Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah
keduanya. Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka
berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.
Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka
terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah
keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. Dan sesudah mereka sampai di
seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak
kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa:
"Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu." Berkatalah
Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat
aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan
jika tidak, tidak akan terjadi." Sedang mereka berjalan terus sambil
berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan
keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat
itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan
orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu
direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. Sesudah itu
dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan
berdiri di tepi sungai Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu,
dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di manakah TUHAN, Allah
Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah
sana, maka menyeberanglah Elisa. Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu
melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada
Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai
ke tanah. Mereka berkata: "Coba lihat! Di antara hamba-hambamu ini ada
lima puluh orang laki-laki, orang-orang tangkas. Biarlah mereka itu pergi
mencari tuanmu, jangan-jangan ia diangkat oleh Roh TUHAN dan dilemparkan-Nya ke
atas salah satu gunung atau ke dalam salah satu lembah." Elisa menjawab:
"Janganlah suruh pergi!" Tetapi ketika mereka mendesak-desak dia
sampai memalukan, maka berkatalah ia: "Suruhlah pergi!" Mereka
menyuruh lima puluh orang. Orang-orang ini mencari tiga hari lamanya, tetapi
tidak bertemu dengan Elia. Ketika mereka kembali kepada Elisa yang masih
tinggal di kota Yerikho, berkatalah ia kepada mereka: "Bukankah telah
kukatakan kepadamu: Jangan pergi?"
Elisa menyehatkan air di Yerikho
Berkatalah
penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik,
seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada
keguguran bayi." Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan
taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya.
Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya
serta berkata: "Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka
tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi." Demikianlah
air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah
disampaikan Elisa.
Anak-anak Betel mencemoohkan Elisa
Elisa
pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah anak-anak dari
kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya: "Naiklah botak,
naiklah botak!" Lalu berpalinglah ia ke belakang, dan ketika ia melihat
mereka, dikutuknyalah mereka demi nama TUHAN. Maka keluarlah dua ekor beruang
dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak. Dari
sana pergilah ia ke gunung Karmel dan dari sana pula kembalilah ia ke Samaria.
2 Raja-Raja 4:1-44
Minyak seorang janda
Salah
seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil
berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu
itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil
kedua orang anakku menjadi budaknya." Jawab Elisa kepadanya: "Apakah
yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di
rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu
apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak." Lalu berkatalah
Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala
tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian
masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah
minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!" Pergilah
perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya
masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus
menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada
anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya
kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu
mengalir. Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah,
dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu,
dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
Perempuan Sunem dengan anaknya
Pada
suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang
mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke
sana untuk makan. Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya
aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah
yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding
batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah
meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia
boleh masuk ke sana." Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah
ia ke kamar atas itu dan tidur di situ. Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi,
bujangnya: "Panggillah perempuan Sunem itu." Lalu dipanggilnyalah
perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi. Elisa telah berkata kepada
Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat
bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?
Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala
tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah
kaumku!"
Kemudian
berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab
Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua." Lalu
berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya,
berdirilah perempuan itu di pintu. Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti
ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak
laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi
Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!" Mengandunglah perempuan
itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada
tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.
Setelah
anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia mendapatkan ayahnya, di
antara penyabit-penyabit gandum. Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya:
"Aduh kepalaku, kepalaku!" Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang:
"Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!" Diangkatnyalah dia, dibawanya
pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari,
tetapi sesudah itu matilah dia. Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah
dia di atas tempat tidur abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi,
sehingga anak itu saja di dalam kamar. Sesudah itu ia memanggil suaminya serta
berkata: "Suruh kepadaku salah seorang bujang dengan membawa seekor
keledai betina; aku mau pergi dengan segera kepada abdi Allah itu, dan akan
terus pulang." Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau
hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari
Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir." Dipelanainyalah
keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya: "Tuntunlah dan majulah,
jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali apabila kukatakan
kepadamu."
Demikianlah
perempuan itu berangkat dan pergi kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera
sesudah abdi Allah melihat dia dari jauh, berkatalah ia kepada Gehazi,
bujangnya: "Lihat, perempuan Sunem itu datang! Larilah menyongsongnya dan
katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak
itu?" Jawab perempuan itu: "Selamat!" Dan sesudah ia sampai ke
gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak
mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: "Biarkanlah dia, hatinya pedih!
TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku."
Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari
pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?"
Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: "Ikatlah pinggangmu, bawalah
tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang,
janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu,
janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu."
Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu
sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu bangunlah
Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu.
Adapun
Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat di atas anak
itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu kembalilah ia
menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: "Anak itu tidak
bangun!" Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan
terbaring di atas tempat tidurnya. Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu,
sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia
kepada TUHAN. Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di
atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya
di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka
menjadi panaslah badan anak itu. Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan
dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia
di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka
matanya. Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah
perempuan Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya,
maka berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!" Masuklah perempuan
itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya
sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.
Maut dalam kuali
Elisa
kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan ketika pada suatu
kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya:
"Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan
bagi rombongan nabi itu." Lalu keluarlah seorang dari mereka ke ladang
untuk mengumpulkan sayur-sayuran; ia menemui pohon sulur-suluran liar dan
memetik dari padanya labu liar, serangkul penuh dalam jubahnya. Sesudah ia
pulang, teruslah ia mengiris-irisnya ke dalam kuali masakan tadi, sebab mereka
tidak mengenalnya. Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu
untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta
berkata: "Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!" Dan tidak tahan
mereka memakannya. Tetapi berkatalah Elisa: "Ambillah tepung!"
Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata: "Cedoklah sekarang
bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!" Maka tidak ada lagi sesuatu
bahaya dalam kuali itu.
Memberi makan seratus orang
Datanglah
seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil,
yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu
berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka
makan." Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat
menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah
kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN:
Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah di
depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.
___
Ayo Saat Teduh:
15 Juni – Dalam Kasih Karunia: Korban Yang Lebih Baik
No comments:
Post a Comment