03 April –
Hakim-Hakim 9:22-11:28
Abimelekh menjadi raja di Sikhem
Setelah tiga
tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel, maka Allah membangkitkan
semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota
Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh, supaya kekerasan terhadap
ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah mereka ditimpakan kepada
Abimelekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dan kepada warga kota
Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya itu. Sebab warga kota
Sikhem itu menempatkan orang untuk menghadang dia di puncak gunung dan merampas
setiap orang yang melewati mereka melalui jalan itu. Hal itu dikabarkan kepada
Abimelekh.
Sementara itu
Gaal bin Ebed beserta saudara-saudaranya telah datang dan pindah ke kota
Sikhem. Warga kota Sikhem percaya kepadanya, jadi pergilah mereka ke ladang;
mereka mengumpulkan hasil kebun anggur mereka, dan mengirik memerasnya, lalu
mengadakan perayaan. Mereka masuk ke kuil allah mereka dan makan minum sambil
mengutuki Abimelekh. Berkatalah Gaal bin Ebed: "Siapa itu Abimelekh dan
siapa kita orang Sikhem, maka kita menjadi hambanya? Bukankah anak Yerubaal dan
Zebul, wakilnya, menjadi hamba orang-orang Hemor, ayah Sikhem, jadi mengapakah
kita menjadi hambanya? Sekiranya orang-orang kota ini ada di dalam tanganku,
maka tentulah aku mengenyahkan Abimelekh." Lalu berkatalah ia ke arah
Abimelekh: "Perkuatlah tentaramu dan majulah!" Ketika Zebul, penguasa
kota itu mendengar perkataan Gaal bin Ebed, bangkitlah amarahnya. Ia mengirim
utusan kepada Abimelekh di Aruma dengan pesan: "Gaal bin Ebed dan
saudara-saudaranya telah datang ke Sikhem dan ketahuilah mereka menghasut kota
itu melawan engkau. Oleh sebab itu, berangkatlah pada waktu malam, engkau dan
rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu, dan adakanlah penghadangan di
padang. Esoknya pagi-pagi, pada waktu matahari terbit, haruslah engkau menyerbu
kota itu. Dan jika ia dan orang-orangnya keluar melawan engkau, maka engkau
dapat berbuat kepadanya sesuai dengan keadaan yang kaudapati."
Sebab itu
berangkatlah Abimelekh pada waktu malam beserta segala rakyat yang bersama-sama
dengan dia, lalu mereka mengadakan penghadangan dalam empat pasukan untuk
melawan Sikhem. Ketika Gaal bin Ebed pergi ke luar dan berdiri di depan pintu
gerbang kota itu, Abimelekh kebetulan bangun dari tempat penghadangannya
beserta rakyat yang bersama-sama dengan dia. Ketika Gaal melihat rakyat itu,
berkatalah ia kepada Zebul: "Lihat, ada orang banyak turun dari puncak
gunung." Jawab Zebul kepadanya: "Itu bayang-bayang gunung, yang
kausangka manusia." Kata Gaal sekali lagi: "Lihat, ada orang banyak
turun dari gunung Pusat Tanah dan satu kelompok datang dari jalan Pohon
Tarbantin Peramal." Jawab Zebul kepadanya: "Di manakah mulutmu itu
yang mengatakan: Siapa itu Abimelekh, maka kita menjadi hambanya? Bukankah ini
orang-orang yang telah kauhina itu? Majulah sekarang untuk memerangi
mereka." Maka majulah Gaal dengan dipandangi oleh warga kota Sikhem, lalu
berperang melawan Abimelekh. Tetapi Abimelekh mengejar dia, dan ia melarikan
diri dari depannya, dan banyaklah orang tewas sampai di depan pintu gerbang.
Adapun Abimelekh tinggal di Aruma, tetapi Zebul mengusir Gaal dan
saudara-saudaranya, sehingga mereka ini tidak dapat tinggal di Sikhem. Keesokan
harinya orang-orang kota itu pergi ke ladang. Setelah hal ini dikabarkan kepada
Abimelekh, dibawanyalah rakyatnya, dibaginya dalam tiga pasukan, lalu mereka
mengadakan penghadangan di padang. Ketika dilihatnya, bahwa orang-orang kota
itu keluar dari dalam kota, bangunlah ia menyerang mereka serta menewaskan
mereka. Abimelekh dan pasukan yang bersama-sama dengan dia menyerbu dan
menduduki pintu gerbang kota, sedang kedua pasukan lain itu menyerbu dan
menewaskan semua orang yang ada di padang. Sehari-harian itu Abimelekh
berperang melawan kota itu; ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang
di dalamnya; kemudian dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan garam.
Mendengar itu
masuklah seluruh warga kota Menara-Sikhem ke dalam liang di bawah kuil
El-Berit. Dikabarkanlah kepada Abimelekh, bahwa seluruh warga kota
Menara-Sikhem telah berhimpun di sana. Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang
bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon. Abimelekh mengambil kapak, lalu
memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya
sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia: "Turutilah
dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini." Kemudian rakyat itu juga
masing-masing memotong dahan-dahan, lalu mengikuti Abimelekh, meletakkan
dahan-dahan itu di atas liang dan membakar liang itu di atas kepala orang-orang
itu. Demikianlah semua penduduk kota Menara-Sikhem juga mati, kira-kira seribu
orang laki-laki dan perempuan.
Abimelekh mati ditimpa batu
Selanjutnya
Abimelekh pergi ke Tebes; ia mengepung Tebes, lalu merebutnya. Tetapi ada
sebuah menara yang kuat di tengah-tengah kota, dan semua laki-laki dan
perempuan, seluruh warga kota itu, melarikan diri ke situ; mereka menutup pintu
di belakangnya dan naik ke atas sotoh menara itu. Lalu sampailah Abimelekh ke
menara itu, menyerangnya, dan dapat menerobos sampai ke pintu menara itu untuk
membakarnya. Tetapi seorang perempuan menimpakan sebuah batu kilangan kepada
kepala Abimelekh dan memecahkan batu kepalanya. Dengan segera dipanggilnya
bujang pembawa senjatanya dan berkata kepadanya: "Hunuslah pedangmu dan
bunuhlah aku, supaya jangan orang berkata tentang aku: Seorang perempuan
membunuh dia." Lalu bujangnya itu menikam dia, sehingga mati. Setelah
dilihat oleh orang Israel, bahwa Abimelekh telah mati, pergilah mereka,
masing-masing ke tempat kediamannya. Demikianlah Allah membalaskan kejahatan
yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh
puluh saudaranya; juga segala kejahatan orang-orang Sikhem ditimpakan kembali
oleh Allah kepada kepala mereka sendiri. Demikianlah kutuk Yotam bin Yerubaal
mengenai mereka.
Tola
Sesudah
Abimelekh, bangkitlah Tola bin Pua bin Dodo, seorang Isakhar, untuk
menyelamatkan orang Israel. Ia diam di Samir, di pegunungan Efraim dan ia
memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tiga tahun lamanya;
kemudian matilah ia, lalu dikuburkan di Samir.
Yair
Sesudah dia,
bangkitlah Yair, orang Gilead, yang memerintah sebagai hakim atas orang Israel
dua puluh dua tahun lamanya. Ia mempunyai tiga puluh anak laki-laki, yang
mengendarai tiga puluh ekor keledai jantan, dan mereka mempunyai tiga puluh
kota, yang sampai sekarang disebutkan orang Hawot-Yair, di tanah Gilead. Lalu
matilah Yair dan dikuburkan di Kamon.
Israel ditindas oleh bani Amon
Orang Israel itu
melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal
dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para
allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi
TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah. Lalu
bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel, dan Ia menyerahkan mereka ke
dalam tangan orang Filistin dan bani Amon. Dalam tahun itu juga orang Israel
ditindas dan diinjak mereka; delapan belas tahun lamanya mereka memperlakukan
demikian semua orang Israel yang di seberang sungai Yordan di tanah orang Amori
yang di Gilead. Dan bani Amonpun menyeberangi sungai Yordan untuk berperang
melawan suku Yehuda, suku Benyamin dan keturunan Efraim, sehingga orang Israel
sangat terdesak.
Lalu berserulah
orang Israel kepada TUHAN, katanya: "Kami telah berbuat dosa terhadap
Engkau, sebab kami telah meninggalkan Allah kami lalu beribadah kepada para
Baal." Tetapi firman TUHAN kepada orang Israel: "Bukankah Aku yang
telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir, orang Amori, bani Amon, orang
Filistin, orang Sidon, suku Amalek dan suku Maon yang menindas kamu, ketika
kamu berseru kepada-Ku? Tetapi kamu telah meninggalkan Aku dan beribadah kepada
allah lain; sebab itu Aku tidak akan menyelamatkan kamu lagi. Pergi sajalah
berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang
menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak." Kata orang Israel kepada
TUHAN: "Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik
di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!" Dan mereka menjauhkan
para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN.
Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.
Kemudian bani
Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel berkumpul dan
berkemah di Mizpa. Maka para pemimpin bangsa di Gilead berkata seorang kepada
yang lain: "Siapakah orang yang berani memulai peperangan melawan bani
Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas seluruh penduduk Gilead."
Yefta dan Gilead
Adapun Yefta,
orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak
seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead
melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini,
maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik
pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." Maka
larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana
berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama
dengan dia.
Beberapa waktu
kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. Dan ketika bani Amon itu
berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta
dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan
biarlah kita berperang melawan bani Amon." Tetapi kata Yefta kepada para
tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku
dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu
terdesak?" Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta:
"Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan
berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas
seluruh penduduk Gilead." Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead:
"Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon,
dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala
atas kamu?" Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN
yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti
katamu itu." Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu
mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh
perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.
Yefta dan bani Amon
Kemudian Yefta
mengirim utusan kepada raja bani Amon dengan pesan: "Apakah urusanmu
dengan aku, sehingga engkau mendatangi aku untuk memerangi negeriku?"
Jawab raja bani Amon kepada utusan Yefta: "Orang Israel, ketika berjalan
keluar dari Mesir, telah merampas tanahku, dari sungai Arnon sampai ke sungai
Yabok dan sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang, kembalikanlah semuanya itu
dengan jalan damai." Lalu Yefta mengirim pula utusan kepada raja bani Amon
dengan pesan: "Beginilah kata Yefta: orang Israel tidak merampas tanah
orang Moab atau tanah bani Amon. Sebab ketika berjalan keluar dari Mesir, orang
Israel melalui padang gurun sampai ke Laut Teberau dan tiba di Kadesh. Ketika
itu orang Israel mengirim utusan kepada raja negeri Edom dengan permintaan:
Izinkanlah kiranya kami berjalan melalui negerimu ini. Tetapi raja negeri Edom
tidak mau mendengar. Mereka mengirim juga utusan kepada raja negeri Moab,
tetapi raja ini menolak. Maka orang Israel tinggal di Kadesh. Kemudian mereka
berjalan melalui padang gurun, menempuh jalan keliling tanah Edom dan tanah
Moab, lalu sampai ke sebelah timur tanah Moab, maka berkemahlah mereka di
seberang sungai Arnon, dengan tidak masuk daerah Moab, sebab sungai Arnon
itulah batas daerah Moab. Lalu orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja
orang Amori, raja di Hesybon, dan orang Israel meminta kepadanya: Izinkanlah
kiranya kami berjalan melalui negerimu ini sampai ke tempat yang kami tuju.
Tetapi Sihon tidak percaya kepada orang Israel yang hendak berjalan melalui
daerahnya itu, maka dikumpulkannyalah seluruh rakyatnya. Ia berkemah di Yahas,
lalu berperang melawan orang Israel. Tetapi TUHAN, Allah Israel, menyerahkan
Sihon dengan seluruh rakyatnya ke dalam tangan orang Israel, dan mereka
dikalahkan, sehingga orang Israel menduduki seluruh negeri kepunyaan orang
Amori, penduduk negeri itu. Demikianlah dimiliki orang Israel seluruh daerah
orang Amori itu, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan dari padang gurun
sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang TUHAN, Allah Israel, telah merebut milik
orang Amori, bagi Israel, umat-Nya. Apakah engkau hendak memiliki pula tanah
mereka itu? Bukankah engkau akan memiliki apa yang diberi oleh Kamos, allahmu?
Demikianlah kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh TUHAN, Allah kami.
Lagipula, apakah engkau lebih baik dari Balak bin Zipor, raja Moab? Pernahkah
ia menuntut hak kepada orang Israel atau pernahkah ia berperang melawan mereka?
Ketika orang Israel diam di Hesybon dengan segala anak kotanya, di Aroer dengan
segala anak kotanya, dan di segala kota sepanjang kedua tepi sungai Arnon
selama tiga ratus tahun, mengapa pada waktu itu engkau tidak melepaskan
kota-kota itu? Jadi aku tidak bersalah terhadap engkau, tetapi engkau berbuat
jahat terhadap aku dengan berperang melawan aku. TUHAN, Hakim itu, Dialah yang
menjadi hakim pada hari ini antara orang Israel dan bani Amon." Tetapi
raja bani Amon tidak mendengarkan perkataan yang disampaikan kepadanya oleh
utusan-utusan Yefta.
___
Ayo Saat Teduh:
03 April – Tuhan Mengajar Kita Mengenai Berkat Rohani Yang Disediakan
http://ayo-saat-teduh.blogspot.com/2014/04/03-Apr.html
No comments:
Post a Comment