05 April –
Hakim-Hakim 16:1-18:31
Simson di Gaza
Pada suatu kali,
ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu
menghampiri dia. Ketika diberitahukan kepada orang-orang Gaza: "Simson
telah datang ke sini," maka mereka mengepung tempat itu dan siap
menghadang dia semalam-malaman itu di pintu gerbang kota, tetapi
semalam-malaman itu mereka tidak berbuat apa-apa, karena pikirnya: "Nanti
pada waktu fajar kita akan membunuh dia." Tetapi Simson tidur di situ
sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua
daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya
beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu
diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron.
Simson dan Delila
Sesudah itu
Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya
Delila. Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin kepada perempuan itu
sambil berkata: "Cobalah bujuk dia untuk mengetahui karena apakah
kekuatannya demikian besar, dan dengan apakah kami dapat mengalahkan dia dan
mengikat dia untuk menundukkannya. Maka kami masing-masing akan memberikan
seribu seratus uang perak kepadamu." Lalu berkatalah Delila kepada Simson:
"Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar,
dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?" Jawab Simson
kepadanya: "Jika aku diikat dengan tujuh tali busur yang baru, yang belum
kering, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain manapun
juga." Lalu raja-raja kota orang Filistin membawa tujuh tali busur yang
baru yang belum kering kepada perempuan itu dan ia mengikat Simson dengan
tali-tali itu, sedang di kamarnya ada orang bersiap-siap. Kemudian berserulah
perempuan itu kepadanya: "Orang-orang Filistin menyergap engkau,
Simson!" Tetapi ia memutuskan tali-tali busur itu seperti tali rami yang
terbakar putus, apabila kena api. Dan tidaklah ketahuan di mana duduk
kekuatannya itu. Kemudian berkatalah Delila kepada Simson: "Sesungguhnya
engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah
kiranya kepadaku dengan apa engkau dapat diikat." Jawabnya kepadanya:
"Jika aku diikat erat-erat dengan tali baru, yang belum terpakai untuk
pekerjaan apapun, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain
manapun juga." Kemudian Delila mengambil tali baru, diikatnyalah dia
dengan tali-tali itu dan berseru kepadanya: "Orang-orang Filistin
menyergap engkau, Simson!" --di kamar ada orang bersiap-siap--tetapi
tali-tali itu diputuskannya tanggal dari tangannya seperti benang saja.
Berkatalah Delila kepada Simson: "Sampai sekarang engkau telah
mempermain-mainkan dan membohongi aku. Ceritakanlah kepadaku dengan apakah
engkau dapat diikat." Jawabnya kepadanya: "Kalau engkau menenun
ketujuh rambut jalinku bersama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan
patok, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain manapun
juga." Kemudian perempuan itu mengokohkan lagi tenunan itu dengan patok,
lalu berserulah ia kepadanya: "Orang-orang Filistin menyergap engkau,
Simson." Tetapi ketika ia terjaga dari tidurnya, disentaknya lepas patok
tenunan dan lungsin itu.
Berkatalah
perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta
kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali
engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena
apakah kekuatanmu demikian besar." Lalu setelah perempuan itu berhari-hari
merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan
hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi
hatinya, katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak
dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka
kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti
orang-orang lain." Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah
diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang
Filistin, katanya: "Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah
menceritakan segala isi hatinya kepadaku." Lalu datanglah raja-raja kota
orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. Sesudah itu dibujuknya
Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur
ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan
itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. Lalu berserulah perempuan
itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia
dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan
akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah
meninggalkan dia. Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya
dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan
pekerjaannya di penjara ialah menggiling.
Tetapi rambutnya
mulai tumbuh pula sesudah dicukur.
Simson Mati
Sesudah itu
berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan perayaan korban
sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka, dan untuk bersukaria; kata
mereka: "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita Simson,
musuh kita." Dan ketika orang banyak melihat Simson, mereka memuji allah
mereka, sambil berseru: "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan
kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh banyak teman kita."
Ketika hati
mereka riang gembira, berkatalah mereka: "Panggillah Simson untuk melawak
bagi kita." Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan
mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang. Berkatalah
Simson kepada anak yang menuntun dia: "Lepaskan aku dan biarkanlah aku
meraba-raba tiang-tiang penyangga rumah ini, supaya aku dapat bersandar
padanya." Adapun gedung itu penuh dengan laki-laki dan perempuan; segala
raja kota orang Filistin ada di sana, dan di atas sotoh ada kira-kira tiga ribu
orang laki-laki dan perempuan, yang menonton lawak Simson itu. Berserulah
Simson kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku
dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan
juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin." Kemudian Simson
merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang
kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan
tangan kirinya. Berkatalah Simson: "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama
orang Filistin ini." Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah
rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di
dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada
yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.
Sesudah itu
datanglah ke sana saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya, mereka mengangkat
dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara Zora dan Esytaol di
dalam kubur Manoah, ayahnya. Dia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua
puluh tahun lamanya.
Patung sembahan Mikha
Ada seorang dari
pegunungan Efraim, Mikha namanya. Berkatalah ia kepada ibunya: "Uang perak
yang seribu seratus itu, yang diambil orang dari padamu dan yang karena itu
kauucapkan kutuk--aku sendiri mendengar ucapanmu itu--memang uang itu ada
padaku, akulah yang mengambilnya." Lalu kata ibunya: "Diberkatilah
kiranya anakku oleh TUHAN." Sesudah itu dikembalikannyalah uang perak yang
seribu seratus itu kepada ibunya. Tetapi ibunya berkata: "Aku mau
menguduskan uang itu bagi TUHAN, aku menyerahkannya untuk anakku, supaya dibuat
patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu. Maka sekarang, uang itu
kukembalikan kepadamu." Tetapi orang itu mengembalikan uang itu kepada
ibunya, lalu perempuan itu mengambil dua ratus uang perak dan memberikannya
kepada tukang perak, yang membuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada
uang itu; lalu patung itu ditaruh di rumah Mikha. Mikha ini mempunyai kuil.
Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki,
yang menjadi imamnya. Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel;
setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Maka ada seorang
muda dari Betlehem-Yehuda, dari kaum Yehuda; ia seorang Lewi dan tinggal di
sana sebagai pendatang. Lalu orang itu keluar dari kota Betlehem-Yehuda untuk
menetap sebagai pendatang di mana saja ia mendapat tempat; dan dalam
perjalanannya itu sampailah ia ke pegunungan Efraim di rumah Mikha. Bertanyalah
Mikha kepadanya: "Engkau dari mana?" Jawabnya kepadanya: "Aku
orang Lewi dari Betlehem-Yehuda, dan aku pergi untuk menetap sebagai pendatang
di mana saja aku mendapat tempat." Lalu kata Mikha kepadanya:
"Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun
aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta
makananmu." Orang Lewi itu setuju untuk tinggal padanya. Maka orang muda
itu menjadi seperti salah seorang anaknya sendiri. Mikha mentahbiskan orang
Lewi itu; orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha. Lalu kata
Mikha: "Sekarang tahulah aku, bahwa TUHAN akan berbuat baik kepadaku,
karena ada seorang Lewi menjadi imamku."
Patung sembahan Mikha dirampas oleh bani
Dan
Pada zaman itu
tidak ada raja di antara orang Israel dan pada zaman itu suku Dan sedang mencari
milik pusaka untuk menetap, sebab sampai hari itu mereka belum juga mendapat
bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel. Sebab itu bani Dan
menyuruh dari kaumnya lima orang dari seluruh jumlah mereka, semuanya
orang-orang yang gagah perkasa, yang berasal dari Zora dan Esytaol, untuk
mengintai negeri itu dan menyelidikinya, serta berkata kepada mereka:
"Pergilah menyelidiki negeri itu." Ketika orang-orang itu sampai ke
pegunungan Efraim di rumah Mikha, bermalamlah mereka di sana.
Ketika mereka
ada dekat rumah Mikha itu, dikenal merekalah logat orang muda suku Lewi itu,
lalu singgahlah mereka ke sana dan berkata kepadanya: "Siapakah yang
membawa engkau ke mari? Apakah pekerjaanmu dan urusanmu di sini?" Katanya
kepada mereka: "Begini begitulah dilakukan Mikha kepadaku; ia menggaji aku
dan aku menjadi imamnya." Kata mereka kepadanya: "Tanyakanlah kiranya
kepada Allah, supaya kami ketahui apakah perjalanan yang kami tempuh ini akan
berhasil." Kata imam itu kepada mereka: "Pergilah dengan selamat! Perjalanan
yang kamu tempuh itu dipandang baik oleh TUHAN."
Sesudah itu
pergilah kelima orang itu, lalu sampailah mereka ke Lais. Dilihat merekalah,
bahwa rakyat yang diam di sana hidup dengan tenteram, menurut adat orang Sidon,
aman dan tenteram. Orang-orang itu tidak kekurangan apapun yang ada di muka
bumi, malah kaya harta. Mereka tinggal jauh dari orang Sidon dan tidak bergaul
dengan siapapun juga.
Setelah mereka
kembali kepada saudara-saudara sesukunya di Zora dan Esytaol, berkatalah
saudara-saudara sesukunya kepada mereka: "Apakah yang kamu dapati di
sana?" Jawab mereka: "Bersiaplah, marilah kita maju menyerang mereka,
sebab kami telah melihat negeri itu, dan memang sangat baik. Masakan kamu
tinggal diam! Janganlah bermalas-malas untuk pergi memasuki dan menduduki
negeri itu. Apabila kamu memasukinya kamu mendapati rakyat yang hidup dengan
tenteram, dan negeri itu luas ke sebelah kiri dan ke sebelah kanan.
Sesungguhnya, Allah telah menyerahkannya ke dalam tanganmu; itulah tempat yang
tidak kekurangan apapun yang ada di muka bumi."
Lalu
berangkatlah dari sana, dari Zora dan Esytaol, enam ratus orang dari kaum suku
Dan, diperlengkapi dengan senjata. Mereka maju, lalu berkemah di Kiryat-Yearim
di Yehuda. Itulah sebabnya tempat itu disebut Mahane-Dan sampai sekarang;
letaknya di sebelah barat Kiryat-Yearim. Dari sana mereka bergerak terus ke
pegunungan Efraim dan sampai di rumah Mikha.
Lalu
berbicaralah kelima orang yang telah pergi mengintai daerah Lais itu, katanya
kepada saudara-saudara sesukunya: "Tahukah kamu, bahwa dalam rumah-rumah
ini ada efod, terafim, patung pahatan dan patung tuangan? Oleh sebab itu,
insafilah apa yang akan kamu perbuat!" Kemudian mereka menuju ke tempat
itu, lalu sampai di rumah orang muda suku Lewi itu, di rumah Mikha, dan menanyakan
apakah ia selamat. Sementara keenam ratus orang dari bani Dan yang
diperlengkapi dengan senjata itu tinggal berdiri di pintu gerbang, maka kelima
orang yang telah pergi mengintai negeri itu berjalan terus, masuk ke dalam lalu
mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung tuangan itu. Adapun imam itu
berdiri di pintu gerbang bersama-sama dengan keenam ratus orang yang
diperlengkapi dengan senjata itu. Tetapi, setelah yang lain-lain itu masuk ke
dalam rumah Mikha dan mengambil patung pahatan, efod, terafim dan patung
tuangan itu, berkatalah imam itu kepada mereka: "Berbuat apakah kamu
ini?" Tetapi jawab mereka kepadanya: "Diamlah, tutup mulut, ikutlah
kami dan jadilah bapak dan imam kami. Apakah yang lebih baik bagimu: menjadi
imam untuk seisi rumah satu orang atau menjadi imam untuk suatu suku dan kaum
di antara orang Israel?" Maka gembiralah hati imam itu, diambilnyalah
efod, terafim dan patung pahatan itu, lalu masuk ke tengah-tengah orang banyak.
Kemudian berbaliklah mereka dan pergi, dengan anak-anak, ternak dan
barang-barang yang berharga ditempatkan di depan mereka.
Ketika mereka
telah jauh dari rumah Mikha, dikerahkanlah orang-orang dari rumah-rumah yang di
dekat rumah Mikha dan orang-orang itu mengejar bani Dan itu. Mereka
memanggil-manggil bani Dan, maka berbaliklah orang-orang itu dan berkata kepada
Mikha: "Mau apa engkau dengan mengerahkan orang?" Lalu jawabnya:
"Allahku yang kubuat serta imam juga kamu ambil, lalu kamu pergi. Apakah
lagi yang masih tinggal padaku? Bagaimana perkataanmu itu kepadaku: Mau apa
engkau?" Berkatalah bani Dan kepadanya: "Janganlah suaramu kedengaran
lagi kepada kami, nanti ada orang yang menyerang engkau karena sakit hati dan
dengan demikian engkau serta seisi rumahmu kehilangan nyawa."
Lalu bani Dan
melanjutkan perjalanannya, dan Mikha, setelah dilihatnya mereka itu lebih kuat
dari padanya, berpalinglah ia pulang ke rumahnya. Lalu bani Dan, dengan membawa
barang-barang yang dibuat Mikha, juga imamnya, mendatangi Lais, yakni rakyat
yang hidup dengan aman dan tenteram. Mereka memukul orang-orang itu dengan mata
pedang dan kotanya dibakar. Tidak ada orang yang datang menolong, sebab kota
itu jauh dari Sidon dan orang-orang kota itu tidak bergaul dengan siapapun
juga. Letak kota itu di lembah Bet-Rehob. Kemudian bani Dan membangun kota itu
kembali dan diam di sana. Mereka menamai kota itu Dan, menurut nama bapa
leluhur mereka, yakni Dan, yang lahir bagi Israel, tetapi nama kota itu dahulu
adalah Lais. Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu, lalu
Yonatan bin Gersom bin Musa bersama-sama dengan anak-anaknya menjadi imam bagi
suku Dan, sampai penduduk negeri itu diangkut sebagai orang buangan.
Demikianlah mereka menempatkan bagi mereka sendiri patung pahatan yang telah
dibuat Mikha itu, dan patung itu ada di sana selama rumah Allah ada di Silo.
___
Ayo Saat Teduh:
05 April – Yesus Kristus Imam Besar Agung Kita
No comments:
Post a Comment