10 April - 1 Samuel
4:12-8:22
Tabut Tuhan dirampas orang Filistin
Seorang dari suku
Benyamin lari dari barisan pertempuran dan pada hari itu juga ia sampai ke Silo
dengan pakaian terkoyak-koyak dan dengan tanah di kepalanya. Ketika ia sampai,
Eli sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu, sebab hatinya
berdebar-debar karena tabut Allah itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan
menceritakan kabar itu, berteriaklah seluruh kota itu. Ketika Eli mendengar
bunyi teriakan itu, bertanyalah ia: "Keributan apakah itu?" Lalu
bersegeralah orang itu mendapatkan Eli dan memberitahukannya kepadanya. Eli
sudah sembilan puluh delapan tahun umurnya dan matanya sudah bular, sehingga ia
tidak dapat melihat lagi.
Kata orang itu
kepada Eli: "Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku
melarikan diri dari medan pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana
keadaannya, anakku?" Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan
diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh
rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah
sudah dirampas." Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang
dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab
telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai
hakim atas orang Israel.
Adapun menantunya
perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa
tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati,
duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak. Ketika
ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang berdiri di dekatnya:
"Janganlah takut, sebab engkau telah melahirkan seorang anak
laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan tidak memperhatikannya. Ia
menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari
Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan
suaminya. Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah
telah dirampas."
Tabut Tuhan di tanah orang Filistin
Sesudah orang
Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke
Asdod. Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon
dan diletakkannya di sisi Dagon. Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada
keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan
tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.
Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon
terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon
dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya
badan Dagon itu yang masih tinggal. Itulah sebabnya para imam Dagon dan semua
orang yang masuk ke dalam kuil Dagon tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon
yang di Asdod, sampai hari ini.
Tangan TUHAN
menekan orang-orang Asdod itu dengan berat dan Ia membingungkan mereka: Ia
menghajar mereka dengan borok-borok, baik Asdod maupun daerahnya. Ketika
dilihat orang-orang Asdod, bahwa demikian halnya, berkatalah mereka:
"Tabut Allah Israel tidak boleh tinggal pada kita, sebab tangan-Nya keras
melawan kita dan melawan Dagon, allah kita." Sebab itu mereka memanggil
berkumpul kepadanya semua raja kota orang Filistin dan berkata: "Apakah
yang akan kita lakukan dengan tabut Allah Israel itu?" Lalu kata mereka:
"Tabut Allah Israel harus dipindahkan ke Gat."
Jadi mereka
memindahkan tabut Allah Israel itu ke sana. Tetapi setelah mereka
memindahkannya, maka tangan TUHAN mendatangkan kegemparan yang sangat besar
atas kota itu; Ia menghajar orang-orang kota itu, anak-anak dan orang dewasa,
sehingga timbul borok-borok pada mereka. Lalu mereka mengantarkan tabut Allah
itu ke Ekron. Tetapi sesampai tabut Allah itu di Ekron, berteriaklah orang
Ekron itu, demikian: "Mereka memindahkan tabut Allah Israel itu kepada
kita untuk mematikan kita dan bangsa kita." Sebab itu mereka memanggil
berkumpul semua raja kota orang Filistin itu dan berkata: "Antarkanlah
tabut Allah Israel itu; biarlah itu kembali ke tempatnya, supaya jangan
dimatikannya kita dan bangsa kita." Sebab di seluruh kota itu ada
kegemparan maut; tangan Allah menekan orang-orang di sana dengan sangat berat:
orang-orang yang tidak mati, dihajar dengan borok-borok, sehingga teriakan kota
itu naik ke langit.
Tabut dikembalikan kepada orang Israel
Setelah tujuh bulan
lamanya tabut TUHAN itu ada di daerah orang Filistin, maka orang Filistin itu
memanggil para imam dan para petenung, lalu berkata kepada mereka: "Apakah
yang harus kami lakukan dengan tabut TUHAN itu? Beritahukanlah kepada kami,
bagaimana kami harus mengantarkannya kembali ke tempatnya." Lalu kata
mereka: "Apabila kamu mengantarkan tabut Allah Israel itu, maka janganlah
kamu mengantarkannya dengan tangan hampa, melainkan haruslah kamu membayar
tebusan salah kepada-Nya; maka kamu akan menjadi sembuh dan kamu akan
mengetahui, mengapa tangan-Nya tidak undur dari padamu." Sesudah itu
bertanyalah mereka: "Apakah tebusan salah yang harus kami bayar
kepada-Nya?" Jawab mereka: "Menurut jumlah raja-raja kota orang
Filistin, lima borok emas dan lima tikus emas, sebab tulah yang sama menimpa
kamu sekalian dan raja-raja kotamu. Jadi buatlah gambar borok-borokmu dan
gambar tikus yang merusak tanahmu, dan sampaikanlah hormatmu kepada Allah
Israel. Mungkin Ia akan mengangkat dari padamu, dari pada allahmu dan dari pada
tanahmu tangan-Nya yang menekan dengan berat. Mengapa kamu berkeras hati, sama
seperti orang Mesir dan Firaun berkeras hati? Bukankah mereka membiarkan bangsa
itu pergi, ketika Ia mempermain-mainkan mereka? Oleh sebab itu ambillah dan
siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum
pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah
anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi. Kemudian
ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta dan letakkanlah benda-benda
emas, yang harus kamu bayar kepada-Nya sebagai tebusan salah, ke dalam suatu
peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi. Perhatikanlah: apabila tabut
itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah
mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita
mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja
hal itu terjadi kepada kita."
Demikianlah
diperbuat orang-orang itu. Mereka mengambil dua ekor lembu yang menyusui,
dipasangnya pada kereta, tetapi anak-anaknya ditahan di rumah. Mereka
meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga peti berisi tikus-tikus emas dan
gambar benjol-benjol mereka. Lembu-lembu itu langsung mengikuti jalan yang ke
Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguak dengan tidak menyimpang ke
kanan atau ke kiri, sedang raja-raja kota orang Filistin itu berjalan di
belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes. Orang-orang Bet-Semes sedang menuai
gandum di lembah. Ketika mereka mengangkat muka, maka tampaklah kepada mereka
tabut itu, lalu bersukacitalah mereka melihatnya. Kereta itu sampai ke ladang
Yosua, orang Bet-Semes itu, dan berhenti di sana. Di sana ada batu besar. Mereka
membelah kayu kereta itu dan mereka mempersembahkan lembu-lembu sebagai korban
bakaran kepada TUHAN. Orang-orang suku Lewi menurunkan tabut TUHAN dengan peti
yang ada di sebelahnya, yang di dalamnya ada benda-benda emas itu, lalu
menaruhnya di atas batu besar itu, dan pada hari itu orang-orang Bet-Semes
mempersembahkan korban bakaran dan korban sembelihan kepada TUHAN. Ketika
kelima raja kota orang Filistin melihat hal itu, pulanglah mereka ke Ekron pada
hari itu juga.
Inilah
benjol-benjol emas yang dibayar orang Filistin kepada TUHAN sebagai tebusan
salah: dari Asdod satu, dari Gaza satu, dari Askelon satu, dari Gat satu, dari
Ekron satu; lagi tikus-tikus emas menurut jumlah segala kota orang Filistin
kepunyaan kelima raja kota itu, baik kota-kota yang berkubu maupun dusun-dusun
sekitarnya; dan batu besar, yang di atasnya diletakkan mereka tabut TUHAN, di
ladang Yosua, orang Bet-Semes itu, adalah saksi sampai hari ini.
Dan Ia membunuh
beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN; Ia
membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu. Rakyat itu berkabung, karena TUHAN
telah menghajar mereka dengan dahsyatnya. Dan orang-orang Bet-Semes berkata:
"Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini?
Kepada siapakah Ia akan berangkat meninggalkan kita?" Lalu mereka mengirim
utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan: "Orang Filistin telah
mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu."
Lalu orang-orang
Kiryat-Yearim datang, mereka mengangkut tabut TUHAN itu dan membawanya ke dalam
rumah Abinadab yang di atas bukit. Dan Eleazar, anaknya, mereka kuduskan untuk
menjaga tabut TUHAN itu.
Orang Filistin terpukul kalah dekat Mizpa
Sejak saat tabut
itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh
tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel
kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik kepada TUHAN
dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari
tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya
kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin."
Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan
beribadah hanya kepada TUHAN. Lalu berkatalah Samuel: "Kumpulkanlah
segenap orang Israel ke Mizpa; maka aku akan berdoa untuk kamu kepada
TUHAN." Setelah berkumpul di Mizpa, mereka menimba air dan mencurahkannya
di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana:
"Kami telah berdosa kepada TUHAN." Dan Samuel menghakimi orang Israel
di Mizpa. Ketika didengar orang Filistin, bahwa orang Israel telah berkumpul di
Mizpa, majulah raja-raja kota orang Filistin mendatangi orang Israel. Serta
didengar orang Israel demikian, maka ketakutanlah mereka terhadap orang
Filistin. Lalu kata orang Israel kepada Samuel: "Janganlah berhenti
berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari
tangan orang Filistin itu." Sesudah itu Samuel mengambil seekor anak domba
yang menyusu, lalu mempersembahkan seluruhnya kepada TUHAN sebagai korban
bakaran. Dan ketika Samuel berseru kepada TUHAN bagi orang Israel, maka TUHAN
menjawab dia.
Sedang Samuel
mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan
orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang hebat ke
atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh
orang Israel. Keluarlah orang-orang Israel dari Mizpa, mengejar orang Filistin
itu dan memukul mereka kalah sampai hilir Bet-Kar. Kemudian Samuel mengambil
sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya
Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah
Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel, dan kota-kota
yang diambil orang Filistin dari pada Israel, kembali pula kepada Israel, mulai
dari Ekron sampai Gat; dan orang Israel merebut daerah sekitarnya dari tangan
orang Filistin. Antara orang Israel dan orang Amori ada damai.
Samuel sebagai hakim
Samuel memerintah sebagai
hakim atas orang Israel seumur hidupnya. Dari tahun ke tahun ia berkeliling ke
Betel, Gilgal dan Mizpa, dan memerintah atas orang Israel di segala tempat itu,
lalu ia kembali ke Rama, sebab di sanalah rumahnya dan di sanalah ia memerintah
atas orang Israel; dan di sana ia mendirikan mezbah bagi TUHAN.
Orang Israel menghendaki seorang raja
Setelah Samuel
menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang
Israel. Nama anaknya yang sulung ialah Yoel, dan nama anaknya yang kedua ialah
Abia; keduanya menjadi hakim di Bersyeba. Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup
seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan
keadilan. Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada
Samuel di Rama dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu
tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami
untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." Waktu
mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah
kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada
TUHAN. TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu
dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka
tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas
mereka. Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun
mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah
kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu. Oleh sebab itu
dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan
sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang
akan memerintah mereka."
Dan Samuel
menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya,
katanya: "Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu:
anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada keretanya dan
pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya; ia akan menjadikan
mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan
membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan
perkakas keretanya akan dibuat mereka. Anak-anakmu perempuan akan diambilnya
sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan. Selanjutnya
dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling
baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawainya dari gandummu dan hasil
kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai
istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain. Budak-budakmu laki-laki dan
budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan
diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya. Dari kambing dombamu akan
diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya. Pada waktu itu
kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan
menjawab kamu pada waktu itu."
Tetapi bangsa itu
menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus
ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain;
raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang." Samuel
mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN. TUHAN
berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah
seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang
Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya."
___
Ayo Saat Teduh: 10April – Kristus Hidup Di Dalam Kita
No comments:
Post a Comment