03 September
- 1 Tawarikh 8:29-9:1; Daniel 4:1-37; Yehezkiel 40:1-37
1
Tawarikh 8:29-9:1
Keturunan Saul
Tetapi di
Gibeon diam bapa Gibeon, yakni Yeiel, dan nama isterinya ialah Maakha. Anak sulungnya ialah
Abdon, lalu Zur, Kish, Baal, Nadab, Gedor,
Ahyo, Zekher dan Miklot yang
memperanakkan Simea. Juga mereka ini pergi diam berdekatan dengan
saudara-saudara mereka di Yerusalem bersama-sama saudara mereka yang lain. Ner memperanakkan Kish; Kish memperanakkan
Saul; Saul memperanakkan Yonatan, Malkisua, Abinadab dan Esybaal. Anak Yonatan ialah Meribaal dan Meribaal
memperanakkan Mikha. Anak Mikha ialah
Piton, Melekh, Tarea dan Ahas. Ahas
memperanakkan Yoada; Yoada memperanakkan Alemet, Azmawet dan Zimri; Zimri
memperanakkan Moza. Moza memperanakkan
Bina; anak orang ini ialah Rafa, dan anak orang ini ialah Elasa, dan anak orang
ini ialah Azel. Azel mempunyai enam
orang anak, dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja
dan Hanan. Itulah sekaliannya anak-anak Azel.
Anak-anak Esek, saudaranya, ialah Ulam, anak sulungnya, lalu Yeush, anak
yang kedua, dan Elifelet, anak yang ketiga.
Anak-anak Ulam itu adalah orang-orang berani, pahlawan-pahlawan yang
gagah perkasa, pemanah-pemanah; anak dan cucu mereka banyak: seratus lima puluh
orang. Mereka semuanya itu termasuk bani Benyamin.
Seluruh
orang Israel telah terdaftar dalam silsilah; mereka tertulis dalam kitab
raja-raja Israel, sedang orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke
Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia.
Daniel
4:1-37
Nebukadnezar meninggikan diri dan
direndahkan
Dari raja
Nebukadnezar kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa,
yang diam di seluruh bumi: "Bertambah-tambahlah kiranya
kesejahteraanmu! Aku berkenan memaklumkan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang telah dilakukan Allah yang maha tinggi
kepadaku. Betapa besarnya
tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah
kerajaan yang kekal dan pemerintahan-Nya turun-temurun!
Aku,
Nebukadnezar, diam dalam rumahku dengan tenang dan hidup dengan senang dalam
istanaku; lalu aku mendapat mimpi yang
mengejutkan aku, dan khayalanku di tempat tidurku serta penglihatan-penglihatan
yang kulihat menggelisahkan aku. Maka
aku mengeluarkan titah, bahwa semua orang bijaksana di Babel harus dibawa
menghadap aku, supaya mereka memberitahukan kepadaku makna mimpi itu. Kemudian orang-orang berilmu, ahli jampi,
para Kasdim dan ahli nujum datang menghadap dan aku menceritakan kepada mereka
mimpi itu, tetapi mereka tidak dapat memberitahukan maknanya kepadaku.
Pada
akhirnya Daniel datang menghadap aku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar
menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh para dewa yang kudus. Lalu
kuceritakan kepadanya mimpi itu: Hai
Beltsazar, kepala orang-orang berilmu! Aku tahu, bahwa engkau penuh dengan roh
para dewa yang kudus, dan bahwa tidak ada rahasia yang sukar bagimu! Sebab itu
inilah riwayat penglihatan mimpi yang kudapat, maka ceritakanlah kepadaku
maknanya. Adapun penglihatan yang
kudapat di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang
pohon yang sangat tinggi; pohon itu
bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai
ke ujung seluruh bumi. Daun-daunnya
indah, buahnya berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua yang hidup; di
bawahnya binatang-binatang di padang mencari tempat bernaung dan di
dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat
makanan dari padanya. Kemudian dalam
penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu tampak seorang penjaga, seorang
kudus, turun dari langit; ia berseru
dengan nyaring, demikian katanya: Tebanglah pohon itu dan potonglah dahan-dahannya,
gugurkanlah daun-daunnya dan hamburkanlah buah-buahnya! Biarlah
binatang-binatang lari dari bawahnya dan burung-burung dari
dahan-dahannya! Tetapi biarkanlah
tunggulnya tinggal di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga,
di rumput muda di padang; biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan
bersama-sama dengan binatang-binatang mendapat bagiannya dari rumput di
bumi! Biarlah hati manusianya berubah
dan diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh
masa berlalu. Titah ini adalah menurut
putusan para penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya
orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan
manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang
paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu. Itulah mimpi yang telah kudapat, aku, raja
Nebukadnezar; sekarang engkau, Beltsazar, katakanlah kepadaku maknanya, sebab
semua orang bijaksana dari kerajaanku tidak dapat memberitahukan maknanya
kepadaku; tetapi engkaulah yang sanggup, karena engkau penuh dengan roh para
dewa yang kudus!"
Lalu
berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang beberapa saat,
pikiran-pikirannya menggelisahkan dia. Berkatalah raja: "Beltsazar,
janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau!" Beltsazar
menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan
maknanya atas seteru tuanku! Pohon yang
tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke
langit dan yang terlihat sampai ke seluruh bumi, yang daun-daunnya indah dan buahnya
berlimpah-limpah dan padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di
bawahnya ada binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang
burung-burung di udara-- tuankulah itu,
ya raja, tuanku yang telah bertambah besar dan kuat, yang kebesarannya
bertambah sampai ke langit, dan yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi! Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang
penjaga, seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon
ini dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah,
terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan
biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya
bersama-sama dengan binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang
demikian atasnya sampai tujuh masa berlalu--
inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan Yang Mahatinggi mengenai
tuanku raja: tuanku akan dihalau dari
antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang
di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu,
dan tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku
atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang
Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang
membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku
pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai
kekuasaan. Jadi, ya raja, biarlah
nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa
dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas
kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan
dilanjutkan!"
Semuanya itu
terjadi atas raja Nebukadnezar; sebab
setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana
raja di Babel, berkatalah raja:
"Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk
kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Raja belum habis bicara, ketika suatu suara
terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa
kerajaan telah beralih dari padamu; engkau
akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara
binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada
lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga
engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan
memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan
itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput
seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya
menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.
Tetapi
setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit,
dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan
membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah
kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia
berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi;
dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata
kepada-Nya: "Apa yang Kaubuat?"
Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku
kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Para menteriku dan para
pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan
kemuliaan yang lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku.
Jadi
sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang
segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang
sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.
Yehezkiel
40:1-37
Pintu-pintu gerbang dan
pelataran-pelataran Bait Suci yang baru
Dalam tahun
kedua puluh lima sesudah pembuangan kami, yaitu pada permulaan tahun, pada
tanggal sepuluh bulan itu, dalam tahun keempat belas sesudah kota itu
ditaklukkan, pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawa-Nya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah
Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali. Di atas
itu di hadapanku ada yang menyerupai bentuk kota. Ke sanalah aku dibawa-Nya. Dan lihat, ada
seorang yang kelihatan seperti tembaga dan di tangannya ada tali lenan beserta
tongkat pengukur; dan ia berdiri di pintu gerbang. Orang itu berbicara kepadaku: "Hai anak
manusia, lihatlah dengan teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh dan
perhatikanlah baik-baik segala sesuatu yang akan kuperlihatkan kepadamu; sebab
untuk itulah engkau dibawa ke mari, supaya aku memperlihatkan semuanya itu
kepadamu. Beritahukanlah segala sesuatu yang kaulihat kepada kaum
Israel."
Lihat, di
luar bangunan itu ada tembok, seluruh keliling bangunan itu. Dan di tangan
orang itu ada tongkat pengukur, yang panjangnya enam hasta. --Hasta ini setapak
tangan lebih panjang dari hasta biasa--.Ia mengukur tembok itu, tebalnya satu
tongkat dan tingginya satu tongkat.
Lalu ia
sampai di pintu gerbang yang menghadap ke timur dan menaiki tangganya, ia
mengukur ambang dari pintu gerbang itu: satu tongkat lebarnya. Kemudian ia mengukur kamar jaga: panjangnya
satu tongkat dan lebarnya satu tongkat, dan jarak antara dua kamar jaga adalah
lima hasta. Dan ambang pintu gerbang sebelah dalam yang dekat balai gerbang itu
adalah satu tongkat. Kemudian ia
mengukur balai gerbang itu: delapan hasta
dan tiang temboknya dua hasta dan balai itu ada di sebelah dalam. Mengenai kamar-kamar jaga yang di pintu
gerbang sebelah timur itu ada tiga kamar pada tiap sisi; ketiga-tiganya sama
ukurannya dan kedua tiang tembok pada kedua sisi sama juga ukurannya. Lalu ia mengukur lobang pintu gerbang itu:
lebarnya sebelah dalam adalah sepuluh hasta, dan lebarnya sebelah luar tiga belas
hasta. Di bagian muka dari kamar-kamar
jaga itu ada sekatan, yang berukuran satu hasta dan demikian juga ukuran
sekatan di sebelah yang lain. Dan ukuran kamar jaga itu adalah enam hasta pada
kedua belah pihak. Lalu ia mengukur
pintu gerbang itu dari dinding belakang kamar jaga yang satu sampai dinding
belakang kamar jaga yang lain, melalui kedua pintu sekatan itu: lebarnya dua
puluh lima hasta. Ia mengukur juga balai
gerbang itu: dua puluh hasta dan sekeliling balai gerbang itu adalah
pelataran. Dari muka pintu gerbang luar
sampai balai gerbang sebelah dalam: lima puluh hasta. Pada sekeliling pintu gerbang itu di bagian
dalam ada jendela-jendela dengan bidai, yaitu di kamar-kamar jaga dan pada
tiang-tiang tembok dan begitu juga pada balai gerbang. Dan pada tiang-tiang
tembok itu terukir gambar pohon-pohon korma.
Lalu dibawanya
aku ke pelataran luar, sungguh, sekeliling pelataran itu ada bilik-bilik, yang
jumlahnya tiga puluh. Dan bilik-bilik itu dibangun di atas sebuah lantai
batu. Dan lantai batu itu ada di samping
pintu-pintu gerbang mengikuti panjangnya. Itulah lantai batu bawah. Kemudian ia mengukur lebar pelataran itu dari
sebelah dalam pintu gerbang bawah sampai sebelah luar pintu gerbang dalam:
seratus hasta.
Lalu ia
berjalan di depanku menuju ke utara dan
sungguh, ada pintu gerbang yang menghadap ke utara, yang termasuk pelataran
luar. Ia mengukur panjang dan lebarnya. Kamar
jaganya, tiga sebelah-menyebelah, tiang-tiang tembok dan balai gerbangnya
adalah seukuran dengan pintu gerbang pertama: lima puluh hasta panjangnya dan
lebarnya dua puluh lima hasta. Jendela-jendelanya,
balai gerbangnya dan gambar-gambar pohon kormanya seukuran juga dengan pintu
gerbang yang menghadap ke timur. Orang dapat naik ke situ melalui tangga yang
tujuh tingkat dan balai gerbangnya ada sebelah dalam. Di pelataran dalam ada sebuah pintu gerbang
yang berhadapan dengan pintu gerbang utara sama seperti halnya dengan pintu
gerbang timur; ia mengukur dari pintu gerbang sampai pintu gerbang: seratus
hasta.
Kemudian ia
membawa aku menuju selatan, sungguh, ada sebuah pintu gerbang yang menghadap ke
selatan; ia mengukur kamar-kamar jaganya, tiang-tiang temboknya dan balai
gerbangnya, ukurannya sama saja dengan yang lain-lain. Sekeliling pintu gerbang itu dan balai
gerbangnya ada jendela-jendela, yang sama dengan yang lain-lain; panjang pintu
gerbang itu lima puluh hasta dan lebarnya dua puluh lima hasta. Tangga ke situ adalah tujuh tingkat, dan
balai gerbangnya ada sebelah dalam. Pada pintu gerbang itu juga, di tiang-tiang
temboknya, terukir gambar pohon-pohon korma, satu batang di sebelah sini dan
satu batang di sebelah sana. Di bagian
selatan pelataran dalam ada juga pintu gerbang; ia mengukur dari pintu gerbang
sampai pintu gerbang di bagian selatan: seratus hasta.
Lalu dibawanya
aku ke pelataran dalam melalui pintu gerbang selatan dan ia mengukur pintu
gerbang itu, ukurannya sama saja dengan yang lain-lain. Kamar-kamar jaganya, tiang-tiang temboknya
dan balai gerbangnya, ukurannya sama saja dengan yang lain-lain. Sekeliling
pintu gerbang itu dan balai gerbangnya ada jendela-jendela; panjang pintu
gerbang itu lima puluh hasta dan lebarnya dua puluh lima hasta. -- Sekelilingnya ada balai-balai gerbang,
panjangnya dua puluh lima hasta dan lebarnya lima hasta. -- Balai gerbangnya adalah sebelah pelataran luar
dan pada tiang-tiang temboknya terukir gambar pohon-pohon korma dan tangganya
ke atas ada delapan tingkat.
Lalu
dibawanya aku ke sebelah timur pelataran dalam dan ia mengukur pintu gerbang
yang di situ, dan ukurannya sama saja dengan yang lain-lain. Kamar-kamar jaganya, tiang-tiang temboknya
dan balai gerbangnya, ukurannya sama saja dengan yang lain-lain. Sekeliling
pintu gerbang itu dan balai gerbangnya ada jendela-jendela; panjang pintu gerbang
itu lima puluh hasta dan lebarnya dua puluh lima hasta. Balai gerbangnya adalah sebelah pelataran
luar dan pada tiang-tiang temboknya terukir gambar pohon-pohon korma, sebelah
sini dan sebelah sana, dan tangganya ke atas ada delapan tingkat.
Kemudian
dibawanya aku ke pintu gerbang utara dan ia mengukurnya, dan ukurannya sama
saja dengan yang lain-lain. Kamar-kamar
jaganya, tiang-tiang temboknya dan balai gerbangnya, ukurannya sama saja dengan
yang lain-lain, dan sekelilingnya ada jendela-jendela; panjang pintu gerbang
itu lima puluh hasta dan lebarnya dua puluh lima hasta. Balai gerbangnya adalah sebelah pelataran
luar, dan pada tiang-tiang temboknya terukir gambar pohon-pohon korma, sebelah
sini dan sebelah sana, dan tangganya ke atas ada delapan tingkat.
___
Ayo Saat Teduh:
03 September – Daud Menyatakan Allah Sebagai Tempat Perlindungan
No comments:
Post a Comment