17 September
- Ezra 9:1-10:44; Nehemia 1:1-2:20
Ezra
9:1-10:44
Ezra mengaku dosa orang-orang Israel
dalam doa
Sesudah
semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata:
"Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan
diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan,
orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan
orang Amori. Karena mereka telah
mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri
dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan
penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan
perbuatan tidak setia itu."
Ketika aku
mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku
mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun. Lalu berkumpullah kepadaku semua orang yang
gemetar karena firman Allah Israel, oleh sebab perbuatan tidak setia
orang-orang buangan itu, tetapi aku tetap duduk tertegun sampai korban
petang. Pada waktu korban petang bangkitlah
aku dan berhenti menyiksa diriku, lalu aku berlutut dengan pakaianku dan
jubahku yang koyak-koyak sambil menadahkan tanganku kepada TUHAN, Allahku, dan kataku: "Ya Allahku, aku malu dan
mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya
Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan
kami telah membubung ke langit. Dari
zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena
dosa kami maka kami sekalian dengan raja-raja dan imam-imam kami diserahkan ke
dalam tangan raja-raja negeri, ke dalam kuasa pedang, ke dalam penawanan dan
penjarahan, dan penghinaan di depan umum, seperti yang terjadi sekarang
ini. Dan sekarang, baru saja kami alami
kasih karunia dari pada TUHAN, Allah kami yang meninggalkan pada kami
orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang
kudus, sehingga Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit
kelegaan di dalam perbudakan kami.
Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami
tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri
Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan
menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di
Yerusalem.
Tetapi
sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu?
Karena kami telah meninggalkan perintah-Mu,
yang Kauperintahkan dengan perantaraan hamba-hamba-Mu, para nabi itu,
dengan berfirman: Negeri yang kamu masuki untuk diduduki adalah negeri yang
cemar oleh karena kecemaran penduduk negeri, yakni oleh karena kekejian yang
mereka lakukan dengan segala kenajisan mereka di segenap negeri itu dari ujung
ke ujung. Jadi sekarang janganlah kamu
memberikan anak-anak perempuanmu kepada anak lelaki mereka, ataupun mengambil
anak-anak perempuan mereka untuk anak-anak lelakimu. Janganlah kamu
mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka untuk selama-lamanya,
supaya kamu menjadi kuat, mengecap hasil tanah yang baik, dan mewariskan tanah
itu kepada anak-anakmu untuk selama-lamanya.
Sesudah semua yang kami alami oleh sebab perbuatan kami yang jahat, dan
oleh sebab kesalahan kami yang besar, sedangkan Engkau, ya Allah kami, tidak
menghukum setimpal dengan dosa kami, dan masih mengaruniakan kepada kami
orang-orang yang terluput sebanyak ini,
masakan kami kembali melanggar perintah-Mu dan kawin-mengawin dengan
bangsa-bangsa yang keji ini? Tidakkah Engkau akan murka kepada kami sampai kami
habis binasa, sehingga tidak ada yang tinggal hidup atau terluput? Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar,
sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti
yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan
kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di
hadapan-Mu."
Tindakan
Ezra terhadap perkawinan campuran
Sementara
Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah
Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya,
laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras. Maka berbicaralah Sekhanya bin Yehiel, dari
bani Elam, katanya kepada Ezra: "Kami telah melakukan perbuatan tidak
setia terhadap Allah kita, oleh karena kami telah memperisteri perempuan asing
dari antara penduduk negeri. Namun demikian sekarang juga masih ada harapan
bagi Israel. Marilah kita sekarang
mengikat perjanjian dengan Allah kita, bahwa kita akan mengusir semua perempuan
itu dengan anak-anak yang dilahirkan mereka, menurut nasihat tuan dan
orang-orang yang gemetar karena perintah Allah kita. Dan biarlah orang
bertindak menurut hukum Taurat.
Bangkitlah, karena hal itu adalah tugasmu. Kami akan mendampingi engkau.
Kuatkanlah hatimu, dan bertindaklah!"
Kemudian
bangkitlah Ezra dan menyuruh para pemuka imam dan orang-orang Lewi dan segenap
orang Israel bersumpah, bahwa mereka akan berbuat menurut perkataan itu, maka
bersumpahlah mereka. Sesudah itu Ezra
pergi dari depan rumah Allah menuju bilik Yohanan bin Elyasib, dan di sana ia
bermalam dengan tidak makan roti dan minum air, sebab ia berkabung karena
orang-orang buangan itu telah melakukan perbuatan tidak setia.
Lalu
disiarkanlah pengumuman di Yehuda dan di Yerusalem kepada semua orang yang
pulang dari pembuangan untuk berhimpun di Yerusalem. Barangsiapa dalam tiga hari tidak datang,
maka menurut keputusan para pemimpin dan tua-tua segala hartanya akan disita
dan ia akan dikucilkan dari jemaah yang pulang dari pembuangan. Lalu berhimpunlah semua orang laki-laki
Yehuda dan Benyamin di Yerusalem dalam tiga hari itu, yakni dalam bulan
kesembilan pada tanggal dua puluh bulan itu. Seluruh rakyat duduk di halaman
rumah Allah, sambil menggigil karena perkara itu dan karena hujan lebat. Maka bangkitlah imam Ezra, lalu berkata
kepada mereka: "Kamu telah melakukan perbuatan tidak setia, karena kamu
memperisteri perempuan asing dan dengan demikian menambah kesalahan orang
Israel. Tetapi sekarang mengakulah di
hadapan TUHAN, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya
dan pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing
itu!" Lalu seluruh jemaah menjawab
dan berseru dengan suara nyaring: "Sesungguhnya, adalah kewajiban kami
melakukan seperti katamu itu. Tetapi
orang-orang ini besar jumlahnya dan sekarang musim hujan, sehingga orang tidak
sanggup lagi berdiri di luar. Lagipula pekerjaan itu bukan perkara sehari dua
hari, karena dalam hal itu kami telah banyak melakukan pelanggaran. Biarlah pemimpin-pemimpin kami bertindak
mewakili jemaah seluruhnya, maka setiap orang di kota-kota kami yang
memperisteri perempuan asing harus datang menghadap pada waktu-waktu tertentu,
dan bersama-sama mereka para tua-tua dan para hakim di tiap-tiap kota, sampai
murka Allah kami yang bernyala-nyala karena perkara ini dijauhkan dari
kami."
Hanya
Yonatan bin Asael, dan Yahzeya bin Tikwa, berdiri menentang perkara itu,
disokong oleh Mesulam dan Sabetai, orang Lewi itu. Tetapi mereka yang pulang dari pembuangan
melakukannya. Maka imam Ezra memilih beberapa orang, kepala-kepala kaum
keluarga, masing-masing untuk kaum keluarganya, semuanya dengan namanya
disebut. Pada hari pertama bulan kesepuluh mereka bersidang untuk menyelidiki
perkara itu, dan mereka menyelesaikan segala
urusan mengenai orang yang memperisteri perempuan asing itu pada hari pertama
bulan pertama.
Di antara
kaum imam yang memperisteri perempuan asing terdapat: dari bani Yesua bin
Yozadak, dengan saudara-saudaranya: Maaseya, Eliezer, Yarib dan Gedalya. Dengan memegang tangan, mereka itu berjanji
akan mengusir isteri mereka. Dan mereka mempersembahkan seekor domba jantan
dari kawanan kambing domba sebagai korban penebus salah karena kesalahan
mereka. Dari bani Imer: Hanani dan
Zebaja; dari bani Harim: Maaseya, Elia,
Semaya, Yehiel dan Uzia; dan dari bani
Pasyhur: Elyoenai, Maaseya, Ismael, Netaneel, Yozabad dan Elasa.
Dari
orang-orang Lewi: Yozabad, Simei, Kelaya (yakni Kelita), Petahya, Yuda dan
Eliezer.
Dari para
penyanyi: Elyasib.
Dari para
penunggu pintu gerbang: Salum, Telem dan Uri.
Dari
orang-orang Israel yang lain: dari bani Paros: Ramya, Yezia, Malkia, Miyamin,
Eleazar, Malkia dan Benaya. Dari bani
Elam: Matanya, Zakharia, Yehiel, Abdi, Yeremot dan Elia. Dari bani Zatu: Elyoenai, Elyasib, Matanya,
Yeremot, Zabad dan Aziza. Dari bani
Bebai: Yohanan, Hananya, Zabai dan Altai.
Dari bani Bani: Mesulam, Malukh, Adaya, Yasub, Seal dan Yeramot. Dari bani Pahat-Moab: Adna dan Kelal, Benaya,
Maaseya, Matania, Bezaleel, Binui dan Manasye.
Dari bani Harim: Eliezer, Yisia, Malkia, Semaya, Simeon, Benyamin, Malukh, dan Semarya. Dari bani Hasum: Matnai, Matata, Zabad,
Elifelet, Yeremai, Manasye dan Simei.
Dari bani Bani: Maadai, Amram, Uel,
Benaya, Bedeya, Keluhu, Wanya,
Meremot, Elyasib, Matanya, Matnai,
Yaasai. Dari bani Binui: Simei, Selemya, Natan, Adaya, Makhnadbai, Sasai, Sarai, Azareel, Selemya, Semarya, Salum, Amarya dan Yusuf. Dari bani Nebo: Yeiel, Matica, Zabad, Zebina,
Yadai, Yoel dan Benaya. Mereka sekalian
mengambil sebagai isteri perempuan asing; maka mereka menyuruh pergi
isteri-isteri itu dengan anak-anaknya.
Nehemia
1:1-2:20
Doa Nehemia bagi orang Israel
Riwayat
Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di
puri Susan, datanglah Hanani, salah
seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku
menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari
penawanan dan tentang Yerusalem. Kata
mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang
terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela.
Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah
terbakar."
Ketika
kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari.
Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta
langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan
kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti
perintah-perintah-Nya, berilah
telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang
kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu
itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan
terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan
tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan
yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu. Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada
Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan
di antara bangsa-bangsa. Tetapi, bila
kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta
melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan
Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk
membuat nama-Ku diam di sana. Bukankah
mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu
yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?
Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa
hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari
ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini."
Ketika itu
aku ini juru minuman raja.
Nehemia
diutus ke Yerusalem
Pada bulan
Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku
untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada
raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan
raja, bertanyalah ia kepadaku:
"Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati."
Lalu aku menjadi sangat takut. Jawabku kepada
raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram,
kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan
pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka
aku berdoa kepada Allah semesta langit,
kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan
berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek
moyangku, supaya aku membangunnya kembali." Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang
permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan
bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku
menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah
aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya
mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman
raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu
gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan
kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku
yang murah melindungi aku.
Maka
datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan
menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima
perang dan orang-orang berkuda menyertai aku.
Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu,
mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang
mengusahakan kesejahteraan orang Israel.
Tekad
untuk membangun kembali tembok Yerusalem
Maka tibalah
aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, bangunlah aku pada malam hari bersama-sama
beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun
rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam
hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi. Demikian pada malam hari aku keluar melalui
pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah.
Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar
dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api. Lalu aku meneruskan perjalananku ke pintu
gerbang Mata Air dan ke kolam Raja. Karena binatang yang kutunggangi tidak
dapat lalu di tempat itu, aku naik ke
atas melalui wadi pada malam hari dan menyelidiki dengan seksama tembok itu.
Kemudian aku kembali, lalu masuk melalui pintu gerbang Lebak. Demikianlah aku
pulang. Para penguasa tidak tahu ke mana
aku telah pergi dan apa yang telah kulakukan, karena sampai kini aku belum
memberitahukan apa-apa kepada orang Yahudi, baik kepada para imam, maupun
kepada para pemuka, kepada para penguasa dan para petugas lainnya.
Berkatalah
aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem
telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita
bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela." Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa
murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja
kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan
sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia,
orang Amon, pelayan itu, dan Gesyem, orang Arab, mendengar itu, mereka mengolok-olokkan
dan menghina kami. Kata mereka: "Apa yang kamu lakukan itu? Apa kamu mau
berontak terhadap raja?" Aku
menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami
berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak
punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!"
___
Ayo Saat
Teduh: 17 September – Menantikan Tuhan, Mengharapkan Tuhan
No comments:
Post a Comment