07 September - Daniel 7:1-8:27; Daniel 5:1-31
Daniel
7:1-8:27
Penglihatan
mengenai keempat binatang dan anak manusia
Pada tahun
pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat
penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan
inilah garis besarnya:
Berkatalah
Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak
keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan empat binatang besar naik dari dalam
laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung
rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari
tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan
hati manusia. Dan tampak ada seekor
binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada
sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di
antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging
banyak-banyak. Kemudian aku melihat,
tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap
burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya
diberikan kekuasaan.
Kemudian aku
melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang
menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi;
ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia
berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk
sepuluh. Sementara aku memperhatikan
tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil,
sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu
tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
Sementara
aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya;
pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba;
kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari
hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali
berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan
dibukalah Kitab-kitab.
Aku terus
melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus
melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke
dalam api yang membakar. Juga kekuasaan
binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai
pada waktu dan saatnya. Aku terus
melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit
seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan
ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan
kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang
dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya
ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah
kerajaan yang tidak akan musnah.
Maka aku,
Daniel, terharu karena hal itu, dan penglihatan-penglihatan yang kulihat itu
menggelisahkan aku. Lalu kudekati salah
seorang dari mereka yang berdiri di sana dan kuminta penjelasan tentang
semuanya itu. Maka berkatalah ia kepadaku dan diberitahukannyalah kepadaku
maknanya: Binatang-binatang besar yang
empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi; sesudah itu orang-orang kudus milik Yang
Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan
itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya.
Lalu aku
ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda
dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya
dan kuku tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya
dengan kakinya; dan tentang kesepuluh
tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk yang lain, yakni tanduk yang
mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang menyombong, yang tumbuh sehingga
patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya dari tanduk-tanduk yang
lain. Dan aku melihat tanduk itu
berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan
keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya
datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.
Maka
demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang
akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan
seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya. Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja
yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia
berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja. Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang
Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi;
ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam
tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Lalu Majelis Pengadilan akan duduk, dan
kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan dihancurkan sampai
lenyap. Maka pemerintahan, kekuasaan dan
kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada
orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah
pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada
mereka.
Sekianlah
berita itu. Adapun aku, Daniel, pikiran-pikiranku sangat menggelisahkan aku,
sehingga aku menjadi pucat; dan aku menyimpan hal itu dalam
ingatanku."
Penglihatan
mengenai domba jantan dan kambing jantan
Pada tahun
yang ketiga pemerintahan raja Belsyazar, nampaklah kepadaku, Daniel, suatu
penglihatan sesudah yang tampak kepadaku dahulu itu.
Aku melihat
dalam penglihatan itu, dan sementara aku melihat, aku berada di puri Susan,
yang ada di wilayah Elam, dan aku melihat dalam penglihatan itu, bahwa aku
sedang di tepi sungai Ulai. Aku
mengangkat mukaku dan melihat, tampak seekor domba jantan berdiri di depan
sungai itu; tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, tetapi yang satu lebih
tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir. Aku melihat domba jantan itu menanduk ke
barat, ke utara dan ke selatan, dan tidak ada seekor binatangpun yang tahan
menghadapi dia, dan tidak ada yang dapat membebaskan dari kuasanya; ia berbuat
sekehendak hatinya dan membesarkan diri.
Tetapi
sementara aku memperhatikannya, tampak seekor kambing jantan datang dari
sebelah barat, yang melintasi seluruh bumi tanpa menginjak tanah; dan kambing
jantan itu mempunyai satu tanduk yang aneh di antara kedua matanya. Ia datang pada domba jantan yang dua
tanduknya dan yang kulihat berdiri di depan sungai itu, lalu menyerangnya
dengan keganasan yang hebat. Aku
melihatnya mendekati domba jantan itu; ia menggeram, lalu ditanduknya domba
jantan itu, dipatahkannya kedua tanduknya, dan domba jantan itu tidak berdaya
untuk tahan menghadapi dia; dihempaskannya dia ke bumi, diinjak-injaknya, dan
tidak ada yang melepaskan domba jantan itu dari kuasanya. Kambing jantan itu sangat membesarkan
dirinya, tetapi ketika ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang
besar itu, lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh, sejajar dengan
keempat mata angin yang dari langit.
Maka dari
salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke
arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai. Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala
tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya
beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. Bahkan
terhadap Panglima bala tentara itupun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya
diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus
dirobohkannya. Suatu kebaktian diadakan
secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi,
dan apapun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Kemudian
kudengar seorang kudus berbicara, dan seorang kudus lain berkata kepada yang
berbicara itu: "Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban
sehari-hari dan kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan
bala tentara yang diinjak-injak?" Maka
ia menjawab: "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu
tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar."
Sedang aku,
Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka tampaklah
seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu
suara manusia yang berseru: "Gabriel, buatlah orang ini memahami
penglihatan itu!" Lalu datanglah ia
ke tempat aku berdiri, dan ketika ia datang, terkejutlah aku dan jatuh
tertelungkup, lalu ia berkata kepadaku: "Pahamilah, anak manusia, bahwa
penglihatan itu mengenai akhir masa!"
Sementara ia berbicara dengan aku, jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke
tanah; tetapi ia menyentuh aku dan membuat aku berdiri kembali.
Lalu
berkatalah ia: "Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir
murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman.
Domba jantan yang kaulihat itu, dengan kedua tanduknya, ialah raja-raja
orang Media dan Persia. Dan kambing
jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk besar yang
di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama. Dan bahwa tanduk itu patah dan pada tempatnya
itu muncul empat buah, berarti: empat kerajaan akan muncul dari bangsa itu,
tetapi tidak sekuat yang terdahulu. Dan
pada akhir kerajaan mereka, apabila orang-orang fasik telah penuh kejahatannya,
maka akan muncul seorang raja dengan muka yang garang dan yang pandai
menipu. Kekuatannya akan menjadi hebat,
tetapi tidak sekuat yang terdahulu, dan ia akan mendatangkan kebinasaan yang
mengerikan, dan apa yang dilakukannya akan berhasil; orang-orang berkuasa akan
dibinasakannya, juga umat orang kudus. Dan
oleh karena akalnya, penipuan yang dilakukannya akan berhasil; ia akan
membesarkan dirinya dalam hatinya, dan dengan tak disangka-sangka banyak orang
akan dibinasakannya; juga ia akan bangkit melawan Raja segala raja. Tetapi
tanpa perbuatan tangan manusia, ia akan dihancurkan. Adapun penglihatan tentang petang dan pagi
itu, apa yang dikatakan tentang itu adalah benar. Tetapi engkau, sembunyikanlah
penglihatan itu, sebab hal itu mengenai masa depan yang masih jauh."
Maka aku,
Daniel, lelah dan jatuh sakit beberapa hari lamanya; kemudian bangunlah aku dan
melakukan pula urusan raja. Dan aku tercengang-cengang tentang penglihatan itu,
tetapi tidak memahaminya.
Daniel
5:1-6:1
Tulisan di dinding
Raja
Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang
jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan
orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh
Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para
pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan
perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu
raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari
perkakas itu; mereka minum anggur dan
memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
Pada waktu
itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana
raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis
itu. Lalu raja menjadi pucat, dan
pikiran-pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi
lemas dan lututnya berantukan. Kemudian
berserulah raja dengan keras, supaya para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli
nujum dibawa menghadap. Berkatalah raja kepada para orang bijaksana di Babel
itu: "Setiap orang yang dapat membaca tulisan ini dan dapat memberitahukan
maknanya kepadaku, kepadanya akan dikenakan pakaian dari kain ungu, dan
lehernya akan dikalungkan rantai emas, dan di dalam kerajaanku ia akan
mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga."
Tetapi semua orang bijaksana dari raja, yang telah datang menghadap,
tidak sanggup membaca tulisan itu dan tidak sanggup memberitahukan maknanya
kepada raja. Sesudah itu sangatlah cemas
hati raja Belsyazar dan ia menjadi pucat; juga para pembesarnya
terperanjat.
Karena perkataan
raja dan para pembesarnya itu masuklah permaisuri ke dalam ruang perjamuan;
berkatalah ia: "Ya raja, kekallah hidup tuanku! Janganlah pikiran-pikiran
tuanku menggelisahkan tuanku dan janganlah menjadi pucat; sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang
penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat
pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa.
Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala
orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum, karena pada orang itu terdapat roh yang luar
biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga dapat menerangkan mimpi,
menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan, yakni pada
Daniel yang dinamai Beltsazar oleh raja. Baiklah sekarang Daniel dipanggil dan
ia akan memberitahukan maknanya!"
Lalu
dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel:
"Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh
raja, ayahku, dari tanah Yehuda? Telah
kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa
padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa. Kepadaku telah dibawa orang-orang bijaksana,
para ahli jampi, supaya mereka membaca tulisan ini dan memberitahukan maknanya
kepadaku, tetapi mereka tidak sanggup mengatakan makna perkataan itu. Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa
engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu,
jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya
kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu
akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai
kekuasaan sebagai orang ketiga."
Kemudian
Daniel menjawab raja: "Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku
kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan
memberitahukan maknanya kepada tuanku. Ya
tuanku raja! Allah, Yang Mahatinggi, telah memberikan kekuasaan sebagai raja,
kebesaran, kemuliaan dan keluhuran kepada Nebukadnezar, ayah tuanku. Dan oleh karena kebesaran yang telah
diberikan-Nya kepadanya itu, maka takut dan gentarlah terhadap dia orang-orang
dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa; dibunuhnya siapa yang
dikehendakinya dan dibiarkannya hidup siapa yang dikehendakinya, ditinggikannya
siapa yang dikehendakinya dan direndahkannya siapa yang dikehendakinya. Tetapi ketika ia menjadi tinggi hati dan
keras kepala, sehingga berlaku terlalu angkuh, maka ia dijatuhkan dari takhta
kerajaannya dan kemuliaannya diambil dari padanya. Ia dihalau dari antara manusia dan hatinya
menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di antara keledai
hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu, dan tubuhnya
basah oleh embun dari langit, sampai ia mengakui, bahwa Allah, Yang Mahatinggi,
berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang dikehendaki-Nya untuk
kedudukan itu. Tetapi tuanku, Belsyazar,
anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini. Tuanku meninggikan diri terhadap Yang
Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu
tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah
minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak
dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau
mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam
nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku. Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan
dituliskanlah tulisan ini. Maka inilah
tulisan yang tertulis itu: Mene, mene, tekel ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa
pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan
didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan
tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."
Lalu atas
titah Belsyazar dikenakanlah kepada Daniel pakaian dari kain ungu dan pada
lehernya dikalungkan rantai emas, dan dimaklumkanlah tentang dia, bahwa di
dalam kerajaan ia akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.
Pada malam
itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu. Darius, orang Media, menerima
pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.
___
Ayo Saat Teduh:
07 September – Daud Mengandalkan Kasih Setia Allah (4)
No comments:
Post a Comment