16 Februari – Bilangan 8:1-9:14, Imamat 1:1-3:17
Bilangan 8:1-9:14
Kandil
TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun
dan katakanlah kepadanya: Apabila engkau memasang lampu-lampu itu, haruslah
ketujuh lampu itu menerangi yang di sebelah depan kandil." Demikianlah
diperbuat Harun. Di sebelah depan kandil dipasangnyalah lampu-lampunya, seperti
yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Dan beginilah kandil itu dibuat: dari
emas tempaan; kandil itu tempaan, baik kakinya maupun kembangnya; sesuai dengan
apa yang telah diperlihatkan TUHAN kepada Musa, demikianlah kandil itu
dibuatnya.
Pentahbisan orang
Lewi
TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah orang Lewi dari
tengah-tengah orang Israel dan tahirkanlah mereka. Beginilah harus kaulakukan
kepada mereka untuk mentahirkan mereka: percikkanlah kepada mereka air
penghapus dosa, kemudian haruslah mereka mencukur seluruh tubuhnya dan mencuci
pakaiannya dan dengan demikian mentahirkan dirinya. Sesudah itu haruslah mereka
mengambil seekor lembu jantan muda dengan korban sajiannya dari tepung yang
terbaik, diolah dengan minyak, juga seekor lembu jantan muda yang lain haruslah
kauambil untuk korban penghapus dosa. Selanjutnya haruslah kausuruh orang Lewi
mendekat ke depan Kemah Pertemuan, dan kaupanggil berkumpul segenap umat
Israel. Apabila engkau telah menyuruh orang Lewi mendekat ke hadapan TUHAN,
maka haruslah orang Israel meletakkan tangannya atas orang Lewi itu, dan Harun
harus mengunjukkan orang Lewi itu sebagai persembahan unjukan dari antara orang
Israel di hadapan TUHAN, dan demikianlah mereka diuntukkan melakukan pekerjaan
jabatannya bagi TUHAN. Setelah orang Lewi meletakkan tangannya atas kepala
lembu-lembu jantan muda itu, maka haruslah yang seekor diolah sebagai korban
penghapus dosa dan yang lain sebagai korban bakaran bagi TUHAN untuk mengadakan
pendamaian bagi orang Lewi. Maka haruslah engkau menghadapkan orang Lewi kepada
Harun dengan anak-anaknya dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan
bagi TUHAN.
Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari
tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku. Barulah
sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan pekerjaan jabatannya pada
Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan mereka dan mengunjukkan mereka
sebagai persembahan unjukan. Sebab mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya
kepada-Ku dari tengah-tengah orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir
dari kandungan, yakni semua anak sulung yang ada pada orang Israel, telah
Kuambil mereka bagi-Ku. Sebab semua anak sulung yang ada pada orang Israel,
baik dari manusia maupun dari hewan, adalah kepunyaan-Ku; pada waktu Aku
membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, Aku telah menguduskan semuanya
bagi-Ku. Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada
orang Israel, dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel
sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala
pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan
pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila
mereka mendekat ke tempat kudus."
Lalu Musa, Harun dan segenap umat Israel melakukan yang
demikian kepada orang Lewi; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa
mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan orang Israel kepada mereka. Orang
Lewi itu menghapus dosa dari dirinya dan mencuci pakaian mereka, kemudian Harun
mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, dan
mengadakan pendamaian bagi mereka sambil mentahirkan mereka. Sesudah itu
masuklah orang Lewi untuk melakukan pekerjaan jabatan mereka di Kemah
Pertemuan, di bawah pengawasan Harun dan anak-anaknya. Seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa mengenai orang Lewi, demikianlah dilakukan
kepada mereka.
Awal dan akhir masa
kerja orang Lewi
TUHAN berfirman kepada Musa: "Inilah yang berlaku bagi
orang Lewi: setiap orang yang berumur dua puluh lima tahun ke atas wajib
bertugas, supaya ia bekerja pada Kemah Pertemuan, tetapi jika ia berumur lima
puluh tahun haruslah ia dibebaskan dari pekerjaan itu, sehingga tak usah ia
bekerja lebih lama lagi. Ia boleh membantu saudara-saudaranya di Kemah
Pertemuan dalam menjalankan tugas mereka, tetapi tidak usah lagi ia menjabat
pekerjaan itu. Demikianlah harus kaulakukan kepada orang Lewi mengenai tugas
mereka."
Ketetapan-ketetapan
mengenai perayaan Paskah
TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada
bulan yang pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir:
"Orang Israel harus merayakan Paskah pada waktunya; pada hari yang keempat
belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu yang
ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah kamu
merayakannya." Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Paskah. Maka
mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas
bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; tepat seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan orang Israel. Tetapi ada
beberapa orang yang najis oleh karena mayat, sehingga tidak dapat merayakan
Paskah pada hari itu. Mereka datang menghadap Musa dan Harun pada hari itu
juga, lalu berkata kepadanya: "Sungguhpun kami najis oleh karena mayat,
dengan dasar apakah kami dicegah mempersembahkan persembahan bagi TUHAN di
tengah-tengah orang Israel pada waktu yang ditetapkan?" Lalu jawab Musa
kepada mereka: "Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan
diperintahkan TUHAN mengenai kamu."
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada
orang Israel: Apabila salah seorang di antara kamu atau keturunanmu najis oleh
karena mayat, atau berada dalam perjalanan jauh, maka ia harus juga merayakan
Paskah bagi TUHAN. Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada
waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya; beserta roti yang tidak
beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya. Janganlah mereka
meninggalkan sebagian dari padanya sampai pagi, dan satu tulangpun tidak boleh
dipatahkan mereka. Menurut segala ketetapan Paskah haruslah mereka
merayakannya. Sebaliknya orang yang tidak najis, dan tidak dalam perjalanan,
tetapi lalai merayakan Paskah, orang itu harus dilenyapkan dari antara
orang-orang sebangsanya, sebab ia tidak mempersembahkan persembahan yang kepada
TUHAN pada waktunya; orang itu akan menanggung akibat dosanya. Apabila seorang
asing yang telah menetap padamu hendak merayakan Paskah bagi TUHAN, maka
haruslah ia merayakannya menurut segala ketetapan dan peraturan Paskah. Satu
ketetapan harus berlaku bagi kamu, baik bagi orang asing maupun bagi orang Israel
asli."
Imamat 1:1-3:17
Korban bakaran
TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam
Kemah Pertemuan: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada
mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada
TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni
dari lembu sapi atau dari kambing domba.
Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu,
haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus
membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia. Lalu ia
harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya
persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya. Kemudian
haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun,
imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada
sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan. Kemudian haruslah ia
menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
Anak-anak imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di
atas api itu. Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala
serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah. Tetapi isi
perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus
dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban
api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari
kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia
mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Haruslah ia menyembelihnya
pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun,
imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. Kemudian
haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama
kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang
sedang menyala di atas mezbah. Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya
dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di
atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN.
Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran
dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau
dari anak burung merpati. Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas
kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada
dinding mezbah. Temboloknya serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan
dibuang ke samping mezbah sebelah timur, ke tempat abu. Dan ia harus mencabik
burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus
membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran,
suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."
Korban Sajian
"Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan
berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang
terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah
diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh
kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai
bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN. Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun
dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN.
Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa
korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari
tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan
minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. Jikalau persembahanmu
merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu
dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi.
Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah
korban sajian. Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak
di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama
minyak. Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah
kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang
membawanya ke mezbah. Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu
bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban
api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. Korban sajian selebihnya adalah
bagian Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban
api-apian TUHAN!
Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN
janganlah diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu
membakar sesuatupun sebagai korban api-apian bagi TUHAN. Tetapi sebagai
persembahan dari hasil pertama boleh kamu mempersembahkanny kepada TUHAN, hanya
janganlah dibawa ke atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan. Dan tiap-tiap
persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah
kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala
persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari
hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang
dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu
hasil gandummu. Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan ke atasnya;
itulah korban sajian. Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian
dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban
api-apian bagi TUHAN."
Korban Keselamatan
"Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan,
maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor
betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus
meletakkan tangannya di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di
depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah
menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. Kemudian dari korban
keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan
segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai korban api-apian bagi
TUHAN, dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada
pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang
itu. Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah, yakni di atas korban
bakaran yang sedang dibakar di atas api, sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN.
Jikalau persembahannya untuk korban keselamatan bagi TUHAN
adalah dari kambing domba, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia
mempersembahkan yang tidak bercela. Jikalau ia mempersembahkan seekor domba
sebagai persembahannya, ia harus membawanya ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus
meletakkan tangannya ke atas kepala persembahannya itu dan menyembelihnya di
depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada
mezbah sekelilingnya. Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus
mempersembahkan lemaknya sebagai korban api-apian bagi TUHAN, yakni segenap
ekornya yang berlemak yang harus dipotong dekat pada tulang belakang, dan lemak
yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu,
dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada
pinggang, dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu.
Imam harus membakarnya di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian
bagi TUHAN.
Jikalau persembahannya seekor kambing, ia harus membawanya
ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala kambing itu
dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus
menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. Kemudian dari kambing itu ia
harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang
melekat pada isi perut itu sebagai persembahannya berupa korban api-apian bagi
TUHAN, dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada
pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang
itu. Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa
korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan
TUHAN.
Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun
di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan
darah."
___
Ayo Saat Teduh: 16 Februari - Kasih Karunia dan Perbuatan Baik (3)
No comments:
Post a Comment