06 Oktober - Lukas
8:16-18; Markus 4:21-29; Matius 13:24-30; Markus 4:30-34; Matius 13:31-52;
Markus 4:35-41; Matius 8:23-27; Lukas 8:22-25
Perumpamaan tentang
pelita
(Catatan Lukas)
"Tidak ada orang
yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di
bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua
orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang
tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan
diketahui dan diumumkan. Karena itu,
perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa
yang ia anggap ada padanya."
Perumpamaan tentang
pelita
(Catatan Markus)
Lalu
Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di
bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki
dian. Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang
tidak akan tersingkap. Barangsiapa
mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Perumpamaan tentang ukuran
Lalu
Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi
kepadamu. Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya."
Perumpamaan tentang benih yang
tumbuh
Lalu
kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan
benih di tanah, lalu pada malam hari ia
tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas
itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya
dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah
cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Perumpamaan tentang
lalang di antara gandum
Yesus
membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di
ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang
tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu
pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan
mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan,
bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang
itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang
melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan
supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada
waktu kamu mencabut lalang itu.
Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu
aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah
berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam
lumbungku."
Permumpamaan tentang
biji sesawi
(Catatan Markus)
Kata-Nya
lagi: "Dengan
apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah
hendaknya kita menggambarkannya? Hal
Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu
yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan
menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan
cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam
naungannya." Dalam banyak
perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan
pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan
Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia
menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Permumpamaan tentang
biji sesawi
(Catatan Matius)
Yesus
membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di
ladangnya. Memang biji itu yang paling
kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih
besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung
di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Perumpamaan tentang ragi
Dan
Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung
terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Semuanya
itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa
perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh
nabi:
"Aku
mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan,
Aku
mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Penjelasan perumpamaan tentang
lalang di antara gandum
Maka
Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan
berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di
ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya:
"Orang
yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang
anak-anak si jahat. Musuh yang
menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para
penuai itu malaikat. Maka seperti lalang
itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api;
di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!"
Perumpamaan tentang harga terpendam
dan mutiara yang berharga
"Hal Kerajaan
Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu
dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh
miliknya lalu membeli ladang itu.
Demikian pula hal
Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang
indah. Setelah ditemukannya mutiara yang
sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara
itu."
Perumpamaan tentang pukat
"Demikian pula
hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu
mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah
mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik
mereka buang. Demikianlah juga pada
akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang
benar, lalu mencampakkan orang jahat ke
dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Mengertikah kamu
semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami
mengerti." Maka berkatalah Yesus
kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal
Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan
yang lama dari perbendaharaannya."
Angin ribut diredakan
(Catatan Markus)
Pada
hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah
kita bertolak ke seberang."
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus
beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu
lain juga menyertai Dia. Lalu
mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam
perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan
berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan
danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?" Mereka menjadi
sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang
ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Angin ribut diredakan
(Catatan Matius)
Lalu
Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di
danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan
Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus
menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya:
"Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Angin ribut diredakan
(Catatan Lukas)
Pada
suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan
Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau."
Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika
mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke
danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan
Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu
menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan
danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya
kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan
heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini,
sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat
kepada-Nya?"
___
Ayo
Saat Teduh: 06 Oktober – Yesus, Teladan Terbesar Dari Kebesaran Ilahi
No comments:
Post a Comment