25 Oktober - Matius
21:28-32; Markus 12:1-12; Matius 21:33-46; Lukas 20:9-19; Matius 22:1-14;
Markus 12:13-17; Matius 22:15-22; Lukas 20:20-26; Markus 12:18-27; Matius
22:23-33; Lukas 20:27-40
Perumpamaan tentang dua anak
"Tetapi apakah
pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada
anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun
anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa.
Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu
pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab:
Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua orang itu yang
melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang
terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan
mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan
kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan
perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya,
tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya
kepadanya."
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
(Catatan Markus)
Lalu
Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun
anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras
anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada
penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh
seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil
kebun itu dari mereka. Tetapi mereka
menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan
hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang
hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan
sangat mereka permalukan. Lalu ia
menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi
yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya
yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan
mereka segani. Tetapi
penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu
melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan
datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun
anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak
pernahkah kamu membaca nas ini:
Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:
hal itu terjadi dari
pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
Lalu
mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang
banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
(Catatan Matius)
"Dengarkanlah
suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan
menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan
mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu
kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh
hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap
itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang
lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari
pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan
mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya
kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat
anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke
luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya
dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada
waktunya." Kata Yesus kepada
mereka: "Belum
pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci:
Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:
hal itu terjadi dari
pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Sebab itu, Aku berkata
kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
(Dan barangsiapa jatuh
ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan
remuk.)"
Ketika
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan
Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia,
tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia
nabi.
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
(Catatan Lukas)
Lalu
Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur;
kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri
lain untuk waktu yang agak lama. Dan
ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada
penggarap-penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun
anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan
menyuruhnya pulang dengan tangan hampa. Sesudah
itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan
dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga,
tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilemparkan ke luar kebun
itu. Maka kata tuan kebun anggur itu:
Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia
mereka segani. Tetapi ketika
penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia
adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik
kita. Lalu mereka melemparkan dia ke
luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh
tuan kebun anggur itu dengan mereka? Ia
akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun
anggur itu kepada orang-orang lain." Mendengar itu mereka berkata:
"Sekali-kali jangan!" Tetapi
Yesus memandang mereka dan berkata: "Jika demikian apakah arti nas ini:
Batu yang dibuang oleh
tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan
hancur, dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk."
Lalu
ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu
juga, sebab mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan
perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak.
Perumpamaan tentang perjamuan kawin
Lalu
Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja,
yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya:
Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah
kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya
telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak
mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus
usahanya, dan yang lain menangkap
hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh
pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota
mereka. Sesudah itu ia berkata kepada
hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang
diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab
itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang
kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang
dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga
penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan
tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana
engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu
diam saja. Lalu kata raja itu kepada
hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam
kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi.
Sebab banyak yang
dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Tentang membayar pajak kepada Kaisar
(Catatan Markus)
Kemudian
disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia
dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu
datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak
mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala
kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?
Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi
Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada
mereka: "Gambar
dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan
Kaisar." Lalu kata Yesus kepada
mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka
sangat heran mendengar Dia.
Tentang membayar pajak kepada Kaisar
(Catatan Matius)
Kemudian
pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat
Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka
menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya
kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan
jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab
Engkau tidak mencari muka. Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" Tetapi Yesus mengetahui
kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang
munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata
uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar
dan tulisan siapakah ini?" Jawab
mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
Tentang membayar pajak kepada Kaisar
(Catatan Lukas)
Ahli-ahli
Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya
mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat
menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan
kuasa wali negeri. Orang-orang itu
mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala
perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan
dengan jujur mengajar jalan Allah. Apakah
kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang
licik itu, lalu berkata kepada mereka: "Tunjukkanlah
kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?"
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau
begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam
perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka
diam.
Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
(Catatan Markus)
Datanglah
kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada
kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang
mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi
tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan
membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang
perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati
dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak
meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun
mati. Pada hari kebangkitan, bilamana
mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya
telah beristerikan dia." Jawab
Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab
Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila
orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan
melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam
kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah
kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah
orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"
Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
(Catatan Matius)
Pada
hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa
tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika
seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang
bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak
mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga
sampai dengan yang ketujuh. Dan
akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh orang itu yang
menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah
beristerikan dia." Yesus menjawab
mereka: "Kamu
sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak
kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati
tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah
Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." Orang banyak yang mendengar itu takjub akan
pengajaran-Nya.
Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
(Catatan Lukas)
Maka
datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya
kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang
mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak
meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan
membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang
perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang
kedua, dan oleh yang ketiga dan
demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan
tidak meninggalkan anak. Akhirnya
perempuan itupun mati. Bagaimana
sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi
suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan
dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang
dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi
mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan
dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak
dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat
mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak
Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam
nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata:
"Guru, jawab-Mu itu tepat sekali."
Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
___
Ayo
Saat Teduh: 25 Oktober – Oleh Iman Nuh Membuat Bahtera
No comments:
Post a Comment