17 Oktober - Lukas
12:35-13:21; Yohanes 9:1-41
Kewaspadaan
"Hendaklah pinggangmu tetap
berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan
hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang
pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka
pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba
yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan,
dan ia akan datang melayani mereka. Dan
apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka
berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan
datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
Kata Petrus:
"Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga
semua orang?" Jawab Tuhan: "Jadi,
siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh
tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada
mereka pada waktunya? Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu
datang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu
jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai
memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan
mabuk, maka tuan hamba itu akan datang
pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan
akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
Adapun hamba yang tahu akan kehendak
tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang
dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak
tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima
sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan
banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan
lebih banyak lagi dituntut."
Yesus membawa
pemisahan
"Aku datang untuk melemparkan
api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah
susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada
pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua
melawan tiga. Mereka akan saling
bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan
ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu
mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu
mertuanya."
Menilai zaman
Yesus berkata pula kepada orang
banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu
berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan
bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit
kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
Dan mengapakah engkau juga tidak
memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab,
jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai
dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan
engkau ke dalam penjara. Aku berkata
kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu
sampai lunas."
Dosa and penderitaan
Pada waktu
itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang
Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka
persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu
orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea
yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua
akan binasa atas cara demikian. Atau
sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih
besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di
Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu.
Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian."
Perumpamaan tentang
pohon ara yang tidak berbuah
Lalu Yesus
mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun
anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak
menemukannya. Lalu ia berkata kepada
pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon
ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di
tanah ini dengan percuma! Jawab orang
itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Menyembuhkan orang
pada hari Sabat
Pada suatu
kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah
delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan
itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus
menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak:
"Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari
itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai
orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau
keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat
minuman? Bukankah perempuan ini, yang
sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya
itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" Dan waktu Ia berkata demikian, semua
lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara
mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Perumpamaan tentang
biji sesawi dan ragi
Maka kata
Yesus: "Seumpama
apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan
ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan
burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan
mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia
seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung
terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Orang yang buta sejak
lahirnya
Waktu Yesus
sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya:
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya,
sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab
Yesus: "Bukan
dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus
dinyatakan di dalam dia. Kita harus
mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang
malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang
dunia." Setelah Ia
mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan
tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah,
basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang
diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali
dengan matanya sudah melek.
Tetapi
tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis,
berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah
ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan
dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu
menjadi melek?" Jawabnya:
"Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku
dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku
pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat." Lalu mereka berkata kepadanya: "Di
manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Lalu mereka
membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan
memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya
menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu
aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu:
"Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari
Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat
membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara
mereka. Lalu kata mereka pula kepada
orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah
memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi." Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya,
bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil
orang tuanya dan bertanya kepada mereka:
"Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu
bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami
dan bahwa ia lahir buta, tetapi
bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan
matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa,
ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata demikian, karena mereka
takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat
bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata:
"Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
Lalu mereka
memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya:
"Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang
berdosa." Jawabnya: "Apakah
orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa
aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." Kata mereka kepadanya: "Apakah yang
diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?" Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan
kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?" Sambil mengejek mereka berkata kepadanya:
"Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada
Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang." Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh
juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan
mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak
mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang
melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu
sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata
orang yang lahir buta. Jikalau orang itu
tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama
sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir
dia ke luar.
Yesus
mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan
dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya
aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus
kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata
dengan engkau, Dialah itu!" Katanya:
"Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia
untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan
supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." Kata-kata itu didengar oleh beberapa
orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah
itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi
karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."
___
Ayo Saat Teduh:
17 Oktober – Kepastian Keselamatan Melalui Iman
No comments:
Post a Comment