09 November - Kisah
Para Rasul 6:1-8:1
Tujuh orang dipilih untuk melayani orang miskin
Pada masa
itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara
orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu
memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas,
karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh
orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya
kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan
supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan
Firman." Usul itu diterima baik
oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan
Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus,
seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa
dan meletakkan tangan di atas mereka.
Firman Allah
makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga
sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Tuduhan terhadap Stefanus
Dan
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan
tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi
tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang
Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari
Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.
Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia
berbicara. Lalu mereka menghasut
beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata
hujat terhadap Musa dan Allah." Dengan
jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta
tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan
membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu
mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus
mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan,
bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat
istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah
Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka
seorang malaikat.
Pembelaan Stefanus
Kata Imam
Besar: "Benarkah demikian?" Jawab
Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang
Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika
ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu. Maka keluarlah ia dari negeri
orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah
menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; dan di situ Allah tidak memberikan milik
pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan
memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya,
walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak. Beginilah firman Allah, yaitu bahwa
keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan
diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka
itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ
dan beribadah kepada-Ku di tempat ini. Lalu
Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham
memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak
memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur
kita.
Karena iri
hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah
menyertai dia, dan melepaskannya dari
segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika
ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah
Mesir dan atas seluruh istananya. Maka
datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta
penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah
Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan
mereka yang pertama; pada kunjungan
mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu
ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun.
Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak
saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek
moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke
Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan
sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem. Tetapi makin dekat genapnya janji yang
diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di
Mesir, sampai bangkit seorang raja lain
memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap
bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi
mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang. Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di
mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun
memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri. Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang
Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Pada waktu
ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk
mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh
seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang
Mesir itu. Pada sangkanya
saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka,
tetapi mereka tidak mengerti. Pada
keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu
ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini
bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan
berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas
kami? Apakah engkau bermaksud membunuh
aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan
hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang
anak laki-laki.
Dan sesudah
empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung
Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa heran tentang penglihatan itu, dan
ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan
kepadanya: Akulah Allah nenek moyangmu,
Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi
melihatnya. Lalu firman Allah kepadanya:
Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu,
adalah tanah yang kudus. Aku telah
memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah
mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka;
karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
Musa ini,
yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau
menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai
pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di
semak duri itu. Dialah yang membawa
mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir,
di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. Musa ini pulalah yang berkata kepada orang
Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara
saudara-saudaramu. Musa inilah yang
menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang
berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang
menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya,
malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk
kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah
memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi
dengan dia. Lalu pada waktu itu mereka
membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu
dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. Maka berpalinglah Allah dari mereka dan
membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis
dalam kitab nabi-nabi:
Apakah kamu
mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan
selama empat
puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?
Tidak
pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan,
patung-patung
yang kamu buat itu untuk disembah.
Maka Aku
akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel.
Kemah
Kesaksian ada pada nenek moyang kita di padang gurun, seperti yang
diperintahkan Allah kepada Musa untuk membuatnya menurut contoh yang telah
dilihatnya. Kemah itu yang diterima
nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini,
yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari
depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud. Daud telah mendapat kasih karunia di hadapan
Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendirikan suatu tempat
kediaman bagi Allah Yakub. Tetapi
Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah. Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam
apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi:
Langit
adalah takhta-Ku,
dan bumi
adalah tumpuan kaki-Ku.
Rumah apakah
yang akan kamu dirikan bagi-Ku,
demikian
firman Tuhan,
tempat
apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Bukankah
tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini?
Hai
orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu
selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga
kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak
dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih
dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu
khianati dan kamu bunuh. Kamu telah
menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu
tidak menurutinya."
Stefanus di bunuh – Saulus hadir
Ketika
anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati
mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus,
menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah
kanan Allah. Lalu katanya:
"Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah
kanan Allah." Maka
berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu
dia. Mereka menyeret dia ke luar kota,
lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki
seorang muda yang bernama Saulus. Sedang
mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah
rohku." Sambil berlutut ia berseru
dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada
mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Saulus juga
setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah
penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali
rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
___
Ayo Saat
Teduh: 09 November – Oleh Iman Daud dan Samuel Menjadi Pahlawan
No comments:
Post a Comment