10 November - Kisah
Para Rasul 8:1-9:43
Penganiayaan terhadap
jemaat di Yerusalem
Saulus juga
setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang
hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar
ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan
sangat. Tetapi Saulus berusaha
membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki
dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam
penjara.
Filipus di Samaria
Mereka yang
tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria
dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan
Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat
hati menerima apa yang diberitakannya itu.
Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu
sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang
timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah
besar sukacita dalam kota itu.
Seorang yang
bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan
rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan
berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa
Besar." Dan mereka mengikutinya,
karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus
yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus,
dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. Simon sendiri juga menjadi percaya, dan
sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika
ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.
Ketika
rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman
Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa,
supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas
seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan
Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan
tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh
Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan
uang kepada mereka, serta berkata:
"Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku
di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." Tetapi Petrus berkata kepadanya:
"Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau
menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara
ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.
Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya
Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat,
bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam
kejahatan." Jawab Simon:
"Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan
kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu."
Setelah
keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem
dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di
Samaria.
Sida-sida dari Etiopia
Kemudian
berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan
berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke
Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.
Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida,
pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi
ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang
orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil
membaca kitab nabi Yesaya. Lalu kata Roh
kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera ke situ dan mendengar
sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah
tuan apa yang tuan baca itu?"
Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang
membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di
sampingnya. Nas yang dibacanya itu
berbunyi seperti berikut:
Seperti
seekor domba Ia dibawa ke pembantaian;
dan seperti
anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya,
demikianlah
Ia tidak membuka mulut-Nya.
Dalam
kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya;
siapakah
yang akan menceriterakan asal-usul-Nya?
Sebab
nyawa-Nya diambil dari bumi.
Maka kata
sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah
nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang
lain?" Maka mulailah Filipus
berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan
tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di
situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" (Sahut Filipus: "Jika tuan percaya
dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus
Kristus adalah Anak Allah.") Lalu
orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam
air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan
tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia
meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan
memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Saulus bertobat
Sementara
itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan.
Ia menghadap Imam Besar, dan meminta
surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,
supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan,
ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
Dalam
perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya
memancar dari langit mengelilingi dia.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata
kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau,
Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota,
di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Maka termangu-mangulah teman-temannya
seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat
seorang jugapun. Saulus bangun dan
berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka
harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak
makan dan minum.
Di Damsyik
ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu
penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang
bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang
bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan
dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke
dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat
lagi." Jawab Ananias:
"Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa
banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di
Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan
kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil
nama-Mu." Tetapi firman Tuhan
kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk
memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang
Israel. Aku sendiri akan menunjukkan
kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena
nama-Ku." Lalu pergilah
Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas
Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan
diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya
engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Dan seketika itu juga seolah-olah selaput
gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu
dibaptis.
Saulus dalam lingkungan saudara-saudara
Dan setelah
ia makan, pulihlah kekuatannya.
Saulus
tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di
rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan
berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa
yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud
untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?" Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya
dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia
membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.
Beberapa
hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh
Saulus. Tetapi maksud jahat itu
diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu
gerbang kota, supaya dapat membunuh dia.
Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan
menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.
Setibanya di
Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya
takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang
murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan
membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana
Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan
bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka
di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan
orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh
dia. Akan tetapi setelah hal itu
diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea
dan dari situ membantu dia ke Tarsus.
Selama
beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan
damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin
bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Petrus menyembuhkan Eneas dan membangkitkan Dorkas
Pada waktu
itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam
perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas,
yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus
Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!"
Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada
Tuhan.
Di Yope ada
seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan
itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu
meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid
mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan
permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami." Maka berkemaslah Petrus dan berangkat
bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan
semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan
kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar,
lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata:
"Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat
Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus
memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang
kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu
hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh
Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Kemudian dari pada itu Petrus tinggal
beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak
kulit.
___
No comments:
Post a Comment