15 November - Kisah
Para Rasul 15:22-17:15
Jawab
kepada Antiokhia
Maka
rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan
untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia
bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan
Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya:
"Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada
saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa
lain. Kami telah mendengar, bahwa ada
beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah
menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah
memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama
dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,
yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan
kita Yesus Kristus. Maka kami telah
mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang
tertulis ini juga kepada kamu. Sebab
adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan
ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang
dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati
dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini,
kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Setelah berpamitan,
Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat
berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita
karena isinya yang menghiburkan. Yudas
dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan
menguatkan hati mereka. Dan sesudah
beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka
dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya. (Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di
situ.)
Perselisihan antara Paulus dan Barnabas
Paulus dan
Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak
orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan. Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah
Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita
di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat,
bagaimana keadaan mereka." Barnabas
ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;
tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang
yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja
bersama-sama dengan mereka. Hal itu
menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas
membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah
diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan berangkatlah ia mengelilingi Siria dan
Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.
Timotius turut serta dengan Paulus
Paulus
datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius;
ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya
seorang Yunani. Timotius ini dikenal
baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam
perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah
itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
Paulus menyeberang ke Makedonia
Dalam
perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan
keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem
dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya.
Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin
bertambah besar jumlahnya.
Mereka
melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka
untuk memberitakan Injil di Asia. Dan
setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus
tidak mengizinkan mereka. Setelah
melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang
Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah
ke mari dan tolonglah kami!" Setelah
Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk
berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan,
bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di
sana.
Lalu kami
bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya
tibalah kami di Neapolis; dari situ kami
ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang
Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.
Paulus di Filipi
Pada hari
Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan
tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami
berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. Seorang dari perempuan-perempuan itu yang
bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota
Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia
memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak
kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya
kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami
menerimanya.
Pada suatu
kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang
hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya
tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.
Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya:
"Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan
kepadamu jalan kepada keselamatan."
Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak
tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu:
"Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan
ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.
Kepala penjara Filipi
Ketika
tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan
lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk
menghadap penguasa. Setelah mereka
membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka,
katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang
Yahudi, dan mereka mengajarkan adat
istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau
menurutinya." Juga orang banyak
bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan
pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.
Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara.
Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara
memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki
mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi
kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat,
sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua
pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu
penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia
menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di
sini!" Kepala penjara itu menyuruh
membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan
Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke
luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya
aku selamat?" Jawab mereka:
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan
seisi rumahmu." Lalu mereka
memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di
rumahnya. Pada jam itu juga kepala
penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan
keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu
ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia
sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada
Allah.
Setelah hari
siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala
penjara dengan pesan: "Lepaskanlah kedua orang itu!" Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada
Paulus, katanya: "Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu;
jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat!" Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu:
"Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di
muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau
mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka
datang sendiri dan membawa kami ke luar."
Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar
kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka
takutlah mereka. Mereka datang minta
maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka
meninggalkan kota itu. Lalu mereka
meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan
saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul
itu.
Keributan di Tesalonika
Paulus dan
Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di
situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi.
Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat
berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab
Suci. Ia menerangkannya kepada mereka
dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang
mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan
kepadamu." Beberapa orang dari
mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga
sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit
perempuan-perempuan terkemuka.
Tetapi
orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat
dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan
mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan
Paulus dan Silas kepada sidang rakyat. Tetapi
ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa
saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya:
"Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke
mari, dan Yason menerima mereka
menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan
Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus." Ketika orang banyak dan pembesar-pembesar
kota mendengar semuanya itu, mereka menjadi gelisah. Tetapi setelah mereka mendapat jaminan dari
Yason dan dari saudara-saudara lain, merekapun dilepaskan.
Paulus dan Silas di Berea
Tetapi pada
malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas
berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang
Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu
lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka
menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka
menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya;
juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki
Yunani. Tetapi ketika orang-orang Yahudi
dari Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh
Paulus, datang jugalah mereka ke sana menghasut dan menggelisahkan hati orang
banyak. Tetapi saudara-saudara menyuruh
Paulus segera berangkat menuju ke pantai laut, tetapi Silas dan Timotius masih
tinggal di Berea.
Orang-orang
yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan
kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya.
___
No comments:
Post a Comment