03 Desember - Kisah
Para Rasul 21:37-23:35
Paulus ditangkap dan
minta izin berbicara kepada orang Yahudi
Ketika
Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu:
"Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah
engkau bahasa Yunani? Jadi engkau bukan
orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan
empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?" Paulus menjawab: "Aku adalah orang
Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya
aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."
Sesudah
Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan
memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah
tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya:
"Hai
saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu
sebagai pembelaan diri." Ketika
orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah
mereka. Ia berkata: "Aku adalah
orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini;
dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita,
sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu
semua pada waktu ini. Dan aku telah
menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan
perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun
Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa
surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk
menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa
mereka ke Yerusalem untuk dihukum.
Tetapi dalam
perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari,
tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi
aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku
mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah
Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat
cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus
kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan
diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Dan karena aku tidak dapat melihat oleh
karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku
memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik.
Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum
Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata:
Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku
melihat kembali dan menatap dia. Lalu
katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui
kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar
dari mulut-Nya. Sebab engkau harus
menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang
kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau
masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan
sambil berseru kepada nama Tuhan!
Sesudah aku
kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku
diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat
Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka
tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang
pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan
mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu,
ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga
pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi
kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini
kepada bangsa-bangsa lain."
Rakyat
mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka
mulai berteriak, katanya: "Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak
layak hidup!"
Di dalam markas
Mereka terus berteriak sambil melemparkan jubah
mereka dan menghamburkan debu ke udara. Karena
itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh
memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak
itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia.
Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada
perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum,
apalagi tanpa diadili?" Mendengar
perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya:
"Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum." Maka datanglah kepala pasukan itu kepada
Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?"
Jawab Paulus: "Benar." Lalu
kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang
mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena
kelahiranku." Maka mereka yang
harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah
ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.
Paulus di hadapan
Mahkamah Agama
Namun kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan
teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu pada
keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan,
supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa
Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka.
Sambil
menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai
saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani
yang murni di hadapan Allah." Tetapi
Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar
mulut Paulus. Membalas itu Paulus
berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur
putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat,
namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar
aku." Dan orang-orang yang hadir di
situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku
tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau
berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!" Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari
mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang
Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai
saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku
dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang
mati." Ketika ia berkata demikian,
timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan
terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab
orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada
malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa
ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras,
katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang
ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara
kepadanya." Maka terjadilah
perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan
mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke
bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke
markas.
Pada malam
berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah
hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di
Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Komplotan orang-orang
Yahudi
Dan setelah hari siang orang-orang Yahudi
mengadakan komplotan dan bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa mereka tidak
akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus. Jumlah mereka yang mengadakan komplotan itu
lebih dari pada empat puluh orang. Mereka
pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata: "Kami
telah bersumpah dengan mengutuk diri, bahwa kami tidak akan makan atau minum,
sebelum kami membunuh Paulus. Karena itu
hendaklah kamu bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala
pasukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah kamu
hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami sudah siap
sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu."
Akan tetapi
kemenakan Paulus, anak saudaranya perempuan, mendengar tentang penghadangan
itu. Ia datang ke markas dan setelah diizinkan masuk, ia memberitahukannya
kepada Paulus. Lalu Paulus memanggil
salah seorang perwira dan berkata kepadanya: "Bawalah anak ini kepada
kepala pasukan, karena ada sesuatu yang perlu diberitahukannya
kepadanya." Perwira itu membawanya
kepada kepala pasukan dan berkata: "Paulus orang tahanan itu, memanggil
aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda ini kepadamu, sebab ada yang
perlu diberitahukannya kepadamu." Maka
kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya ke samping
dan bertanya: "Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?" Jawabnya: "Orang-orang Yahudi telah
bersepakat untuk meminta kepadamu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi
ke Mahkamah Agama, seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang
lebih teliti dari padanya. Akan tetapi
janganlah engkau mendengarkan mereka, sebab lebih dari pada empat puluh orang
dari mereka telah siap untuk menghadang dia. Mereka telah bersumpah dengan
mengutuk diri, bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka
membunuh dia; sekarang mereka telah siap sedia dan hanya menantikan
keputusanmu." Lalu kepala pasukan
menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya: "Jangan katakan
kepada siapapun juga, bahwa engkau telah memberitahukan hal ini
kepadaku."
Paulus dipindahkan ke
Kaisarea
Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan
berkata: "Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea
beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing,
kira-kira pada jam sembilan malam ini. Sediakan
juga beberapa keledai tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat
kepada wali negeri Feliks." Dan ia
menulis surat, yang isinya sebagai berikut:
"Salam
dari Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia.
Orang ini
ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku
datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa
ia adalah warganegara Roma. Untuk
mengetahui apa alasannya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah
Agama mereka. Ternyatalah bagiku, bahwa
ia didakwa karena soal-soal hukum Taurat mereka, tetapi tidak ada tuduhan, atas
mana ia patut dihukum mati atau dipenjarakan.
Kepadaku telah diberitahukan, bahwa ada komplotan merencanakan membunuh
dia. Karena itu aku segera menyuruh membawa dia kepadamu, sedang kepada para
pendakwa telah kuberitahukan, bahwa mereka harus mengajukan perkara itu
kepadamu."
Lalu
prajurit-prajurit itu mengambil Paulus sesuai dengan yang diperintahkan kepada
mereka dan membawanya pada waktu malam ke Antipatris. Pada keesokan harinya mereka membiarkan
orang-orang berkuda dan Paulus meneruskan perjalanan, dan mereka sendiri pulang
ke markas. Setibanya di Kaisarea
orang-orang berkuda itu menyampaikan surat itu kepada wali negeri serta
menyerahkan Paulus kepadanya. Dan
setelah membaca surat itu, wali negeri itu menanyakan Paulus dari propinsi
manakah asalnya. Dan ketika ia mendengar, bahwa Paulus dari Kilikia, ia berkata: "Aku akan memeriksa
perkaramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini." Lalu ia menyuruh
menahan Paulus di istana Herodes.
___
Ayo Saat
Teduh: 03 Desember – Tetap Tinggal Dalam Firman Kasih Karunia-Nya (2)
No comments:
Post a Comment