19 Desember - Ibrani
8:1-10:39
Surat kepada orang
Ibrani (lanjutan)
Inti segala
yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang
duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus,
yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh
manusia. Sebab setiap Imam Besar
ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus
perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena
di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum
Taurat. Pelayanan mereka adalah gambaran
dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada
Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian
firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah
ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung,
karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan
atas janji yang lebih tinggi.
Sebab,
sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi
tempat untuk yang kedua. Sebab Ia
menegor mereka ketika Ia berkata:
"Sesungguhnya, akan datang waktunya,"
demikianlah firman Tuhan,
"Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan
seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu
Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.
Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku,
dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan
kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan.
"Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka
dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama
warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan!
Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal
Aku.
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap
kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Oleh karena
Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama
sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan
usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Memang
perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan
untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan
di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut
tempat yang kudus. Di belakang tirai
yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan
dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam
tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang
pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang
menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang
secara terperinci.
Demikianlah
caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam
kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam
Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan
karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh
umatnya dengan tidak sadar. Dengan ini
Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka,
selama kemah yang pertama itu masih ada.
Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban
dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya
menurut hati nurani mereka, karena
semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah
peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu
pembaharuan.
Tetapi
Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan
datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang
bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini,
-- dan Ia telah masuk satu kali untuk
selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah
lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis,
sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak
bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang
sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Karena itu
Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah
terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati
untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian
yang pertama. Sebab di mana ada wasiat,
di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau
pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat
itu masih hidup. Itulah sebabnya, maka
perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. Sebab sesudah Musa memberitahukan semua
perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan
darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab
itu sendiri dan seluruh umat, sambil
berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi
kamu." Dan juga kemah dan semua
alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah. Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut
hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan.
Jadi segala
sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara
demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang
lebih baik dari pada itu. Sebab Kristus
bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan
gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk
menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya
sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan
darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab
jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir
untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan
sesudah itu dihakimi, demikian pula
Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak
orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung
dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak
mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak
mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar
lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap
tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa.
Karena itu
ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
"Korban dan persembahan tidak Engkau
kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan.
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya
Allah-Ku."
Di atas Ia
berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa
tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun
dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan
kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah
dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus
Kristus.
Selanjutnya
setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang
mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan
dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan
hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah
kanan Allah, dan sekarang Ia hanya
menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan
kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia
telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi
kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia
berfirman:
"Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan
mereka sesudah waktu itu,"
Ia berfirman
pula:
"Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati
mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan
kesalahan mereka."
Jadi apabila
untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban
karena dosa.
Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus, karena Ia telah
membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya
sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam
Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena
itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan
iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang
jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan
tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya
kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Sebab jika
kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang
mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua
orang durhaka. Jika ada orang yang
menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua
atau tiga orang saksi. Betapa lebih
beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak
Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang
menghina Roh kasih karunia? Sebab kita
mengenal Dia yang berkata:
"Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan
menuntut pembalasan."
Dan lagi:
"Tuhan akan menghakimi umat-Nya."
Ngeri benar,
kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak
menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh
cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan
mereka yang diperlakukan sedemikian. Memang
kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan
ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu
tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap
sifatnya. Sebab itu janganlah kamu
melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan
itu. "Sebab sedikit, bahkan sangat
sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang
benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak
berkenan kepadanya." Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup.
___
Ayo Saat
Teduh: 19 Desember – Mengikut Yesus Sebagai Murid (1)
No comments:
Post a Comment