18 Desember - Ibrani
4:14-7:28
Surat kepada orang
Ibrani (lanjutan)
Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah
imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Sebab setiap
imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam
hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban
karena dosa. Ia harus dapat mengerti
orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh
dengan kelemahan, yang mengharuskannya
untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga
bagi dirinya sendiri. Dan tidak
seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil
untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus tidak memuliakan
diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang
berfirman kepada-Nya:
"Anak-Ku Engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari
ini",
sebagaimana
firman-Nya dalam suatu nas lain:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek."
Dalam
hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut,
dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya, dan Ia
dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Tentang hal
itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena
kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia
tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang
dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang
baik dari pada yang jahat.
Sebab itu
marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan
beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar
pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada
Allah, yaitu ajaran tentang pelbagai
pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah
mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah
diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah
mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan
yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan
datang, namun yang murtad lagi, tidak
mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka
menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka
umum. Sebab tanah yang menghisap air
hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang
berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak
duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang
berakhir dengan pembakaran.
Tetapi, hai
saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu,
kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung
keselamatan. Sebab Allah bukan tidak
adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan
terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu
lakukan sampai sekarang. Tetapi kami
ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk
menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi
menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian
dalam apa yang dijanjikan Allah.
Sebab ketika
Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri,
karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan
memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat
banyak." Abraham menanti dengan
sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih
tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala
bantahan. Karena itu, untuk lebih
meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya,
Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah
tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang
kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan
aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis
bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai
selama-lamanya.
Sebab
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia. Kepadanyapun Abraham
memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah
pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai
sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak
beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak
berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi
imam sampai selama-lamanya.
Camkanlah
betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita,
memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima
jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan
dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga
adalah keturunan Abraham. Tetapi
Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan
memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji. Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang
lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.
Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia,
yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup. Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan
perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima
persepuluhan, sebab ia masih berada
dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya
itu.
Karena itu,
andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu
umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain
ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia
tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum
Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan
di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah
melayani di mezbah. Sebab telah
diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai
suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau
ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan
peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat
binasa. Sebab tentang Dia diberi
kesaksian:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya,
menurut peraturan Melkisedek."
Memang suatu
hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan
dan karena itu tidak berguna, --sebab
hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan--tetapi sekarang
ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada
Allah. Dan sama seperti hal ini tidak
terjadi tanpa sumpah--memang mereka telah menjadi imam tanpa sumpah, tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia
yang berfirman kepada-Nya:
"Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan
menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya" --
demikian
pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat. Dan dalam jumlah yang besar mereka telah
menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya,
imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan
dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Sebab Imam
Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa
noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga, yang tidak
seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban
untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu
telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan
diri-Nya sendiri sebagai korban. Sebab
hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar,
tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak,
yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.
___
No comments:
Post a Comment