20 Desember -
Ibrani 11:1-12:29
Surat kepada orang
Ibrani (lanjutan)
Iman adalah
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah
telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
Karena iman
kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga
apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Karena iman
Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban
Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar,
karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih
berbicara, sesudah ia mati.
Karena iman
Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan,
karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh
kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Karena iman,
maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan
taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu
ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan
imannya.
Karena iman
Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui
tempat yang ia tujui. Karena iman ia
diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ
ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji
yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan
kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Karena iman
ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya
sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, maka dari satu orang,
malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
Dalam iman
mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang
dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai
kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di
bumi ini. Sebab mereka yang berkata
demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka
ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu
tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia
telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Karena iman
maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah
menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan:
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut
keturunanmu." Karena ia berpikir,
bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang
mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Karena iman
maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub
dan Esau.
Karena iman
maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu
menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. Karena iman maka Yusuf menjelang matinya
memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang
tulang-belulangnya.
Karena iman
maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya,
karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan
perintah raja.
Karena iman
maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara
dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari
dosa. Ia menganggap penghinaan karena
Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab
pandangannya ia arahkan kepada upah.
Karena iman
maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia
bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Karena iman
maka ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak
sulung jangan menyentuh mereka.
Karena iman
maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering,
sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
Karena iman
maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari
lamanya.
Karena iman
maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan
orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan
baik.
Dan apakah
lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak
menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para
nabi, yang karena iman telah menaklukkan
kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup
mulut singa-singa, memadamkan api yang
dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam
kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur
pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu
telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan.
Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima
pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang
dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka
dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan
berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan
dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi
mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan
celah-celah gunung. Dan mereka semua
tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah
memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang
lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada
kesempurnaan.
Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba
dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia,
yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak
orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum
sampai mencucurkan darah. Dan sudah
lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak:
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan
Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap
orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya
kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita
harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang
pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Sebab itu
kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga
yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah
supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan
banyak orang. Janganlah ada orang yang
menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual
hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu,
ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya,
sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Sebab kamu
tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala,
kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai,
kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang
mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah
ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari
dengan batu." Dan sangat mengerikan
pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat
gemetar." Tetapi kamu sudah datang
ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada
beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan
kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru,
dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah
Habel.
Jagalah
supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang
menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita,
jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi,
tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan
menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk
kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya
tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab
Allah kita adalah api yang menghanguskan.
___
Ayo Saat
Teduh: 20 Desember – Mengikut Yesus Sebagai Murid (2)
No comments:
Post a Comment