17 Desember - Ibrani
1:1-4:13
Surat kepada orang
Ibrani
Setelah pada
zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima
segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada
malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih
indah dari pada nama mereka.
Karena
kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan:
"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini?"
dan
"Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi
Anak-Ku?"
Dan ketika
Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata:
"Semua malaikat Allah harus menyembah
Dia."
Dan tentang
malaikat-malaikat Ia berkata:
"Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi
badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Tetapi
tentang Anak Ia berkata:
"Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya
dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci
kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak
sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
Dan:
"Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah
meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap
ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka,
dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan
tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."
Dan kepada
siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata:
"Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?"
Bukankah
mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka
yang harus memperoleh keselamatan?
Karena itu
harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita
jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau
firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan
setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita
menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh
Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang
dapat dipercayai, sedangkan Allah
meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh
berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang
dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Sebab bukan
kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita
bicarakan ini. Ada orang yang pernah
memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya:
"Apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu
yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya."
Sebab dalam
menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatupun yang Ia kecualikan,
yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa
segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya.
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah
dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena
penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih
karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.
Sebab memang
sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu
dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga
menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan
penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan
dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia
tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya:
"Aku akan memberitakan nama-Mu kepada
saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,"
dan lagi:
"Aku akan menaruh kepercayaan
kepada-Nya,"
dan lagi:
"Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang
telah diberikan Allah kepada-Ku."
Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut. Sebab
sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan
Abraham yang Ia kasihani. Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia
dapat menolong mereka yang dicobai.
Sebab itu,
hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi,
pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah
menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan
lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari
pada rumah yang dibangunnya. Sebab
setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala
sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang
setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang
apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi
Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita,
jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan
pengharapan yang kita megahkan.
Sebab itu,
seperti yang dikatakan Roh Kudus:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-Nya, janganlah keraskan hatimu
seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan
jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh
tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka
kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak
mengenal jalan-Ku, sehingga Aku
bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku."
Waspadalah,
hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya
jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain
setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan
ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam
Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan
iman kita yang semula. Tetapi apabila
pernah dikatakan:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
siapakah
mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya?
Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun
lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di
padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia
sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka
yang tidak taat? Demikianlah kita lihat,
bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
Sebab itu,
baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap
ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih
berlaku. Karena kepada kita diberitakan
juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu
tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan
mereka yang mendengarnya. Sebab kita
yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan:
"Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku:
Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,"
sekalipun
pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan
di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala
pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu
kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang
akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih
dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan
mereka. Sebab itu Ia menetapkan pula
suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman
dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas:
"Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Sebab,
andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah
tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian,
hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab
barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti
dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk
ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh
ketidaktaatan itu juga.
Sebab firman
Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia
menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang
tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan
mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
___
No comments:
Post a Comment